Tempat makanan tradisonal kuliner sunda dikota Bandung
Pariwisata Kuliner dimana Tempat-tempat kuliner tradisional Sunda di Bandung sudah dikatakan sebagai industri pariwisata, para pengunjung wisata mencoba menu makanan sunda yang sudah sangat beragam dan dengan adanya perpaduan budaya memasak semakin menambah ragam kuliner dan dinobatkan Bandung sebagai sentra jajanan. Dalam kenyataannya makanan asli yang dikonsumsi masyarakat sunda dominan makanan nabati (lalaban) dikuatkan sejarah pada abad ke-19 di sepanjang Jawa dan berbagai wilayah setidaknya turut meningkatkan konsumsi protein hewani di kalangan masyarakat Pribumi, namun kecenderungan itu tidak menampak di kawasan Jawa Barat. alasan ini dikarenakan Pembudidayaan hewan ternak secara sistematis tidak dibentuk oleh pemerintahan kolonial untuk basis peternakan, tetapi dijadikan basis sebagai komoditas nabati. Alasan lain adalah orang Sunda merupakan masyarakat yang huma yaitu masyarakat yang bertanam ditempat kering menunggu hujan untuk perairannya dan di jawa barat lahan subur memang sangat cocok diperuntukan untuk tanaman sayuran yang mudah tumbuh untuk dikosumsi, rata-rata untuk makanan hewani berbasis air tawar lebih banyak dibanding kosumsi ikan laut..
Makanan khas kuliner sunda
Fenomena kedua pada dasarnya memang jaman dahulu tidak pernah ada mengkhusukan tempat makan dengan menu masakan sunda, dalam Almanak voor Bandoeng 1941 pada masa sebelum perang, Bandung merupakan kota yang memiliki jumlah rumah makan terbanyak di Nusantara, tulisan dari Haryoto Kunto (1986) dalam bukunya yang berjudul Semerbak Bunga di Bandung Raya. Dalam buku ini, khususnya pada bab yang berjudul Bandung Sorga Tukang Jajan, dijelaskan mengenai eksistensi Bandung sebagai salah satu sentra kuliner di Indonesia sejak masa kolonial. Dalam buku ini sedikit disinggung pula mengenai rumah makan Sunda dan tidak menjelaskan mengenai bagaimana eksistensi kuliner Sunda. Dalam perkembangannya 1960 sampai dengan masa sekarang kuliner bandung selain para pengujung menikmati kuliner makanan hidangan khas Sunda, nilai lain adalah tempat tersebut menawarkan suasana dan yang dapat dinikmati. Contohnya tempat makan; Atmosphere, Sindang Reret, Ampera, Sambara, Bancakan, dsb. dalam tata cara makan orang sunda asli mereka untuk kegiatan makan selalu diposisikan tidak duduk dengan kursi tetapi cenderung ngampar dengan duduk bersila ngariung, cara makan mereka selalu dengan kebersamaan parasmanan dan pola makan dengan menggunakan tangan sebagai cara dan alat makan, kegiatan ini berpengaruh pada keterkaitan ruang tempat makan sunda dengan kegiatan dan kebiasaaan makan orang sunda dimana fungsi menampilkan bentuk ruang makan mengikuti cara makan orang sunda
Isu dari fenomena diatas, jenis makanan, tempat makan khusus makanan sunda dan cara kegiatan asli masyarakat sunda;
- Cara mengolah makanan berpengaruh pada area service, dapur dan pola saji hingga gudang makanan
- Penggabungan ruang komersil kuliner sunda dan pola makan sunda menghasilkan identitas tempat makan kuliner sunda
Dalam artikel ini penulis mencoba melihat kasus studi dengan 2 tempat makan antara lain;
Kegiatan makan secara umum di tempat makan
Kegiatan | tradisional | Modern | |
cara memasak | Duduk dilantai | Berdiri | |
cara makan | Duduk dilantai, dan makan dialas dipan, ngariung | Duduk dikursi dan makan dengan alas meja | |
Produk umum ditempat makan
Variable produk dan interior | tradisional | modern | |
Alat memasak | Hawu, mutu, coet | Kompor, blender | |
Alat makan | Boboko, pangarih, daun pisang dan bobokor, suru | Panci, cukil, piring, sendok, garpu | |
Ruang makan | Dipan, lesehan | Kursi, meja makan | |
Material | Daun pisang, bambu | Keramik,kaca, stainless | |
Equipment dan tata cara makan tradisonal dan modern
Dari kedua pertanyaan diatas apakah keterlibatan antara kegiatan asli dalam budaya memasak orang sunda dan budaya cara makan orang sunda tentunya berbeda dengan konsep masa sekarang yang serba modern, dalam fakta ini tentu isu dan fenomena ini dapat menjadi acuan yang dapat diaplikasikan kedalam desain sebuah tempat makan yang khusus masakan sunda dengan dengan nilai-nilai apa saja yang dapat memperkuat identitas dan atmosphere tempat makan sunda yangs sesuai dengan budaya asli orang sunda dimasa sekarang
Referensi;
Alfonsus Tegar Setyawan1*, Azmah Sholihah2, Siti Lilik Nur Rohmah3; Kuliner Sunda di tengah laju modernitas: perkembangan rumah makanSunda di Bandungtahun 1960-an hingga 2000-an , http://journal2.um.ac.id/
Kunto, H. (1986). Semerbak bungadi Bandung Raya. Bandung: Granesia.
Katsigris, C., & Thomas, C. (2009). Design and Equipment for Restaurants and Foodservice. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Comments :