Framework Layer Architecture (FLA) adalah pendekatan arsitektur perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem perangkat lunak yang lebih modular, fleksibel, dan mudah dipelihara. Dalam FLA, perangkat lunak dibagi menjadi beberapa lapisan (layer), di mana setiap lapisan memiliki tanggung jawab dan fungsi tertentu. Tujuannya adalah untuk memisahkan logika bisnis, antarmuka pengguna, dan akses data, serta mengurangi ketergantungan antar lapisan. Arsitektur ini banyak digunakan dalam berbagai pengembangan perangkat lunak, terutama dalam aplikasi berbasis web dan aplikasi enterprise.

Definisi dan Konsep Dasar

Framework Layer Architecture terdiri dari beberapa lapisan yang bekerja secara terpisah namun saling berinteraksi. Setiap lapisan bertanggung jawab atas satu aspek tertentu dari aplikasi, misalnya:

  1. Lapisan Presentasi (Presentation Layer): Lapisan ini bertanggung jawab untuk menangani interaksi dengan pengguna. Ini mencakup antarmuka pengguna (UI), pengolahan input, dan pengolahan output yang ditampilkan kepada pengguna.
  2. Lapisan Aplikasi (Application Layer): Lapisan ini berfungsi untuk menangani logika aplikasi. Biasanya, lapisan ini berisi logika yang mengatur proses bisnis aplikasi, serta pengolahan data yang diterima dari lapisan presentasi dan pengirimannya ke lapisan yang lebih bawah.
  3. Lapisan Domain (Domain Layer): Lapisan ini berfokus pada logika domain atau inti dari aplikasi, seperti aturan bisnis dan model entitas yang digunakan dalam aplikasi. Ini adalah tempat di mana sebagian besar kode bisnis yang esensial dijalankan.
  4. Lapisan Data (Data Layer): Lapisan ini bertanggung jawab untuk mengelola data aplikasi, termasuk pengambilan, penyimpanan, dan manipulasi data. Biasanya, lapisan ini berinteraksi dengan database atau sistem penyimpanan lainnya.

Prinsip Dasar Framework Layer Architecture

  1. Keterpisahan Tanggung Jawab: Setiap lapisan memiliki tanggung jawab yang jelas dan terpisah, sehingga perubahan pada satu lapisan tidak mempengaruhi lapisan lain. Ini mendukung pemeliharaan sistem yang lebih mudah.
  2. Pengelolaan Ketergantungan: Dengan memisahkan aplikasi ke dalam lapisan-lapisan, ketergantungan antara komponen-komponen perangkat lunak dapat dikelola dengan lebih baik. Biasanya, lapisan atas berinteraksi dengan lapisan bawah melalui antarmuka yang terdefinisi dengan jelas.
  3. Fleksibilitas dan Skalabilitas: Framework Layer Architecture memberikan fleksibilitas dalam pengembangan dan memungkinkan aplikasi untuk lebih mudah diskalakan. Setiap lapisan dapat ditingkatkan atau diganti tanpa mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

Keuntungan Penggunaan Framework Layer Architecture

  1. Pemeliharaan yang Lebih Mudah: Karena setiap lapisan memiliki fungsinya sendiri, pemeliharaan perangkat lunak menjadi lebih mudah dan lebih terstruktur.
  2. Pengembangan Modular: Pengembangan dapat dilakukan secara modular, memungkinkan tim pengembang untuk bekerja pada bagian yang berbeda dari aplikasi secara paralel tanpa banyak interferensi.
  3. Testabilitas yang Lebih Baik: Dengan adanya pemisahan lapisan, setiap lapisan dapat diuji secara terpisah. Ini memudahkan pengujian unit dan pengujian integrasi.
  4. Pemeliharaan Berkelanjutan: Arsitektur ini mendukung pemeliharaan berkelanjutan, yang sangat penting dalam pengembangan perangkat lunak jangka panjang.

Tantangan dalam Implementasi Framework Layer Architecture

  1. Kompleksitas: Penggunaan banyak lapisan dapat menambah kompleksitas dalam pengembangan, terutama dalam aplikasi yang relatif sederhana.
  2. Overhead Kinerja: Penggunaan lapisan yang berlapis-lapis dapat memperkenalkan overhead dalam hal kinerja aplikasi, meskipun hal ini dapat diminimalkan dengan optimasi yang tepat.
  3. Kebutuhan Terhadap Desain yang Tepat: Untuk memastikan bahwa arsitektur ini dapat diterapkan dengan sukses, perancangan awal yang hati-hati sangat dibutuhkan.

Penerapan Framework Layer Architecture dalam Pengembangan Sistem

FLA banyak digunakan dalam pengembangan aplikasi enterprise dan aplikasi berbasis web. Misalnya, dalam pengembangan aplikasi berbasis Java, arsitektur seperti Spring Framework sering kali menerapkan prinsip-prinsip dari FLA, dengan berbagai modul yang mengelola berbagai lapisan sistem. Demikian pula, dalam pengembangan aplikasi berbasis Python menggunakan Django, prinsip lapisan-lapisan ini juga dapat ditemukan.

Framework Layer Architecture adalah pendekatan yang sangat berguna dalam pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan modularitas, skalabilitas, dan kemudahan pemeliharaan. Meskipun ada beberapa tantangan dalam implementasinya, manfaat yang ditawarkan menjadikannya pilihan populer dalam pengembangan sistem modern. Dengan pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip dasar dan tantangan yang ada, pengembang dapat memanfaatkan FLA untuk membangun sistem yang lebih efisien dan mudah dikendalikan.

 

 

Daftar Pustaka

  1. Freeman, E., & Robson, E. (2020). Head First Design Patterns: A Brain-Friendly Guide. O’Reilly Media.
  2. Hohpe, G., & Woolf, B. (2022). Enterprise Integration Patterns: Designing, Building, and Deploying Messaging Solutions. Addison-Wesley Professional.
  3. Suryana, I., & Wibowo, A. (2023). Arsitektur Perangkat Lunak: Konsep dan Implementasi dalam Pengembangan Sistem Informasi. Andi Publisher.
  4. Gallo, P., & Palacios, R. (2024). Architectural Patterns and Practices for High-Performance Systems. Packt Publishing.
  5. Al-Emran, M., & Shaalan, K. (2021). Software Architecture and Design: Principles, Patterns, and Best Practices. Springer.