Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang berada di Indonesia sejak 17 Juni 1864 dengan jalur pertamanya yaitu Semarang – Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh pihak Hindia Belanda yang berkembang hingga sekarang dipegang oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Perubahan perkereta apian di Indonesia terutama di pulau Jawa berkembang, yang dimulai dari kereta api uap, lalu kereta api diesel dan hingga saat ini adanya kereta api listrik yang biasa beroperasi di daerah JABODETABEK, hingga kereta api cepat yang menggunakan daya magnet yang masih dibangun dan mempunyai jalur Bandung – Jakarta. 

 

Pada tiap pulau memiliki kereta api lokal yang hanya mencakup satu daerah di suatu kota atau kabupaten dan kereta api antar daerah yang mengantarkan penumpang dari kota satu ke kota lainnya. Seperti contoh di kota Bandung kereta lokal yang dulu namanya ialah kereta KRD (Kereta Api Diesel) yang sekarang berubah nama menjadi kereta Bandung Raya karena mengantarkan penumpang dari ujung satu hingga ujung satunya lagi di Bandung, dari Kabupaten Bandung Barat hingga Kabupaten bandung dengan memiliki tujuan stasiun Padalarang – Cicalengka dan sebaliknya. 

 

Kereta KRD pada awalnya memiliki sarana duduk atau kursi yang saling berhadapan, sama dengan angkutan umum (angkot) yang ada di Bandung, dengan posisi ini masih banyak penumpang yang apabila kereta sedang padat banyak sekali penumpang tidak mendapatkan tempat duduk sehingga hanya bisa berdiri.  

Gambar 1. Suasana kereta KRD saat lenggang dengan posisi duduk saling berhadapan. 

(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=2XAzxnjq80k&t=49s&ab_channel=SafiraNys) 

 

Hingga pada saat adanya peremajaan yang dilakukan oleh PT. KAI, gerbong kereta dengan kursi saling berhadapan ini digantikan dengan gerbong kereta ekonomi yang tetap sama saling berhadapan, akan tetapi tidak memanjang seperti awalnya dan saling berhadapan antara dua hingga tiga orang saja.  

 

Gambar 2. Posisi duduk saat ini di kereta Bandung raya.  

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5835480/syarat-naik-kereta-api-untuk-anak-anak-cek-di-sini 

 

Dari segi ergonomi sangatlah tidak sesuai bagi tubuh kita, karena posisi duduk yang tegak membuat badan kita cepat pegal, akan tetapi waktu yang di tempuh apabila dari stasiun awal hingga stasiun akhir hanya 90 menit bisa teratasi dengan sedikit peregangan saat mendudukinya. Sayangnya gerbong kereta dengan posisi duduk seperti ini masih digunakan untuk kereta api ekonomi antar kota, dengan contoh seperti kereta api Pasundan dengan tujuan stasiun Kiaracondong (Bandung) hingga stasiun Surabaya Gubeng (Surabaya) yang menempuh perjalanan lebih dari 13 jam sangatlah menyiksa. Bisa dibayangkan apabila penumpang penuh dan padat lutut kita akan saling berbenturan dengan lutut penumpang yang berada depan kita. Sebenarnya sudah banyak komplain dari penumpang ekonomi pasundan yang ingin agar sarana duduk pada kelas ekonomi diganti ke yang lebih layak, mengingat perjalanan yang ditempuh hingga 13 jam lebih.