Source: https://unsplash.com/photos/person-holding-iphone-taking-picture-on-nike-label-wwqRpSNBPq4

Gen Z, atau mereka yang lahir setelah tahun 1997, telah menjadi kekuatan besar dalam budaya digital saat ini. Dengan gaya hidup yang sangat terhubung secara digital dan kekuatan membeli yang diperkirakan mencapai $143 miliar di AS pada tahun 2023 (Anderson, 2023), penting bagi merek untuk memahami cara berinteraksi dengan generasi ini di platform yang mereka gunakan. Dua artikel yang berbeda menjelaskan fenomena dan strategi yang relevan untuk mencapai audiens Gen Z dengan efektif.

Tren Konsumen dan Perilaku Gen Z

Generasi Z cenderung menghargai otentisitas, transparansi, dan individualitas. Mereka tumbuh dalam dunia yang dipenuhi informasi dan cepat mengenali sesuatu yang tampak palsu atau tidak tulus. Sebagai contoh, Gen Z sering kali merasa lelah dengan kesempurnaan visual yang mereka lihat setiap hari di media sosial dan aplikasi kencan. Oleh karena itu, bisnis digital, terutama aplikasi mobile, perlu jujur dalam komunikasi mereka dengan Gen Z untuk menghindari kehilangan kepercayaan atau bahkan kegagalan usaha.

Digital Campfires: Tempat Berkumpul Gen Z

Banyak Gen Z yang meninggalkan platform sosial publik dan beralih ke tempat berkumpul online yang lebih intim, disebut “digital campfires”. Tempat ini meliputi platform seperti Fortnite, Roblox, Discord, Twitch, dan TikTok. Di sini, mereka dapat mengirim pesan pribadi, terhubung dengan komunitas mikro, atau berpartisipasi dalam pengalaman bersama (Wilson, 2021).

Fortnite adalah platform game besar yang telah menjadi pelopor dalam integrasi merek. Dengan 350 juta akun, Fortnite telah menjalin kemitraan dengan merek seperti Marvel dan Nike untuk menciptakan pengalaman yang unik dan terintegrasi dalam game .

Roblox, dengan 37 juta pengguna aktif harian, memungkinkan merek untuk menciptakan game dan pengalaman mereka sendiri di platform tersebut. Contohnya, Warner Bros. dan DC Comics menciptakan game Wonder Woman yang sukses menarik perhatian pengguna .

Discord adalah hub untuk komunitas mikro, di mana sebagian besar server memiliki kurang dari 200 anggota. Meskipun tidak mendukung iklan, merek dapat hadir di platform ini dengan membuat server khusus untuk berinteraksi dengan komunitas mereka .

Twitch, awalnya populer sebagai platform streaming game, sekarang menarik pengguna untuk kategori non-game seperti musik, kecantikan, dan memasak. Merek dapat mencapai pengguna melalui iklan video dan kolaborasi konten yang disesuaikan .

TikTok telah menjadi platform yang sangat populer di kalangan Gen Z dengan 100 juta pengguna aktif bulanan di AS saja. TikTok menawarkan kesempatan besar bagi merek untuk berpartisipasi dalam tantangan hashtag yang sering kali menghasilkan konten yang dibuat pengguna secara massal .

Strategi Efektif untuk Menghubungkan dengan Gen Z

Untuk menarik perhatian Gen Z, merek perlu mengadopsi strategi yang selaras dengan nilai dan minat mereka. Membuat konten yang menyenangkan, menarik, dan mudah dibagikan adalah salah satu caranya. Misalnya, akun Twitter Wendy’s yang dikenal dengan balasan lucu dan cerdas kepada tweet pelanggan telah berhasil menarik perhatian Gen Z (Anderson, 2023).

Konten yang Dibuat Pengguna: Melibatkan Gen Z melalui konten yang mereka buat sendiri dapat membangun rasa komunitas dan keterlibatan. Contohnya, merek pakaian Hollister menciptakan Hollister Collective, di mana pelanggan dapat berbagi foto dan cerita mereka, memberikan rasa keterlibatan dan kebersamaan .

Otentisitas sangat penting saat berkomunikasi dengan Gen Z. Mereka mencari sisi manusia dari merek yang mereka gunakan dan memastikan bahwa nilai-nilai merek tersebut sejalan dengan mereka. Contoh yang baik adalah Patagonia, perusahaan pakaian luar ruangan yang transparan tentang komitmennya terhadap keberlanjutan dan berusaha mengurangi dampak lingkungan .

Membangun Koneksi secara Terus Menerus

Dalam rangka untuk terhubung dengan Gen Z secara lebih efektif, merek harus menciptakan konten yang selaras dengan nilai dan minat mereka, bersikap transparan dan otentik dalam pesan-pesan mereka, serta membangun rasa komunitas. TikTok, dengan komunitas subkultur yang sangat spesifik, memungkinkan merek untuk menciptakan tantangan hashtag yang viral dan menghasilkan konten yang secara alami terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari pengguna .

Sebagai contoh, tantangan hashtag Simmons #snoozzzapalooza meminta pengguna TikTok untuk membayangkan tempat tidur mereka sebagai panggung dan melakukan “stage dive” ke atasnya. Tantangan ini menghasilkan lebih dari satu juta video dan lebih dari enam miliar tampilan, serta meningkatkan lalu lintas ke situs web merek tersebut sebesar 104% .

Kesimpulan: Dalam dunia pemasaran yang terus berkembang, merek yang berhasil berkomunikasi dengan Gen Z akan menjadi yang terdepan di tahun-tahun mendatang. Dengan mengadopsi strategi yang menciptakan konten yang menarik, bersikap otentik, dan membangun komunitas, perusahaan dapat membangun koneksi yang langgeng dengan Gen Z, mendorong penjualan, dan membangun loyalitas merek dalam prosesnya .

Dengan memahami platform digital yang disukai Gen Z dan menerapkan strategi yang efektif, merek dapat membangun hubungan yang berarti dan tahan lama dengan generasi yang sangat terhubung ini.

 

 

Referensi:

Anderson, M. (2023). Connecting With Gen Z: Effective Strategies For Brands. Forbes. https://www.forbes.com/sites/forbescommunicationscouncil/2023/05/05/connecting-with-gen-z-effective-strategies-for-brands/

Wilson, S. (2021). Where Brands Are Reaching Gen Z. Harvard Business Review. https://hbr.org/2021/03/where-brands-are-reaching-gen-z