Tempat Nongkrong di Kota Bandung; Antara Interior dan Perilaku Masyarakat Sekitar
“Bumi Pasundan Lahir ketika Tuhan sedang Tersenyum.” (M.A.W. Brouwer)
Kalimat tersebut cukup tepat dalam menggambarkan kondisi kota Bandung yang menurut sebagian besar masyarakat sangat cocok untuk memulihkan pikiran dari penatnya kesibukan kota. Walaupun sebagian aktivitas dari hiruk pikuk pekerjaan di kota Bandung cukup membuat lelah, namun kota Bandung tidak pernah kehabisan cara untuk membuat masyarakatnya pulih kembali.
Banyak hal yang tersedia di kota Bandung yang dapat menjadi alternatif tempat healing untuk masyarakatnya, mulai dari wisata alamnya, area-area heritage, wisata belanja, sampai ke kafe-kafe dengan interior yang memberikan kesan “Bandung banget”.
Salah satu kafe yang cukup dikenal masyarakat Bandung maupun luar Bandung adalah Kozi Budara. Hal yang cukup menarik dari kafe ini adalah keserasian antara perilaku masyarakat Bandung yang tercermin dari treatment terhadap interior yang dilakukan oleh desainernya.
Area Kasir Kozi Budara. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Berbicara tentang perilaku, salah satu hal yang secara tidak langsung digemari oleh masyarakat yang berada di kota Bandung adalah nongkrong, kegiatan ini biasa dilakukan oleh masyarakat Bandung untuk berdiskusi ataupun sekedar bersilaturahmi dengan rekan-rekannya. Terkadang ada juga yang melakukan aktivitas ini sendirian sambil bekerja ataupun sekedar menikmati suasana di kafe tersebut.
Dari perilaku tersebut dapat tercermin secara sekilas mengenai kebutuhan masyarakat Bandung untuk aktivitas nongkrong di kafe. Hal utama yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut adalah suasana di dalam kafe yang memberikan kesan intim di dalam satu kelompok meja. Contoh pengaplikasian untuk kebutuhan tersebut bisa melalui konfigurasi layout area makan yang memiliki komposisi 2 – 4 kursi atau bisa juga dengan komposisi sharing table sehingga interaksi antar pengunjung menjadi semakin besar. Selain itu dapat diaplikasikan pula melalui pemilihan furniture yang menunjang postur tubuh agar lebih santai saat duduk di area makan tersebut.
Area Makan Pengunjung Kozi Budara. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Area Masuk Kozi Budara. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Dapat terlihat pula dari kedua foto tersebut bahwa terdapat beberapa elemen interior yang sengaja tidak diubah dan dikombinasikan dengan elemen interior yang baru. Hal ini dapat memberikan kesan sebuah kenangan dari kafe ini yang terus ada sehingga menambah interaksi antar pengunjung dengan ruang itu sendiri.
Kozi Budara adalah salah satu kafe di Bandung yang hampir diketahui sebagian besar masyarakat Bandung, terutama masyarakat yang sering nongkrong bersama rekan-rekannya. Hal itu bisa terjadi karena suasana kafe yang sangat mendukung baik secara aktivitas, fungsi, maupun suasana yang dibutuhkan oleh pengunjung.
Untuk menciptakan interior yang serasi dengan perilaku masyarakat sekitar memang diperlukan sebuah riset mengenai hal tersebut secara mendalam. Dengan mempelajari bagaimana perilaku masyarakat dan mengaplikasikannya ke dalam elemen interior akan membuat sebuah ruang yang lebih komunikatif untuk penggunanya, dengan begitu akan muncul sense of belonging dari pengguna ruang terhadap ruangan yang dia tempati.
Comments :