Seiring dengan meningkatnya permintaan energi di seluruh dunia, menemukan cara untuk mengurangi konsumsi listrik menjadi semakin penting. Sebuah studi inovatif telah menunjukkan bagaimana menggabungkan teknologi pintar dengan ilmu perilaku dapat mendorong orang untuk menggunakan lebih sedikit energi, terutama di lingkungan seperti sekolah dan universitas.

Kekuatan Teknologi Pintar

Inti dari pendekatan inovatif ini adalah penggunaan teknologi pintar, khususnya Internet of Things (IoT). Dalam sebuah studi, para peneliti melengkapi sekelompok mahasiswa dengan komputer pribadi yang terhubung ke smart meter. Smart meter ini bukan sekadar perangkat yang mengukur penggunaan listrik—mereka adalah bagian dari jaringan besar perangkat yang saling terhubung dan dapat berkomunikasi satu sama lain serta dengan pengguna secara real-time.

Gambar 1. Arsitektur IT yang meliputi smart meter, aplikasi dan basis data server, dan tampilan pada aplikasi pengguna.

Smart meter ini menyediakan data yang mencatat penggunaan listrik setiap menit pada setiap komputer. Informasi ini kemudian dimasukkan ke dalam sistem terpusat yang menganalisis data dan mengirimkannya kembali kepada mahasiswa dengan cara yang mudah dipahami dan diambil tindakan. Arsitektur IT sistem ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Namun, kekuatan sejati dari teknologi ini terletak pada kemampuannya untuk melakukan lebih dari sekadar memantau penggunaan energi. Teknologi ini juga dapat berinteraksi dengan pengguna dengan menawarkan umpan balik real-time, saran yang dipersonalisasi, dan bahkan perbandingan dengan orang lain. Dengan mengubah data mentah menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti, teknologi pintar memungkinkan pengguna untuk melihat dampak langsung dari perilaku mereka terhadap konsumsi energi—dan memotivasi mereka untuk melakukan perubahan positif.

Menggunakan Teknologi Persuasif untuk Mendorong Perubahan

Para peneliti tidak hanya ingin menunjukkan kepada mahasiswa seberapa banyak listrik yang mereka gunakan—mereka juga ingin memotivasi mereka untuk menggunakannya lebih sedikit. Untuk mencapai hal ini, mereka menerapkan prinsip-prinsip dari teknologi persuasif, yang dirancang untuk mengubah sikap dan perilaku orang melalui pesan dan umpan balik yang dirancang dengan cermat.

Setiap kelompok mahasiswa melihat jenis umpan balik yang. Beberapa melihat seberapa banyak listrik yang mereka gunakan dibandingkan dengan teman-teman mereka (perbandingan sosial), sementara yang lain diberi penghargaan atau dimasukkan dalam kompetisi berdasarkan seberapa banyak energi yang mereka hemat. Pendekatan ini memanfaatkan kecenderungan alami manusia, seperti keinginan untuk unggul dibandingkan orang lain dan untuk diberi penghargaan atas perilaku yang baik.

Gambar 2 menampilkan bagimana kombinasi antara teknologi pintar dan persuasif dapat diimplementasikan menjadi sebuah sistem informasi.

Gambar 2. Kombinasi antara teknologi pintar dan persuasif

Hasil Eksperimen

Hasil dari studi ini sangat luar biasa. Rata-rata, para mahasiswa berhasil mengurangi penggunaan listrik mereka sebesar 11,06% selama eksperimen berlangsung. Kelompok yang diperlihatkan penggunaan listrik mereka dibandingkan dengan yang lain, serta yang dimotivasi oleh kompetisi dan penghargaan, berhasil mengurangi konsumsi mereka hingga 20,18%.

Temuan ini menunjukkan bahwa ketika orang diberi tahu tentang penggunaan energi mereka dan diberi insentif yang tepat, mereka dapat secara signifikan mengurangi konsumsi mereka. Ini bukan hanya tentang mengetahui seberapa banyak listrik yang Anda gunakan—ini tentang merasa termotivasi untuk melakukan sesuatu terhadapnya.

Melihat ke Depan

Studi ini hanyalah permulaan. Para peneliti percaya bahwa dengan memperpanjang pendekatan ini—menggunakan aplikasi seluler, menggabungkan elemen gamifikasi, dan mengirimkan peringatan rutin—orang dapat didorong untuk menghemat lebih banyak energi. Bayangkan mendapatkan notifikasi di ponsel Anda yang memberi tahu Anda seberapa banyak energi yang telah Anda hemat dibandingkan minggu lalu, atau diberi penghargaan karena mengurangi konsumsi Anda selama jam-jam sibuk.

Ketika biaya energi terus meningkat dan dampak lingkungan dari konsumsi kita menjadi semakin jelas, menggunakan teknologi pintar dan teknik persuasif dapat menjadi pengubah permainan dalam perjuangan melawan perubahan iklim. Dengan melakukan perubahan kecil pada cara kita menggunakan energi, kita semua dapat berkontribusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Studi ini menunjukkan bahwa dengan alat yang tepat dan sedikit motivasi, kita semua dapat menjadi lebih sadar akan penggunaan energi kita—dan dengan demikian, membantu melindungi planet kita untuk generasi mendatang.

Catatan:

Penelitian ini dipresentasikan pada the 18th Asia Pacific Industrial Engineering and Management Systems Conference (APIEMS) di Yogyakarta, 2017, dengan judul: “Developing Information System Based on Internet of Things and Persuasive Technology to Increase Users’ Awareness of Electricity Usage,” oleh: S. Y. Chou, A. Dewabharata, dan Hardian Kokoh P. dari National Taiwan University of Science and Technology, dan Kadarsah Suryadi dari Institut Teknologi Bandung.

 

 

Daftar Pustaka

  1. Chen, H.-M., et al. (2012). Persuasive feedback model for inducing energy conservation behaviors of building users based on interaction with a virtual object. Energy and Buildings, 45, 106-115. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.enbuild.2011.10.029
  2. (2016). International Energy Outlook 2016. Retrieved from Washington, DC, USA: https://www.eia.gov/outlooks/ieo/pdf/0484(2016).pdf
  3. Emeakaroha, A., et al. (2014). Integrating persuasive technology with energy delegates for energy conservation and carbon emission reduction in a university campus. Energy, 76, 357-374. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.energy.2014.08.027
  4. Fogg, B. J. (2002). Persuasive technology: using computers to change what we think and do. Ubiquity, 2002(December), 2. doi:10.1145/764008.763957
  5. Fogg, B. J. (2009). A behavior model for persuasive design. Paper presented at the Proceedings of the 4th international Conference on Persuasive Technology.
  6. Lopez, J., et al. (2017). Evolving privacy: From sensors to the Internet of Things. Future Generation Computer Systems, 75, 46-57. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.future.2017.04.045
  7. Missaoui, R., et al. (2014). Managing energy Smart Homes according to energy prices: Analysis of a Building Energy Management System. Energy and Buildings, 71, 155-167. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.enbuild.2013.12.018
  8. Nachreiner, M., et al. (2015). An analysis of smart metering information systems: A psychological model of self-regulated behavioural change. Energy Research & Social Science, 9, 85-97. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.erss.2015.08.016
  9. Oinas-Kukkonen, H., & Harjumaa, M. (2009). Persuasive systems design: Key issues, process model, and system features. Communications of the Association for Information Systems, 24(1), 28.