Source : https://unsplash.com/photos/a-person-standing-in-the-middle-of-a-street-PXB7yEM5LVs

Dunia kerja sedang mengalami transformasi besar-besaran. Dari ruang kantor dan ruang rapat hingga ruang kerja bersama dan kantor pusat, cara kita bekerja telah berubah drastis dalam beberapa tahun terakhir. Bekerja jarak jauh, yang bagi banyak organisasi sebelumnya merupakan opsional, kini tiba-tiba menjadi hal yang normal. Artinya, budaya kerja harus berubah dan memang demikian. Ketika organisasi yang kompeten berlomba-lomba memanfaatkan kerja jarak jauh dengan menawarkan fleksibilitas kepada tenaga kerja mereka, tenaga kerja global merespons dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi (EY, 2022).

Namun, masa depan kerja yang fleksibel ini menimbulkan pertanyaan baru bagi para pemimpin. Meskipun banyak yang telah memperkenalkan model kerja hibrida, apakah model tersebut benar-benar efektif? Apakah para pemimpin perusahaan selaras dengan karyawan mereka ketika membuat keputusan tentang masa depan kerja? Bagaimana organisasi dapat mengambil keputusan yang memungkinkan inovasi dan pendapatan dalam lanskap transisi?

Para pemimpin saat ini tidak hanya menghadapi tantangan untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif di masa ketidakpastian, tetapi juga harus fokus pada membangun tujuan. Menurut Clayton Christensen, salah satu alasan kita mempekerjakan pemimpin adalah untuk membimbing kita melalui ketidakpastian. Ketidakpastian adalah sebuah kepastian, dan para pemimpin dituntut untuk mampu menghadapinya (Clark, 2024).

Artikel ini membahas bagaimana para pemimpin dapat menciptakan “kepastian dengan tujuan” di masa ketidakpastian. Dengan menggabungkan wawasan dari dua artikel, kita akan membahas strategi-strategi yang dapat diterapkan para pemimpin untuk melibatkan karyawan, membangun budaya yang kuat, dan memastikan produktivitas di masa depan kerja yang penuh ketidakpastian.

Membangun Kepercayaan dan Menanamkan Visi

Salah satu cara terpenting untuk menciptakan “kepastian dengan tujuan” adalah dengan membangun kepercayaan antara pemimpin dan karyawan. Kepercayaan ini dibangun melalui perilaku pemimpin yang konsisten dan dapat diprediksi. Ketika seorang pemimpin memenuhi ekspektasi karyawan dari waktu ke waktu, terbentuklah kontrak informal dengan karyawan, ikatan kepercayaan yang saling menguatkan. Kepercayaan ini kemudian menjadi landasan bagi para karyawan untuk bergerak maju dengan lebih percaya diri, bahkan di masa ketidakpastian.

Selain membangun kepercayaan, para pemimpin juga harus memiliki visi yang jelas untuk masa depan. Visi yang dirancang dengan baik dapat memotivasi karyawan melampaui sekadar naluri bertahan hidup untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengatasi tekanan. Visi ini memberikan pegangan yang stabil bagi karyawan ketika menghadapi badai ketidakpastian.

Sebagai contoh, seorang CEO di industri semikonduktor yang siklusnya sangat fluktuatif, mampu mengatasi ketidakpastian dengan terus-menerus mengingatkan organisasinya tentang visi jangka panjang untuk menjadi pemimpin global di industri tersebut. Visi jangka panjang ini berfungsi sebagai “vaksin” terhadap perasaan putus asa jangka pendek.

Transparansi dan Membingkai Ketidakpastian sebagai Peluang

Ketidakpastian yang ekstrem terkadang mendorong para pemimpin untuk memberikan kepastian palsu dengan retorika yang tidak sesuai dengan kenyataan. Komunikasi yang jujur dan transparan justru menjadi sangat penting di masa seperti ini. Para pemimpin harus bisa menjelaskan realita kepada karyawan tanpa memberikan jaminan yang tidak berdasar.

Selain itu, ketidakpastian juga dapat dibingkai sebagai peluang. Organisasi pada dasarnya memiliki dua fungsi: eksekusi dan inovasi. Eksekusi adalah penciptaan dan penyampaian nilai saat ini, sedangkan inovasi adalah penciptaan dan penyampaian nilai untuk masa depan.

Ketidakpastian justru membuka peluang untuk inovasi karena hal-hal yang tidak pasti belum dapat dieksploitasi untuk keuntungan saat ini. Seorang CEO yang melihat setiap penurunan dalam siklus bisnis sebagai peluang untuk mengeksplorasi pasar, produk, dan akuisisi baru dapat menjadi contoh bagaimana ketidakpastian dapat diubah menjadi keuntungan.

Membangun Budaya Kerja yang Efektif di Masa Depan yang Fleksibel

Meskipun produktivitas meningkat dengan diterapkannya model kerja jarak jauh, para pemimpin perlu mengakui bahwa hal ini juga dapat menimbulkan tantangan dalam hal pengelolaan. Salah satu perhatian utama yang muncul adalah berkurangnya kemampuan manajer lini dan menengah untuk melakukan pengawasan secara ketat terhadap karyawan.

Untuk mengatasi tantangan ini dan membangun budaya kerja yang efektif di masa depan yang fleksibel, beberapa strategi dapat diterapkan. Pertama, teknologi akan terus menjadi pendorong. Organisasi perlu memastikan karyawan memiliki keterampilan dan peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif dari jarak jauh atau kantor. Kedua, model kerja perlu dinilai kembali.

Organisasi perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara fleksibilitas dan struktur. Ini dapat dicapai dengan melakukan dialog terbuka dan berkelanjutan dengan karyawan, serta dengan melihat ke komunitas akademis untuk mempelajari implikasi umum dari berbagai pendekatan.

Organisasi perlu fokus pada membangun keseimbangan kehidupan kerja.

Para pemimpin harus membantu karyawan untuk fokus pada keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Ini dapat dilakukan dengan mendorong karyawan untuk mematikan komputer mereka dan tidak menjawab email 24/7. Para pemimpin harus menjadi contoh dengan membagikan kisah dari kehidupan mereka sendiri tentang bagaimana mereka menjaga keseimbangan kehidupan kerja, tanpa merasa bersalah tentang hal itu.

Organisasi perlu berinvestasi dalam pengembangan kepemimpinan.

Para pemimpin di semua tingkatan perlu dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memimpin dalam lingkungan yang fleksibel dan tidak pasti. Ini termasuk keterampilan seperti komunikasi yang efektif, membangun kepercayaan, dan pemecahan masalah.

Organisasi perlu menciptakan budaya belajar yang berkelanjutan.

Dunia kerja terus berubah, dan karyawan perlu beradaptasi. Organisasi perlu menyediakan sumber daya dan peluang bagi karyawan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru.

Kesimpulan

Masa depan kerja penuh dengan ketidakpastian, tetapi juga menghadirkan peluang besar bagi para pemimpin dan karyawan. Dengan membangun kepercayaan, menanamkan visi, dan berkomunikasi secara transparan, para pemimpin dapat menciptakan “kepastian dengan tujuan” yang akan memotivasi karyawan dan mendorong organisasi untuk maju. Dengan berinvestasi dalam teknologi, menilai kembali model kerja, membangun keseimbangan kehidupan kerja, mengembangkan kepemimpinan, dan menciptakan budaya belajar yang berkelanjutan, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan karyawan untuk berkembang dan berkontribusi pada kesuksesan organisasi di masa depan.

 

 

Referensi :

Clark, T. R. (2024, February 28). What Employees Need from Leaders in Uncertain Times. Harvard Business Review. https://hbr.org/2024/02/what-employees-need-from-leaders-in-uncertain-times

(2022, November 7). Future of Work: why do uncertain times need certainty as a purpose? EY. https://www.ey.com/en_no/workplace-of-the-future/future-of-work-why-do-uncertain-times-need-certainty-as-a-purpose