Gig Economy mengacu pada sistem ekonomi di mana pekerjaan sementara dan kontrak jangka pendek menjadi lebih umum dibandingkan pekerjaan tetap. Ini mencakup pekerjaan seperti freelancer, kontraktor independen, pekerja lepas, dan pekerjaan paruh waktu yang biasanya difasilitasi melalui platform digital seperti Uber, Upwork, atau Go-Jek.  

Kesempatan dalam Gig Economy 

  1. Fleksibilitas Waktu dan Lokasi : Pekerja memiliki kendali lebih besar atas jadwal mereka dan bisa bekerja dari mana saja. Hal ini sangat menguntungkan bagi mereka yang mencari keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. 
  2. Berbagai Peluang Kerja : Gig economy menawarkan berbagai jenis pekerjaan yang bisa diambil sesuai dengan keahlian dan minat individu. Ini memungkinkan pekerja untuk mengeksplorasi berbagai bidang tanpa terikat pada satu perusahaan. 
  3. Penghasilan Tambahan : Banyak orang menggunakan gig economy sebagai sumber penghasilan tambahan di luar pekerjaan tetap mereka. Ini bisa membantu meningkatkan kesejahteraan finansial. 
  4. Pengembangan Keterampilan : Dengan terlibat dalam berbagai proyek, pekerja dapat mengembangkan keterampilan baru dan memperluas jaringan profesional mereka, yang bisa berguna untuk karir jangka panjang. 

 Tantangan dalam Gig Economy 

  1. Ketidakpastian Pendapatan : Tidak seperti pekerjaan tetap yang menawarkan gaji tetap, pendapatan dalam gig economy bisa sangat bervariasi. Hal ini dapat menciptakan ketidakstabilan finansial bagi pekerja. 
  2. Kurangnya Keamanan Kerja : Pekerja dalam gig economy tidak memiliki perlindungan pekerjaan yang sama seperti karyawan tetap, seperti tunjangan kesehatan, cuti berbayar, atau pensiun. 
  3. Isolasi dan Keterbatasan Sosial : Pekerjaan berbasis gig seringkali dilakukan secara mandiri, yang dapat menyebabkan kurangnya interaksi sosial dan dukungan kolektif yang biasanya ditemukan dalam lingkungan kerja tradisional. 
  4. Tuntutan Manajemen Diri : Pekerja gig harus mengelola banyak aspek pekerjaan mereka sendiri, termasuk perencanaan, keuangan, dan pemasaran, yang bisa menambah beban kerja dan stres. 
  5. Regulasi dan Perlindungan Hukum : Banyak negara belum memiliki regulasi yang jelas untuk melindungi pekerja gig. Ini bisa menyebabkan eksploitasi dan kondisi kerja yang buruk. 

     Gig economy menawarkan berbagai kesempatan yang menarik, terutama dalam hal fleksibilitas dan pengembangan keterampilan. Namun, tantangan yang ada, terutama terkait dengan keamanan dan ketidakpastian finansial, juga perlu diperhatikan. Agar gig economy bisa menjadi bagian yang berkelanjutan dan adil dari dunia kerja, diperlukan kebijakan dan regulasi yang mendukung perlindungan pekerja serta memberikan struktur yang jelas dalam ekosistem ini. 

 

Referensi: 

https://www.loker.id/artikel/gig-economy-peluang-baru-atau-ancaman-tersembunyi-di-era-digital