Museum secara harafiah memiliki fungsi sebagai tempat untuk melakukan pengumpulan dan memamerkan benda yang memiliki nilai penting secara terbuka untuk umum. Mengunjungi museum merupakan kegiatan yang bersifat edukatif tetapi juga rekreatif, karena selain berisi tentang ilmu pengetahuan tentang objek yang ditampilkan tetapi juga disajikan dengan setting kegiatan yang menyenangkan.  

Museum Geologi yang ada di Kota Bandung ini memiliki empat kategori objek pamer, yakni : 1. Geologi Indonesia, yakni area yang menyajikan informasi tentang kondisi geologis Indonesia dan proses terbentuknya kepulauan Indonesia. 2. Sumber Daya Geologi, yakni area yang menjelaskan secara detail mengenai jenis rumber daya alam berupa mineral, logam yang ada dipenjuru Indonesia 3. Manfaat dan Bencana Geologi, yakni area yang berisikan mengenai potensi bencana yang telah terjadi seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan didalmnya juga disajikan simulasi bencana yang dapat dirasakan oleh pengunjung dan terakhir 4. Sejarah kehidupan, yang menyajikan bukti perkembangan kehidupan yang ada di dunia berupa fosil-fosil hewan dari zaman ke zaman. 

Mengulas lebih mendalam mengenai konten objek pajangan dari museum ini mungkin menarik, namun yang dakan diulas lebih adalah mengenai gaya arsitektur-interior bangunan serta hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan sebuah museum. Bangunan museum Geologi awalnya dibangun pada tahun 1982 oleh Ir. H. Menalda van Schouwenburg seorang aristek kebangsaan Belanda, tujuannya adalah sebagai pusat penelitian geologi di Indonesia. Gaya arsitektur dan interior nya merupakan gaya Art-Deco yang masih bisa dirasakan dari elemen garis pada treatmen kolom, dinding, dan pola lantai di interior bangunannya. 

Karena fungsinya sebagai museum maka penyesuaian fungsi sebagai meuseum juga harus dilakukan seperti melakukan revitalisasi ruang pamer dengan kemajuan system display dengan teknologi yang terbaharukan. Meskipun style bangunan bergaya Art-Deco namun untuk membuat display pameran yang modern tidak serta merta harus menutupi atau menghilangkan gaya Art-Deco sepenuhnya. Terlihat pada kolom-kolom di dinding bagian atas masih mempertahankan garis-garis profile dekoratif yang menjadi salah satu ciri khas dari gaya Art-Deco yang masih dipertahankan. 

Ada beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan dalam desain museum diantaranya adalah : 1. Tata ruang dan sirkulasi pengunjung, 2. System display dan furniture, serta 3. Tata pencahayaan. Ketiga aspek ini merupakan  beberapa hal yang paling penting untuk di fahami untuk mendapat pengalaman ruang pada sebuah museum dalam hal desain interior yang akan diulas pada poin-poin dibawah ini. 

 

 

 

  1. Tata ruang dan sirkulasi pengunjung. 

Konsep mengenai alur atau sirkulasi pengunjung dalam sebuah museum hendaknya menyatu dengan konsep penyajian ruang dan materi objek yang ingin disajikan. Objek yang disajikan dapat berupa narasi dan cerita sehingga menghasilkan sebuah alur yang saling berkesinambungan. Alur pengunjung harus mampu mengarahkan pengunjung agar dapat menikmati semua objek yang dipamerkan tanpa ada yang tertinggal. Untuk membantu alur pengunjung dapat disajikan dengan sign system yang  mudah dibaca dan dilihat oleh pengunjung. Sebaiknya dapat terlihat pada gambar denah layout ruangan. Pada Museum Geologi karena bangunannya memiliki massa bangunan yang hamper simetris dengan entrance utama pada bagian tengah maka alur sirkulasi dibuat dengan system satu arah (direct plan) karena memiliki objek pamer yang spesifik sesuai dengan areanya. Sistem sirkulasi ini memungkinkan pengunjung museum geologi untuk merasakan pengalaman dan melihat semua objek pamer tanpa ada yang tertinggal. 

 

  1. System display dan furnitur 

Sistem display dan furnitur pada museum pastinya akan berbeda dengan fasilitas lainnya. System furnitur pada museum harus mempertimbangkan keamanan objek benda dan kenyamanan secara ergonomi untuk pengunjung yang menikmatinya. Display furnitur built-in yang didesain khusus mengikuti kontur ruang dan dapat dilapis dengan kaca untuk menjaga keamanan benda. Pada Museum Geologi setiap objek pamer di lakukan pengamanan dengan menerapkan kaca pengaman pada vitrin sehingga benda tetap terjaga dan bebas dari debu, selain itu prinsip display dengan menerapkan infogrfis yang mudah dibaca serta posisi dan penempatan yang nyaman untuk dibaca ketika pengunjung sedang berdiri di depannya. 

 

  1. Tata Pencahayaan 

Tata pencahayaan pada museum juga memiliki teknik khusus agar mendapatkan visualisasi objek pamer yang terbaik. Memilih jenis lampu, distribusi dan posisi lampu menjadi penting mengingat lampu memiliki tipe arah distribusi (terpusat atau menyebar) yang beragam dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Tipe lampu hendaknya dipilih dengan cahaya yang memiliki tingkat renderasi terbaik (CRI >90), sehingga memberikan impresi warna tampa mempengaruhi warna asli dari objek yang ditampilkan. 

Selanjutnya adalah fungsi lampu yang dipakai, fungsi lampu terdiri tiga jenis, General lighting, task lighting dan ambience lighting. Ketiga fungsi lampu ini diperlukan untuk desain pencahayaan pada museum. Kombinasi dari ketiga jenis fungsi ini juga secara langsung dapat mempengaruhi kontras ruang interior dan objek yang di terangi. System kontras yang dihadirkan oleh pencahayaan dalam ruang museum sangat penting, rasio perbandingan pencahayaan antara lingkungan sekitar (general lighting) dan pencahayaan objek pamer (task lighting) hendaknya sebesar 1:10, yang artinya objek pamer yang ditampilkan hendaknya memiliki penerangan yang lebih besar dari pada interior lingkungan sekitarnya agar menjadi fokus dan menambah performa objek pamer agar lebih menarik perhatian pengunjung. 

Dengan adanya kontras antara lingkungan interior dan objek pamer dengan pencahayaan yang lebih terang akan menambah pengalaman visual objek pamer yang lebih menarik perhatian pengunjung dan mengajak pengunjung untuk manikmati dengan lebih dekat. Selain itu ambiance lighting sebagai tambahan juga diperlukan untuk memberikan dramatisasi ruang agar lebih menarik. Berkaitan dengan pencahayaan pada museum coba perhatikan objek fosil Tyrannosaurus rex pada gambar diatas ini, kira-kira pencahayaan yang sperti apa yang dapat membuat display Tyrannosaurus rex lebih menaik ? untuk mencari jawabannya ayo kunjungi museum Geologi Bandung dan ceritakan pengalaman mu tentang museum dan interiornya.