Perkembangan E-Commerce di Indonesia: Peluang, Tantangan, dan Transformasi Ekonomi Digital
E-commerce, atau biasanya disebut dengan perdagangan elektronik, merupakan suatu aktivitas jual beli barang atau jasa secara online melalui internet, aktivitas tersebut mencakup berbagai transaksi yang dilakukan tanpa perlu tatap muka secara langsung. Di Indonesia, e-commerce mengalami perkembangan pesat, terutama selama pandemi COVID-19, dimana pandemi tersebutlah yang memicu perubahan perilaku belanja masyarakat yang sebelumnya masih menggunakan sistem tunai / transaksi langsung ditempat, sekarang sudah mulai beralih ke sistem daring / transaksi secara digital. Pertumbuhan ini juga didorong oleh kemudahan akses, promosi menarik, pengaruh sosial, iklan masif maupun tren yang ada (Nopiah et al., 2024, p. 1).
Di dalam ekosistem e-commerce, terdapat marketplace, yang merupakan platform yang membuka peluang bagi berbagai penjual untuk menawarkan produk secara bersamaan. Marketplace berfungsi sebagai perantara antara penjual dan pembeli, sebagai contoh marketplace yang terkenal di Indonesia yaitu seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada. Perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace terletak pada lingkup dan perannya: e-commerce mencakup semua jenis transaksi online, sementara marketplace adalah salah satu bentuk dari e-commerce yang memfasilitasi interaksi antara penjual dan pembeli (Idris, 2024).
Era digitalisasi ini e-commerce memberikan banyak peluang bagi pelaku bisnis. Dimana dengan menggunakan platform online, mereka dapat menjangkau pelanggan secara lebih luas di berbagai daerah tanpa batasan geografis. Tidak hanya itu saja, melainkan platform online juga dapat membantu pelaku bisnis dalam mengurangi biaya operasional seperti biaya sewa offline store maupun biaya karyawan di offline store. E-commerce juga memudahkan pelaku bisnis dalam mengumpulkan data konsumen dengan lebih mudah karena dibantu oleh teknologi yang digunakan. Namun, dibalik semua manfaat tersebut, terdapat juga berbagai tantangan, seperti persaingan yang ketat, rendahnya kepercayaan konsumen terhadap transaksi online, serta masalah keamanan informasi (Ma’soem University, 2023).
Meskipun berpotensi mendukung pertumbuhan ekonomi, namun banyak juga dampak negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2019 hingga 2021. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan infrastruktur yang memadai, kualitas internet yang rendah, dan masalah keamanan siber yang lemah di Indonesia (Nopiah et al., 2024, p. 1). Dapat dilihat bahwa saat ini masih banyak pengguna platform seperti masyarakat sebagai pembeli maupun pelaku bisnis sebagai penjual yang menjadi korban dari penipuan platform online maupun korban dari pencurian data penting. Dengan demikian, meskipun e-commerce memiliki banyak peluang dalam mengubah perekonomian digital, tantangan yang ada harus segera diatasi agar dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menggunakan platform digital.
Oleh sebab itu, untuk memaksimalkan potensi e-commerce dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, sangat diperlukan peningkatan kualitas infrastruktur, keamanan siber, dan promosi sistem pembayaran elektronik yang lebih aman dan baik lagi dari sebelumnya oleh pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dalam menangani hal tersebut. Namun diharapkan juga ketika sudah ditingkatkan kualitas-kualitas tersebut, para pengguna juga dapat menjadi lebih bijak lagi dalam bertransaksi secara online menggunakan platform-platform e-commerce dan jangan disalah gunakan.
Contoh Case Study : TikTok Shop
TikTok adalah salah satu platform media sosial yang berkembang pesat semenjak terjadinya pandemi COVID-19. Fokus utama aplikasi ini adalah sebagai tempat untuk membuat, mengedit, membagikan video pendek dan menonton video pendek, video pendek tersebut merupakan sebuah konten yang berdurasi sekitar 1 menit. Namun seiring berjalannya waktu banyak pengguna menyarankan Tiktok untuk menambah durasi video, mendengar hal tersebut saat ini Tiktok merubah maksimal durasi video menjadi 10 menit (Pratnyawan, 2024).
Walaupun pada awalnya TikTok dikenal sebagai aplikasi tentang video pendek, namun saat ini TikTok juga dikenal sebagai platform e-commerce. TikTok melihat bahwa adanya peluang besar jika mereka mampu menambahkan fitur e-commerce seperti platform Shopee, Tokopedia dan lainnya, mengingat bahwa fokus TikTok pada video pendek sangat cocok dipadukan dengan fitur belanja online, yaitu TikTok Shop. Melihat peluang tersebut, TikTok pun mengembangkan fitur TikTok Shop dan Showcase sebagai sarana bagi para pengguna dalam melakukan transaksi jual beli melalui video pendek yang ada di aplikasi TikTok maupun secara Live Streaming. Dimana melalui fitur TikTok Shop pengguna dapat melakukan aktivitas jual beli dan di fitur Showcase pengguna dapat melihat dan menampilkan produk yang dijualkan atau ditawarkan (TikTok, 2024).
REFERENSI
Idris, M. (2022, August 14). Pengertian e-Commerce Dan Bedanya dengan marketplace. KOMPAS.com. https://money.kompas.com/read/2021/09/11/191943626/pengertian-e-commerce-dan-bedanya-dengan-marketplac
Ma’soem University. (2023, February 24). Mengenal e-Commerce: Peluang Dan Tantangan Bisnis digital Di era Digitalisasi. Ma’soem University – Fak Komputer, Ekonomi, Teknik, Pertanian, Keguruan – Universitas Swasta di Bandung. https://masoemuniversity.ac.id/amp/berita/mengenal-ecommerce-peluang-dan-tantangan-bisn is-digital-di-era-digitalisasi.php
Nopiah, R., Ekaputri, R. A., Barika, B., & Febriani, R. E. (2024). Impact of e-Commerce on Indonesia economic growth: Intermediation models with financial technology constraint. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 9(1), 1-23. https://doi.org/10.31002/rep.v9i1.1216
Pratnyawan, A. (2024, January 16). Berapa Durasi video Di TikTok, Bisa Berapa Menit? suara.com. https://amp.suara.com/tekno/2024/01/16/100012/berapa-durasi-video-di-tiktok-bisa-berapa-menit
TikTok. (2024, September). Tentang TikTok shop Dan showcase | TikTok for business.ads.tiktok.com. https://ads.tiktok.com/help/article/tiktok-shopping-and-showcase?lang=id
Comments :