Di era digital saat ini, peran seorang engineer dalam mengembangkan perangkat lunak (software) menjadi semakin kompleks. Engineer bukan hanya bertanggung jawab untuk menulis kode, tetapi juga harus memahami arsitektur software agar proyek yang dibangun berfungsi optimal dan siap berkembang di masa depan.

Mengapa seorang engineer perlu belajar dan memahami arsitektur pada sebuah software?

Arsitektur software menentukan bagaimana berbagai komponen dan modul dalam sebuah aplikasi berinteraksi satu sama lain. Dengan memahami arsitektur, seorang engineer dapat menulis kode yang lebih terstruktur dan modular. Ini memudahkan dalam proses pemeliharaan dan memungkinkan aplikasi untuk lebih mudah diperbarui atau ditingkatkan, tanpa harus merombak keseluruhan sistem.

Misalnya, engineer yang familiar dengan arsitektur seperti microservices akan memahami pentingnya memisahkan fungsi-fungsi penting dalam aplikasi menjadi layanan-layanan terpisah. Pendekatan ini memungkinkan engineer untuk mengembangkan, menguji, dan memperbarui satu modul tanpa mengganggu modul lain.

Arsitektur software yang solid memberikan panduan bagi engineer tentang bagaimana setiap bagian aplikasi harus dikembangkan. Engineer yang paham arsitektur akan lebih efisien dalam menyusun kode karena mereka tahu ke mana harus menghubungkan modul atau bagian kode baru. Ini juga mempermudah identifikasi kesalahan atau bug, karena engineer memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana berbagai komponen bekerja sama.

Sebuah software yang besar biasanya dikerjakan oleh tim yang terdiri dari banyak engineer. Tanpa arsitektur yang jelas, setiap engineer mungkin akan memiliki cara yang berbeda dalam mengembangkan fitur atau menyelesaikan masalah. Hal ini dapat menyebabkan inkonsistensi yang membuat aplikasi menjadi sulit dipahami dan dikelola.

Arsitektur yang baik memastikan bahwa semua engineer dalam tim mengikuti prinsip dan pola yang sama. Dengan ini, konsistensi dalam penulisan kode dan pengembangan software dapat terjaga, menjadikan kolaborasi antar engineer lebih lancar dan hasil akhir lebih teratur.

Arsitektur software juga mencakup aspek non-fungsional seperti keamanan, skalabilitas, dan performa. Engineer yang paham tentang arsitektur akan lebih mampu merancang sistem yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Misalnya, seorang engineer yang memahami arsitektur layered akan dapat menempatkan fitur keamanan di layer yang sesuai sehingga dapat melindungi data dari akses yang tidak sah.

Saat ini, banyak perusahaan yang mencari engineer dengan kemampuan di bidang arsitektur software. Engineer yang memahami arsitektur tidak hanya memiliki keterampilan teknis dalam menulis kode, tetapi juga memiliki pandangan strategis dalam mengembangkan software. Kemampuan ini membuat mereka lebih kompetitif dan mampu mendapatkan posisi yang lebih tinggi, seperti lead engineer atau software architect.

Arsitektur yang baik dapat membantu engineer dalam merancang aplikasi yang responsif terhadap kebutuhan pengguna. Dengan memahami arsitektur yang user-centered, engineer dapat membangun aplikasi yang lebih intuitif, efisien, dan sesuai dengan ekspektasi pengguna.

Memahami arsitektur pada sebuah software adalah keterampilan yang sangat penting bagi seorang engineer. Pengetahuan ini bukan hanya memberikan landasan teknis yang kuat, tetapi juga memperlengkapi engineer dengan kemampuan untuk menghasilkan aplikasi yang berkualitas tinggi, mudah dikelola, dan siap berkembang di masa depan. Dengan memahami arsitektur, engineer bisa menjadi lebih dari sekadar penulis kode; mereka bisa menjadi pembangun solusi yang efektif dan berkelanjutan.

 

Refrences

https://martinfowler.com/architecture/

https://www.tutorialspoint.com/software_architecture_design/introduction.htm

https://roadmap.sh/software-design-architecture