Source : https://unsplash.com/photos/man-holding-his-chin-facing-laptop-computer-xj8qrWvuOEs

Saat ini, kesehatan mental dan emosional menjadi prioritas bagi banyak profesional dalam mencari pekerjaan. Namun, realitasnya adalah bahwa masih banyak tempat kerja yang tidak sehat, bahkan Toxic, yang menyebabkan tingginya tingkat pergantian karyawan (Purushothaman, 2023). Artikel ini akan membahas tantangan dalam pemulihan dari lingkungan kerja yang Toxic dan strategi untuk membangun ketahanan saat memasuki peran baru.

Dampak Tempat Kerja Toxic Pengalaman di lingkungan kerja yang Toxic dapat sangat merusak. Keputusan untuk melaporkan perilaku yang tidak pantas seringkali menjadi dilema yang sulit, dengan proses pelaporan yang bisa berlarut-larut. Bahkan setelah berhasil meninggalkan lingkungan tersebut, individu masih mungkin berjuang dengan dampak emosional yang tersisa (Wilding, 2023).

Tiga Tahapan Pemulihan. Artikel ini menguraikan tiga tahapan pemulihan yang berbeda setelah pengalaman tempat kerja yang Toxic:

  1. Memutuskan Apakah Akan Melaporkan: Tahapan ini melibatkan pertimbangan terhadap risiko pribadi dan potensi manfaat dari pelaporan. Penting untuk memahami budaya perusahaan Anda dan mengumpulkan bukti yang mendukung klaim Anda.
  2. Mendokumentasikan: Mendokumentasikan insiden dan membangun sistem pendukung yang kuat sangat penting selama tahapan ini, mengingat proses investigasi dapat memakan waktu lama.
  3. Pemulihan: Banyak individu mengalami perjalanan panjang menuju pemulihan, berjuang dengan perasaan kehilangan, kesedihan, keraguan diri, dan frustrasi. Mencari bantuan profesional dan menemukan cara sehat untuk memproses emosi sangat penting selama tahap ini.

Strategi Membangun Ketahanan dalam Peran Baru

  • Menerima Penutupan: Akui pengalaman masa lalu, tetapi hindari untuk terus-menerus merenungkannya. Teknik seperti menulis “surat selamat tinggal” untuk diri sendiri dapat membantu Anda untuk maju.
  • Fokus pada yang Dapat Dikendalikan: Fokus pada aspek yang dapat Anda kendalikan, seperti keterampilan komunikasi dan menetapkan batasan. Hindari menyalahkan diri sendiri dan praktikkan kasih sayang pada diri sendiri.
  • Kenali dan Atasi Pemicu: Identifikasi situasi dalam peran baru Anda yang memicu kecemasan masa lalu, dan kembangkan strategi proaktif untuk mengelolanya. Latihan kesadaran dapat bermanfaat.
  • Bertindak dengan Positif: Melawan kecemasan yang berkepanjangan dengan sengaja fokus pada pengalaman positif dan berbagi momen-momen ini dengan orang lain. Ini membantu membangun kemandirian dan optimisme.

Pertimbangan Tambahan

  • Peran Pemimpin: Pemimpin memiliki peran penting dalam mencegah lingkungan kerja yang Toxic. Menciptakan budaya rasa hormat, komunikasi terbuka, dan prosedur pelaporan yang jelas sangat penting.
  • Mencari Dukungan: Membangun sistem pendukung yang kuat di luar pekerjaan dapat sangat berharga untuk penyembuhan dan kemajuan.
  • Pentingnya Pengungkapan: Meskipun tingkat pengungkapan dapat bervariasi, berbagi pengalaman dengan kolega tepercaya dapat menjadi langkah yang kuat bagi beberapa individu.

Kesimpulan Penyembuhan dari tempat kerja yang Toxic membutuhkan waktu dan perawatan diri yang tepat. Dengan menerapkan strategi ini, Anda dapat mengatasi tantangan masa lalu dan membangun ketahanan untuk sukses di lingkungan kerja yang baru.

 

 

Referensi :

Purushothaman, D. (2023, November 27). How to Heal After a Toxic Incident at Work. Harvard Business Review. https://hbr.org/2023/11/how-to-heal-after-a-toxic-incident-at-work

Wilding, M. (2023, October 10). 4 Ways To Recover From A Toxic Workplace. Forbes. https://www.forbes.com/sites/melodywilding/2023/10/10/4-ways-to-recover-from-a-toxic-workplace/?sh=413772eb487a