Kali ini, kita akan membahas tentang hal paling dielu-elukan oleh manusia di muka bumi. Reader bisa tebak?

“Bahagia”

Kata yang pasti masing-masing kita sering dengar. Bahkan masing-masing dari kita berusaha untuk mencari, mengejar, dan menggapainya sepanjang perjalanan hidup. Pencarian tersebut senantiasa melintasi zaman. Pandangan ini sejalan dengan pernyataan Arief (2016) dalam bukunya Psikologi Positif, dimana kebahagiaan dianggap sebagai tujuan akhir dari segala aktivitas, usaha, dan perjuangan dalam hidup.

Permasalahan mulai muncul ketika seseorang telah mencapai sesuatu, namun hal tersebut bukanlah tujuan akhir, sehingga kebahagiaan yang dirasakan tidak bersifat otentik dan hanya sementara.

Kita semua pasti menggunakan berbagai cara untuk mencari kebahagiaan. Mulai dari mencari pujian dari orang-orang terdekat, mendapat penghasilan besar setiap bulannya bagi para pekerja, atau meraih prestasi di bidang yang kita suka. Hal hal seperti itu memang bisa membuat kita merasa bahagia. Tapi, kebahagian yang kita rasakan hanya sementara dan belum mencapai kebahagiaan sejati.

Untuk menemukan kebahagian sejati itu, seorang psikolog terkenal bernama Martin Seligman mengemukakan konsep yang disebut dengan Authentic Happiness (Kebahagiaan Autentik). Menurut beliau, kebahagiaan otentik bukan sekedar konsep, melainkan sesuatu yang terukur dan bisa dijelaskan dengan beberapa konsep lainnya.

Salah satu konsepnya adalah Virtues, konsep ini menjelaskan mengenai kebaikan hakiki dan tujuan dari sesuatu. Misalnya, virtue dari gula adalah memberikan rasa manis. Kalau tidak manis, gula tidak bermakna lagi. Konsep lainnya adalah Flourishing, yang dikemukakan oleh Seligman (dikutip dalam Arif, 2016). Flourishing adalah kondisi seseorang yang berkembang optimal dan berfungsi dengan sangat baik, flourishing ini ditentukan dari 5

aspek yang disingkat “PERMA”. Berdasarkan penjelasan model dari “PERMA”, berikut merupakan penjelasan Mariana dalam artikel berjudul “The PERMA Model: Your Scientific of Happiness” yang dilansir pada tahun 2017. Ada 5 hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan konsep PERMA ke dalam kehidupan kita sehari-hari;

  1. Selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata yang positif. Ubahlah pola pikir negatif menjadi positif. Dengan berpikir positif, kita akan lebih mudah melihat sisi baik dari setiap situasi yang kita hadapi dan apa yang kita punya.
  2. Carilah dan lakukan hal-hal yang membuat kamu senang dan Nikmatilah aktivitas-aktivitas yang kamu senangi. Melakukan kegiatan yang menyenangkan bisa meningkatkan emosi yang positif.
  3. Fokus untuk membina hubungan yang erat dengan keluarga, sahabat, dan orang-orang Hubungan sosial yang kuat sangat penting untuk mendukung kebahagiaan kita dan kesejahteraan hidup kita.
  4. Temukan makna dan tujuan hidupmu. Jalani hidup sesuai dengan makna dan tujuan yang kamu yakini. Memiliki tujuan dan makna hidup membuat hidup kita lebih bermakna.
  5. Nikmatilah setiap pencapaian yang berhasil kamu raih. Tetapi jangan cepat puas, teruslah berjuang untuk mengejar pencapaian berikutnya. Apresiasilah diri kamu atas apa yang kamu capai, tapi jangan cepat puas dan terus berjuan untuk tumbuh dan berkembang.

 

 

Referensi

Arief, S, I. (2016). Psikologi positif: pendekatan saintifik menuju kebahagiaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mariana,    (2017).    The    PERMA    model:    your    scientific   of    happiness.    Diunduh   dari https://positivepsychologyprogram.com/perma-model/