Perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat ini terasa makin pesat. Berbagai model algoritmanya telah membantu pengambilan solusi pada berbagai bidang. Psikologi pun bisa berkolaborasi dengan AI, misalnya menggunakan machine learning. Machine learning merupakan salah satu produk AI yang bisa dirancang bersifat adaptif dan bahkan prediktif.

Ketika terus-menerus memperoleh umpan balik (feedback), sistem AI pun mengalami proses pembelajaran yang makin baik. Dengannya, sistem dapat mengoreksi kesalahannya dan memberikan hasil lanjutan yang lebih baik. Algoritma yang lebih canggih bahkan dapat memberikan prediksi akan hasil yang akan muncul di masa yang akan datang.

Artificial Intelligence dan Kesehatan Mental

Efektif Pahami Kesehatan Mental, Ini 5 Penerapan AI di Bidang Psikologi

Dalam konteks pemahaman dan manajemen kesehatan mental, penerapan AI berpotensi besar untuk meningkatkan efektivitas dan aksesibilitas layanan kesehatan mental. Dengan analisis data yang kontinu, AI dapat digunakan untuk mendeteksi pola perilaku dan bahasa yang mungkin menunjukkan masalah kesehatan mental.

Kemampuan AI tersebut memungkinkan dilakukannya deteksi dini gangguan kesehatan mental sehingga dapat dilakukan intervensi lebih awal. Penerapannya pun tidak hanya dengan input langsung dari data rekam medis pasien. AI dapat dirancang untuk menganalisis kesehatan mental seseorang dari unggahan media sosial dan percakapan daring.

Konsep AI dapat diterapkan pada aplikasi serta platform terapi digital yang menyediakan latihan-latihan, assessment, dan modul terapeutik untuk diakses kapan saja. Bagi orang yang sulit mengakses perawatan langsung, hal ini bisa jadi sangat membantu. Dalam kasus ekstrem, AI dapat memprediksi risiko bunuh diri data perilaku dan komunikasi.

Penerapan AI di Bidang Psikologi

Bidang Psikologi

Sebagaimana uraian di atas, AI pun dapat diterapkan untuk menciptakan peralatan yang bermanfaat di bidang psikologi berikut ini.

1. Alat Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mental

Cara berpakaian, berperilaku, dan berkata-kata dapat menunjukkan status kesehatan mental seseorang. Di sinilah, AI dapat berperan menganalisis pola perilaku serta bahasa yang digunakan pada platform media sosial, percakapan daring, atau data lainnya.

Darinya, dapat terdeteksi tanda-tanda gangguan mental seperti depresi atau kecemasan. Ditambah dengan data kesehatan, rekam medis, dan penelitian terkini, analisis tersebut dapat membantu profesional untuk membuat keputusan klinis.

2. Aplikasi Interaktif dan Konten Edukasi

Makin paham seseorang dengan materi-materi psikologi, makin baiklah bekalnya untuk mengolah kejiwaan dan menghadapi berbagai permasalahan. Oleh karena itu, konten edukasi psikologi berperan penting untuk menjaga stabilitas mental masyarakat.

AI dapat dimanfaatkan untuk menyajikan konten-konten interaktif yang dirancang sesuai analisis preferensi belajar dan kemajuan pengguna. Dengan pemahaman ini, sistem dapat menyesuaikan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individu, termasuk dalam konteks psikologi pendidikan.

3. Asesmen Bakat dan Kepribadian

Untuk mengetahui bakat dan kepribadian seseorang diperlukan serangkaian uji coba atau assessment. Dalam tataran klinis, assessment juga menjadi alat untuk menegakkan suatu diagnosis terhadap kesehatan mental seseorang.

Sistem berbasis AI dapat membantu dalam mengembangkan tes atau asesmen kepribadian yang lebih canggih. Analisis data yang lebih mendalam dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik dan bakat individu.

4. Analisis Emosi dan Ekspresi

Berbicara tentang AI, saat ini pun telah banyak digunakan teknologi face recognition untuk berbagai keperluan. Jika ditarik untuk keperluan psikologi, teknologi ini dapat dikembangkan untuk memantau dan menganalisis emosi serta ekspresi wajah. 

Pada pengembangan yang lebih jauh, AI dapat diaplikasikan untuk mempelajari intonasi suara serta bahasa tubuh untuk mengukur tingkat emosi seseorang. Penerapan ini dapat bermanfaat dalam konteks penelitian atau mendukung individu yang memiliki kesulitan dalam ekspresi emosional.

5. Chatbot Dukungan Mental

Teman bicara memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan psikologi. Darinya, diharapkan seseorang mendapatkan sistem pendukung yang suportif dan dapat memberikan solusi yang lurus. Untuk keperluan ini, AI dapat diterapkan untuk membangun chatbot yang dapat memberikan dukungan sehari-hari, memberikan informasi, atau menawarkan saran dalam hal-hal terkait kesehatan mental.

Untuk lebih bisa memahami seluk beluk dunia psikologi, kuliah jurusan Psikologi di BINUS UNIVERSITY @Bekasi jadi pilihan yang tepat. Sebagai kampus yang unggul dalam bidang teknologi, jurusan psikologi di kampus ini pun tidak akan jauh dari kemajuan teknologi.

Program Psikologi BINUS UNIVERSITY berfokus pada Psikologi Intervensi dan Kerekayasaan. Mahasiswa akan dibekali berbagai prinsip psikologi dan penerapannya agar mampu berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Selain mempelajari konsep penelitian ilmiah berdasarkan psikologi, mahasiswa juga akan mempelajari Psikologi Kepribadian, Psikologi Pengembangan, serta Psikologi Sosial.