Source: https://unsplash.com/photos/silver-imac-with-keyboard-and-trackpad-inside-room-KE0nC8-58MQ

Dunia korporasi saat ini tengah menghadapi siklus hype seputar kecerdasan buatan (AI) yang generatif. Para pemimpin dibanjiri spekulasi tentang potensi teknologi ini untuk mengubah cara kerja. Namun, hal ini memunculkan serangkaian masalah baru bagi para pemimpin: mereka kini memahami bahwa masa depan akan melibatkan manusia yang bekerja dengan AI dan merasakan tekanan besar untuk “melakukan sesuatu” guna menerapkan solusi AI (Sanders & Wood, 2023). Namun, bagaimana sebenarnya mereka mengintegrasikan AI dengan tenaga kerja untuk mencapai hasil kerja yang baik?

Artikel ini menggabungkan temuan dari dua penelitian untuk memberikan panduan komprehensif tentang cara mempersiapkan karyawan untuk bekerja sama dengan AI secara efektif.

Keahlian yang Benar-Benar Dibutuhkan Perusahaan

Penelitian pertama berfokus pada keterampilan manusia yang menjadi perhatian utama para pemimpin bisnis. Hasilnya mengungkapkan bahwa alih-alih literasi digital, keterampilan interpersonal seperti komunikasi yang efektif, keterlibatan bermakna dengan orang lain, dan kerja sama tim yang kuat, justru lebih dibutuhkan. Studi ini menemukan bahwa sementara keterampilan teknis mendapat lebih banyak perhatian, keterampilan unik manusia inilah yang dibutuhkan perusahaan — dan ternyata langka di pasar kerja saat ini.

Pentingnya keahlian interpersonal ditekankan oleh para CEO yang diwawancarai. Peter Cameron, CEO Lenox Group, menekankan bahwa kesuksesan di tempat kerja bergantung pada kemampuan untuk membangun hubungan pribadi, dengan mengatakan bahwa, “Tidak ada yang bisa menggantikan hubungan jangka panjang yang bersifat pribadi — dan semakin lama hubungan tersebut terjalin, semakin baik.”

Selain keterampilan interpersonal, keahlian domain, dengan fokus pada mempertahankan pengetahuan tersebut di antara talenta berpengalaman dan mengembangkannya di antara pekerja muda yang belum berpengalaman, juga sangat penting. AI mungkin mengambil alih lebih banyak tugas, tetapi keahlian domain yang mendalam tetap dibutuhkan untuk menavigasi masa-masa sulit dalam bisnis. John Sicard, presiden dan CEO perusahaan manajemen rantai pasokan Kinaxis, mencontohkan bahwa ketika pesawat mengalami sesuatu yang tidak biasa, autopilot segera dimatikan dan pilot mengambil kendali – pada titik mana pilot perlu tahu apa yang harus dilakukan. Mengembangkan dan mempertahankan keterampilan ini sangat penting.

Lebih dari Sekedar Menggabungkan Manusia dan AI

Kerangka kerja yang diusulkan dalam penelitian (Neher, 2024) memiliki empat lapisan:

  • Intensionalitas: Model bisnis perusahaan harus dirancang dengan menyesuaikan kapabilitas AI, bukan hanya menerapkan AI pada proses yang sudah ada pada perusahaan selama ini.
  • Integrasi: AI harus terintegrasi ke semua fungsi perusahaan.
  • Implementasi: Karyawan harus terbiasa dengan kemampuan AI dan tahu cara terbaik untuk memanfaatkannya. Proses ini termasuk memberi waktu kepada karyawan untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru.
  • Indikasi: Organisasi perlu mengembangkan metrik baru yang terkait langsung dengan penggunaan AI dalam model bisnis mereka.

Mengapa Manusia Tetap Menjadi Pusat dari proses bisnis?

Keunggulan kompetitif tidak dapat dicapai tanpa manusia yang terlibat. Ada beberapa alasan mengapa mengandalkan AI sepenuhnya adalah sebuah kesalahan:

  • AI Dapat Ditiru: Model bisnis, proses, dan integrasi manusia memiliki keunikan yaitu tidak dapat ditiru secara langsung.
  • AI Bergantung pada Data Historis: AI didasarkan pada data historis yang mungkin tidak berlaku dalam lingkungan bisnis global yang bergejolak. Keputusan bisnis tidak dibuat dalam ruang hampa yang terpisah dari masalah ketenagakerjaan, inflasi, geopolitik — dan di sinilah keahlian domain manusia sangat penting. 

Kesimpulan

AI adalah alat yang ampuh, tetapi manusia dengan keahlian manusia yang ditingkatkan, model bisnis yang matang, dan proses luar biasa yang mengintegrasikan manusia dengan rekan kerja AI mereka, adalah pusat dari kesuksesan.

Dengan menggabungkan temuan dari kedua penelitian ini, perusahaan dapat lebih memahami keterampilan manusia yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif dengan AI dan mengembangkan strategi implementasi yang efektif untuk memanfaatkan teknologi ini secara optimal.

 

 

Referensi

Neher, K. (2024, January 9). Five Ways To Get Your Employees AI Ready. Forbes.

Sanders, N. R., & Wood, J. D. (2023, November 3). The Skills Your Employees Need to Work Effectively with AI. Harvard Business Review. https://hbr.org/2023/11/the-skills-your-employees-need-to-work-effectively-with-ai