3 More Leadership Styles—and When to Use Them

Jesslyn Chrestella Benita - 2702228910 "3 More Leadership Styles—and When to Use Them" Artikel ini memperkenalkan tiga gaya kepemimpinan tambahan yang dapat menjadi tambahan penting dalam kotak alat seorang pemimpin. Pertama, gaya kepemimpinan affiliative, yang berfokus pada membangun ikatan emosional. Gaya ini mendorong terciptanya hubungan yang kuat antara pemimpin dan anggota tim, yang kemudian membentuk budaya perusahaan yang positif. Namun demikian, gaya ini tidak boleh digunakan secara terisolasi karena mungkin tidak memberikan umpan balik yang cukup untuk mengatasi masalah kinerja atau menangani tantangan yang kompleks. Kemudian, gaya kepemimpinan demokratis, yang melibatkan pembuatan keputusan secara konsensus. Gaya ini ideal digunakan saat Anda tidak yakin tentang langkah terbaik yang harus diambil dan ingin menghasilkan ide-ide dari anggota tim. Namun, strategi ini tidak efektif ketika anggota tim kurang memiliki pengalaman atau informasi, atau dalam situasi krisis. Terakhir, gaya kepemimpinan coaching, yang berfokus pada pengembangan individu untuk masa depan. Gaya ini sangat berguna selama evaluasi kinerja satu lawan satu dan sangat penting untuk pengembangan karyawan. Refleksi dari artikel tersebut menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam kepemimpinan. Tidak ada satu gaya kepemimpinan yang bisa dianggap sebagai solusi yang sempurna untuk setiap situasi. Seorang pemimpin yang efektif harus dapat memahami konteks dan kebutuhan timnya serta mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang ada. Selain itu, artikel ini menunjukkan bahwa kepemimpinan bukanlah tentang mengadopsi satu gaya tertentu dan mengikuti pola baku, tetapi lebih tentang memahami kekuatan dan kelemahan dari masing-masing gaya kepemimpinan dan menggunakannya secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang beragam agar dapat menjadi pemimpin yang efektif dan berdaya tahan dalam menghadapi berbagai tantangan dan situasi yang berbeda.

naura tunite alfitari 2702367145 Artikel berjudul “3 More Leadership Styles—and When to Use Them” ini membahas tentang tiga gaya kepemimpinan tambahan: afiliatif, demokratis, dan coaching. Mulai dari kepemimpinan afiliatif, gaya ini berfokus pada membangun hubungan yang baik dengan anggota tim. Hal imi dapat membantu menciptakan suasana kerja yang positif dan memotivasi orang lain. Namun, gaya ini kurang efektif untuk memberikan umpan balik atau menangani masalah kinerja yang serius. Selanjutnya gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini cocok ketika sedang menghadapi masalah yang belum jelas solusinya dan membutuhkan masukan dari anggota tim. Dengan diskusi bersama, tim dapat menghasilkan ide-ide kreatif untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, gaya kepemimpinan ini kurang efektif untuk tim yang masih kurang pengalaman atau dalam situasi krisis dimana keputusan perlu diambil dengan cepat. Yang terakhir adalah kepemimpinan coaching, gaya ini berfokus pada pengembangan anggota tim. Melalui bimbingan dan arahan, pemimpin dapat membantu mereka untuk berkembang dan mencapai potensinya. Gaya ini sangat berguna saat melakukan evaluasi kinerja dan pengembangan karyawan. Pelajaran yang dapat saya ambil adalah penting untuk memahami berbagai gaya kepemimpinan dan kapan sebaiknya menggunakannya. Tidak ada satu gaya kepemimpinan yang universal karena perlu menyesuaikan gaya kepemimpinan tergantung dengan situasi dan kebutuhan tim. Selain itu, saya juga belajar tentang pentingnya mengembangkan keterampilan diri karena berkomunikasi secara efektif dan asertif itu perlu untuk memimpin dan memotivasi orang lain. Begitu pula dengan membangun empati karena memahami dan menghargai sudut pandang orang lain juga tak kalah penting. Dengan memahami gaya kepemimpinan, saya belajari bagaimana menerapkannya dalam situasi yang berbeda dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi orang lain.