Respon Taman Musik sebagai Ruang Terbuka Hijau 

 

Taman Musik adalah merupakan sebuah taman di kota Bandung yang berjenis Taman Tematik yang berlokasi di jalan Belitung, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasinya tepat berada di samping sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Bandung, yaitu SMAN 5, dan keberadaannya selama ini berfungsi sebagai salah satu lokasi tempat berkumpul, tempat bermain musik serta bermain basket dan kegiatan lainnya siswa-siswi sekolah tersebut di atas. Taman Musik dikenal juga dengan nama Taman Centrum, terletak di depan (dahulu) Area Permandian Centrum yang sekarang telah beralih fungsi menjadi Café. Luas Taman Musik berkisar + 2000 m2 (Peta Garis Kota Bandung), sebelumnya merupakan taman yang sudah beberapa kali dilakukan renovasi, tahun 2014 dilakukan renovasi kedua dengan mengusung tema musik, dapat dilihat pada gambar 3.  

Ada hal yang menjadi perhatian khusus bagi pengunjung yaitu terdapat sebuah tugu berbentuk “Gitar Raksasa” yang merupakan simbol pengingat dari tragedi tewasnya 11 orang dalam sebuah konser musik band Metal Beside di gedung AACC pada tahun 2008 yang silam. Jika diperhatikan dengan seksama, maka pengunjung bisa melihat di Giant Guitar tersebut, 11 monumen kecil dengan grafir nama-nama korban yang melingkarinya di taman musik ini. 

Dari hasil pengamatan dapat dideskripsikan seperti dilihat pada gambar 4 yaitu: (1) Zona Stage : Zona ini berfungsi sebagai stage/panggung. Berbentuk lingkaran dengan elevasi ketinggian yang berbeda sekitar 20cm. Jumlah stage ada 3 (tiga), namun hanya dua yang dapat dipergunakan untuk panggung. (2) Zona Amphiteather: merupakan area tangga yang dapat digunakan sebagai tempat duduk, dirancang melingkar menghadap stage/panggung. (3) Zona Hijau: Area ini merupakan tempat elemen softscape taman berupa pepohonan perdu dan bertajuk sedang. (4) Zona Lapangan Basket Mini: Area ini berada dilengkapi dengan dua ring basket, material perkerasan berupa beton. 

 Kami menerapkan rancangan dasar untuk skema taman kota di masa pandemic dengan studi kasus taman centrum yang berlokasi di jalan Belitung, Kota Bandung. Fokus rancangan terletak pada aspek-aspek krusial yang berkaitan dengan penerapan protocol kesehatan, dan elaborasinya dengan aspek-aspek gaya hidup masyarakat kota saat ini. Respon rancangan dipusatkan pada tiga titik area taman yakni: pintu masuk, tribun, dan lapangan. 

 

  • Penerapan Rancangan pada Pintu Masuk (Sarana Pendataan Elektronik Mandiri dan Saranan Pelayanan)

Respon rancangan yang diusulkan pada pintu masuk taman terdiri dari 2 sarana yakni: sarana pendataan elektronik mandiri, dan sarana pelayanan. Untuk sarana pendataan elektronik mandiri, data yang direkam ialah nomor kependudukan, dan status sudah atau belum vaksin yang diverifikasi menggunakan kartu tanda vaksin atau nomor tanda vaksin. Selain fitur pendataan, sarana ini dilengkapi dengan fitur penanda dan pengaman yang dapat memberikan sinyal atau informasi mengenai diperbolehkan atau tidaknya seorang pengunjung untuk memasuki taman.  Sedangkan untuk fitur pengaman yang dimaksud adalah tidak hanya dalam lingkup perlindungan terhadap fisik objek saja seperti korosi, penyok, patah, dan sebagainya, melainkan juga pengamanan dari pengrusakan dan pencurian objek. Sarana pendataan elektronik mandiri ini memerlukan pemrograman tertentu yang melibatkan pakar teknologi informatika. 

Selanjutnya untuk sarana pelayanan, ialah bangunan dan ruang semi permanen dengan area cukup untuk menampung obat-obatan, dan peralatan medis darurat lainnya sebagai antisipasi terjadinya gangguan kesehatan pada pengunjung yang membutuhkan respon secara cepat. Selain menampun obat-obatan dan peralatan medis darurat, sarana ini juga memiliki ruang untuk operator atau penjaga yang bertugas menjaga keamanan dan sekaligus melayani permintaan masyarakat terkait obat-obatan tertentu. Adapun jenis-jenis obat yang ditampung pada sarana ini, akan mengikuti panduan dan koordinasi dari dinas kesehatan terkait. Jenis layanan yang dapat dilakukan pada sarana ini antara lain, pengecekan temperature tubuh, pengukuran tensi, dan pemberian obat-obatan. Agar lebih tersentralisasi dan terorganisir, pengoperasian sarana pelayanan ini harus disertai dengan format aplikasi tertentu yang dapat dihubungkan dengan database informasi pusat. 

 

  • Respon Rancangan Pada Area Tribun 

Untuk area tribun, respon perancangan difokuskan pada penyekatan pada sarana duduk. Sarana penyekatan ini dikemas desainnya agar tidak hanya menekankan pada aspek keamanan dan kesehatan saja, tapi dielaborasikan dengan elemen atau fitur yang berhubungan dengan gaya hidup masyarakat seperti aktifitas digital media sosial. Material dibuat dari bahan yang kokoh dan transparan seperti tempered glass. Dengan menggunakan gawai tertentu kaca ini bisa difungsikan sebagai layar digital dimana pengguna bisa menghubungkan gawai selular atau laptopnya dengan layar tersebut. Aktifitas yang bisa ditunjang ialah seperti presentasi secara online, diskusi, dan menonton konten-konten tertentu dari aplikasi yang diinginkan. Penggunaan material kaca juga ditujukan agar operasional perawatan dan pembersihan bisa lebih mudah dan higienis. 

  • Respon Rancangan Area Lapangan  

Fokus rancangan pada area lapangan ialah terletak pada aspek informasi tata letak aktifitas. Lantai lapangan dibuatkan tanda-tanda berbentuk geometris sebagai informasi bagi pengunjung dalam melakukan kegiatannya di dalam taman pada area lapangan. Rupa dekorasi atau gaya desain bisa disesuaikan dengan karakteristik atau tema yang disusung oleh taman. Secara teknis, antara tanda lingkup aktifitas harus dibuat berjarak minimum sesuai rekomendasi yaitu minimal 2 meter. Tanda dibuat dengan bahan yang tidak hilang tergerus oleh cuaca dan gesekan. Dengan rancangan saran demikian, diharapkan agar pengunjung tetap dapat berinteraksi dengan masyarakat tanpa kekhawatiran terjadinya penularan, dan tentunya akan mengurangi depresi akibat efek isolasi.