Mungkin warga Jawa Barat, khususnya kota Bandung telah sangat mengenal keberadaan Gereja Katedral Santo Petrus yang berdiri anggun monumental. Gereja ini terletak di jalan Merdeka, dekat dengan kompleks Balai Kota Bandung. Namun gereja tersebut bukanlah gereja katolik tertua di Jawa Barat. Lalu gereja katolik manakah yang tertua di Jawa Barat?

 

 

Jawabannya adalah, Gereja Katolik Santo Yusuf, yang terletak di jalan Yos Sudarso, Kota Cirebon. Bangunan ini tercatat sebagai Gereja Katolik pertama di Jawa Barat yang mulai dibangun pada tahun 1878 oleh seorang pengusaha gula Louis Theodorus Gonsalves.  

Pembangunan gereja ini memerlukan waktu selama 2 tahun dan diresmikan pada tanggal 10 November 1880 oleh Mr. Adam Carel Claessens.  

 

 

 

Kompleks gereja telah mengalami beberapa tahapan pengembangan sebagai konsekuensi dari kebutuhan yang terus mengalami pertumbuhan. Bangunan gereja utama pada tahun 2022 telah memasuki usia lebih dari 140 tahun. Dengan demikian bangunan ini dipastikan telah terdaftar sebagai bangunan heritage Kelas A.

 

 

Sesuai dengan ketentuan penataan bangunan/ area dengan kategori bangunan heritage Kelas A (tertinggi); diperlukan kecermatan dan riset khusus dalam melakukan perubahan/ penataan termasuk penambahan elemen baik interior maupun eksterior bangunan agar tetap terjaga kesinambungan sejarahnya dan tetap harmoni baik secara konseptual, visual, maupun spasial.

Kegiatan di lingkungan Gereja Katolik Santo Yusuf Cirebon ini terdiri dari beberapa aktivitas, di antaranya:  

Kegiatan Utama  

Merupakan aktivitas keagamaan yang dilakukan baik secara rutin maupun insidental. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: Misa Harian (Senin – Minggu), Pemberkatan Perkawinan, Misa Arwah (sesuai permintaan/kebutuhan).

 

 

Kegiatan ini dilaksanakan baik di dalam ruang utama Gereja, dan dalam peristiwa khusus (bila dibutuhkan) dapat pula dilakukan di ruang lain yang telah disiapkan untuk kegiatan tersebut.

Kegiatan Penunjang/Pelayanan  

Merupakan kegiatan lain yang menunjang kegiatan utama baik langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah kegiatan berlatih paduan suara dan latihan untuk Pemazmur dan Lektor. Kegiatan Bina Iman untuk Anak dan Remaja termasuk kegiatan penunjang yang rutin dilakukan setiap hari Minggu. Adapun beberapa kegiatan pelayanan umat lainnya antara lain adalah pelayanan kesehatan berupa fasilitas klinik yang juga menyelenggarakan kegatan donor darah secara insidental.

Kompleks Gereja Santo Yusuf – Cirebon saat ini menempati area seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.  

 

 

Area di sisi barat terdiri dari 4 bangunan yaitu:

  1. A Bangunan Utama Gereja, yang merupakan bangunan heritage yang telah mengalami perubahan dan penambahan massa bangunan.  
  1. B1 & B2 Bangunan Penunjang. Bangunan B1 merupakan bangunan tua yang saat ini sebagian ruangan digunakan sebagai toko buku dan souvenir. Bangunan B2 (2 lantai) merupakan bangunan relatif baru yang digunakan untuk mewadahi beragam kegiatan penunjang baik bagi internal lingkungan gereja maupun publik.  
  1. C Pasturan (2 lantai), yang merupakan bangunan tempat tinggal para Romo yang dilengkapi dengan fasilitas untuk menunjang aktivitas keseharian mereka.  

Area di sisi timur merupakan lapangan terbuka yang saat ini digunakan sebagai area parkir pada saat ada kegiatan yang membutuhkan area parkir tambahan.

 

Pada saat ini dirasakan perlunya beberapa penataan kawasan Kompleks Gereja Santo Yusuf Cirebon dengan mempertimbangkan kedudukannya sebagai bagian dari sejarah Kota/ Kabupaten Cirebon. Dari mulai penataan ruang dalam dan ruang luar, utilitas, mekanikal elektrikal, hingga lansekap. Dengan demikian, salah satu aspek penting yang perlu dipelajari adalah sejarah bangunan serta peraturan-peraturan yang terkait dengan tata bangunan dan faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap pengembangannya.  

 

 

 

 

.