Langkah Brainstorming Brand yang Kuat untuk Bisnis Kamu

Brainstorming brand bukan sekadar mencari nama yang keren. Ini adalah proses mendalam untuk menemukan “jiwa” bisnis kamu. “Apa yang kamu percayai, bagaimana kamu ingin dilihat, dan cerita apa yang ingin kamu sampaikan.”
Mulai dari sebuah ide apa yang mau kamu jual, mungkin hasil karya sendiri atau bareng dengan teman bisnis sampai bagaimana caranya supaya produk tersebut bisa mencapai tangan target konsumen, semua memerlukan tahap ini untuk bisa optimalkan brand yang kamu buat. Lalu, bagaimana caranya kita membuat brand yang mudah diingat konsumen?
Berikut panduan bertahap untuk melakukan brainstorming brand yang efektif.
Fase 1: Riset dan Fondasi (Sebelum Mulai)
Jangan langsung melompat ke ide nama. Mulailah dengan pertanyaan dasar:
- Apa Tujuan Inti Bisnis Kamu? (Why)
- “Kami ada untuk membantu ______ mencapai ______.”
- Ini adalah misi dan tujuan besar brandmu.
- Siapa Target Audiens yang Paling Spesifik?
- Jangan bilang “semua orang”. Definisikan: usia, minat, tantangan mereka, media sosial favorit, dll.
- Brand yang kuat berbicara langsung kepada seseorang, bukan kepada kerumunan.
- Apa yang Membuat Kamu Berbeda? (Unique Value Proposition)
- Di antara semua kompetitor, mengapa pelanggan harus memilih kamu?
- Bisa dari sisi manfaat (lebih cepat, lebih mudah), rasa (lebih nostalgia), atau pengalaman (layanan personal).
Fase 2: Brainstorming Ide dan Kata Kunci
Setelah fondasi jelas, kumpulkan tim kecil (atau lakukan sendiri) untuk sesi curah pendapat. Gunakan metode ini:
Langkah 1: Word Dump (Tumpahkan Semua Kata)
- Ambil papan tulis atau kertas besar.
- Tulis SEMUA kata yang terkait dengan:
- Produk/Jasa Kamu: (Contoh: kopi → roast, biji, aroma, dingin, seduh).
- Perasaan yang Ingin Dibangun: (hangat, bersemangat, tenang, eksklusif).
- Nilai dan Karakter Brand: (tulus, modern, tangguh, playful, ahli).
- Gunakan tesaurus untuk menemukan sinonim yang unik.
Langkah 2: Kombinasi dan Asosiasi Bebas
- Coba kombinasikan kata-kata yang tidak biasa.
- Contoh: “Biji” + “Cerita” = Bijakarta (untuk brand kopi lokal Jakarta).
- Pikirkan metafora atau simbol.
- Apa yang melambangkan “kecepatan”? (Cheetah, kilat, jet).
- Apa yang melambangkan “pertumbuhan”? (Tunas, gunung, tangga).
Langkah 3: Kategori Nama Brand
Coba arahkan ide ke dalam beberapa kategori nama:
- Deskriptif: Langsung menjelaskan (Contoh: BukuKita).
- Akronim/Singkatan: (Contoh: IKEA, Gojek di awal).
- Gabungan Kata: (Contoh: Netflix = Internet + Flicks).
- Nama Orang/Pendiri: (Contoh: Martha Tilaar, Wardah).
- Kata Hasil Modifikasi: Menambahkan/mengubah huruf (Contoh: Flickr, Spotify).
- Kata Abstrak/Baru: Unik dan mudah dilindungi (Contoh: Google, Kodak).
Fase 3: Penyaringan dan Uji Coba
Dari puluhan ide, sekarang saatnya menyaring.
Saring dengan Kriteria Ini:
- Ketersediaan Nama Domain dan Media Sosial: Cek segera! Nama yang bagus tapi tidak available, harus ditunda.
- Mudah Diucapkan dan Dieja? Orang harus bisa menuliskannya setelah mendengar.
- Apa Konotasinya? Cek di bahasa lain atau slang lokal, jangan sampai ada makna negatif.
- Fleksibel untuk Masa Depan? Jangan terlalu spesifik hingga membatasi perkembangan. (Contoh: “Toko Kue Bandung” akan sulit bila mau ekspansi ke Surabaya).
- Visualnya Bagaimana? Coba bayangkan logo dan desainnya. Nama seperti “Swift” mudah divisualkan, nama abstrak butuh konsep kuat.
Uji ke Audiens dan Dapatkan Feedback:
- Pilih 3-5 nama terbaik.
- Tanyakan kepada calon pelanggan atau teman yang jujur: “Nama ini bikin kamu mikir bisnis apa?” dan “Perasaan apa yang muncul?”
- Jawaban mereka harus mendekati tujuan branding-mu di Fase 1.
Fase 4: Membangun Dunia Brand (Brand World)
Setelah nama dapat, kembangkan elemen lain dalam sesi brainstorming lanjutan:
- Tagline/Slogan: Kalimat pendek yang menangkap esensi brand. (Contoh: Nike’s “Just Do It”).
- Brand Voice dan Personality: Jika brandmu adalah orang, seperti apa sifatnya? Formal? Santai seperti teman? Motivational?
- Warna dan Visual Mood: Pilih 2-3 warna utama yang mencerminkan karakter. Buat moodboard di Pinterest.
- Cerita Asal Usul (Brand Story): Cerita menarik dan autentik di balik berdirinya brand ini. Orang suka cerita yang relatable.
Tips Proses Brainstorming yang Efektif:
- Tunda Penilaian: Saat fase ide, tidak ada ide yang bodoh. Tulis semuanya dulu.
- Cari Inspirasi di Luar Industri: Lihat brand makanan, fashion, atau tech untuk mendapatkan perspektif segar.
- Gunakan Timer: Sesi 25-30 menit fokus biasanya lebih produktif.
- Istirahat & Inkubasi: Tidurlah. Seringkali ide terbaik muncul setelah otak diistirahatkan.
Brainstorming brand yang sukses adalah perjalanan dari dalam ke luar. Dimulai dari memahami “mengapa” bisnis kamu ada, lalu menuangkannya ke dalam kata-kata, nama, dan identitas visual yang beresonansi dengan hati audiens.
Jangan terburu-buru. Proses ini adalah investasi terpenting untuk masa depan bisnismu. Brand yang kuat dibangun dari fondasi cerita dan nilai yang kokoh, bukan sekadar nama yang trending.
Link artikel :
Link gambar :
Comments :