Bagi masyarakat yang tinggal di Kota Bandung, rasanya sudah tidak heran lagi jika banyak pengunjung atau wisatawan yang datang ke kota dimana mereka tinggal, terlebih di akhir pekan. Dewasa ini, tingginya minat berwisata di Kota Bandung tidak hanya dirasakan oleh warga luar kota, namun juga warga kota Bandung itu sendiri. Ketertarikan untuk mengunjungi ruang publik juga semakin meningkat dengan banyaknya tempat berkumpul dan wisata juga restoran atau kafe yang menjamur di ibu kota Jawa Barat ini. Hal ini cukup signifikan saat sarana publik menjadi fokus utama pembangunan pemerintah Kota Bandung di masa jabatan Walikota Bandung ke-15, Ridwan Kamil. Pada puncak masa jabatannya (tahun 2017-2018), Kang Emil (sapaan akrabnya) membangun banyak sarana publik yang terbengkalai penggunaannya dan menjadi pusat tempat berkumpul warga  setelah proses revitalisasinya.  

 

Kegiatan ruang publik warga dan wisatawan di Kota Bandung terus berkembang yang menyebabkan pemanfaatan ruang terbengkalai seperti Gedung tua dan ruang terbuka kosong menjadi signifikan penggunaannya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang berkumpul di beberapa titik pusat wisata Kota Bandung, salah satunya Jalan Braga atau sering disebut “Braga Panjang”. Di periode masa libur sekolah seperti saat ini di tiap tahunnya (bulan Juni-Juli), Jalan Braga tak pernah sepi oleh pengunjung di hari kerja dan terlebih di masa akhir pekan. Peluang yang sangat tinggi inilah yang dimanfaatkan pengusaha kuliner, produk kerajinan, atau investor ruang untuk membuka usahanya di ruang publik terbuka.  

Salah satu dari ruang pameran yang terletak di Jalan Braga yaitu Grey Art Gallery. Dibuka di tanggal 2 Juni 2023 lalu, pameran bertemakan “Redmiller Experience, Behind Those Eyes” mengangkat isu kekinian di kalangan remaja dan dewasa muda, yaitu kesadaran akan kesehatan jiwa (mental health issues). Ruang pameran di Grey Art Gallery yang bernuansakan Gedung tua, disulap menjadi wahana jelajah warna-warni dan berwarna neon untuk mengantarkan pengunjung menelusuri perjalanan seorang Redmiller Blood, tokoh yang menjadi persona akan isu yang diangkat sang seniman. Peter Rhian Gunawan desainer dan juga seniman utama dan juga pencipta karakter Redmiller berkolaborasi dengan Sundea Salamatahari dan Audreysha Zalfa sebagai young artist collaborator dalam ajang pameran Redmiller Experience ini. Peter Rhian Gunawan sendiri merupakan lulusan studi sarjana dan pascasarjana dari Institut Teknologi Bandung (jurusan Desain Komunikasi Visual). Di masa karirnya sebagai seorang professional, Peter memiliki fokus untuk menciptakan seni lukis dan art toys untuk mengekspresikan karyanya. Sejak 2020, ia pun aktif mengadakan pameran karya seni nya di ajang nasional dan internasional. Menariknya, tema yang diangkat oleh sang seniman mengantarkan pengunjung pameran – baik yang sengaja ataupun tak sengaja mengunjungi Jalan Braga – hadir sepenuhnya dalam pengalaman atau experience karya seni yang merangkul ketertarikan usia remaja dan dewasa muda.  

Diluar konsep karya seninya yang dalam, secara visual di ruang terbuka, pengunjung pun menikmati suasana dan wahana yang ditawarkan di dalam area pamer, seperti menulis angan dan harapan layaknya apa yang dirasakan oleh sang karakter utama Redmiller dalam perjalanan olah emosinya. Tingginya ketertarikan pengunjung untuk turut serta dalam penulisan harapan tersebut menjadi salah satu tolak ukur berhasilnya engagement terhadap pesan sang seniman terhadap publik yang menjadi target sasaran pengunjung pamerannya.  

(Dialog sejumlah seniman di pembukaan Grey Art Gallery (31/1/2023). Sumber foto: https://mediaindonesia.com/nusantara/554996/grey-art-gallery-ramaian-kawasan-braga) 

 

Berkesempatan berbincang dengan Grace Christianti salah seorang penggagas dari Grey Art Gallery, ruang publik ini memang diperuntukkan sebagai ruang terbuka untuk umum dan membuka peluang kesempatan kolaborasi dengan seniman lokal maupun internasional. Dengan adanya Grey Art Gallery ini, para penggagas galeri ini juga berharap Grey Art Gallery dapat menjadi wadah bagi para seniman, meningkatkan ketertarikan publik terhadap karya seni, dan juga menambah semarak keberadaan galeri yang terletak di Jalan Braga, Bandung.