Sejak tahun 2000, Artificial Intelligence mulai berkembang pesat. Artificial Intelligence merupakan teknologi yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia seperti logika dan pengambilan keputusan. Kehadiran Artificial Intelligence memungkinkan sebuah pekerjaan untuk dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Sejak tahun 2010, perkembangan digital marketing pun mulai pesat hingga kini telah menjadi strategi marketing utama bagi kebanyakan bisnis. Semua aktivitas marketing mulai dari awareness, consideration, conversion, engagement, hingga retention dilakukan melalui kanal digital.  

     Perkembangan keduanya telah memunculkan sebuah fenomena baru yaitu penerapan Artificial Intelligence dalam digital marketing. Strategi yang mulai marak dan memiliki potensi yang besar adalah penggunaan virtual influencer untuk membantu memasarkan sebuah produk atau jasa.  Virtual influencer adalah karakter fiksional hasil teknologi komputer namun memiliki persona, fitur dan cara berinteraksi seperti manusia sehingga memungkinkan mereka untuk terhubung erat dengan para pengikutnya di media sosial dan meraih popularitas yang tinggi.  

    Pada tahun 2016 muncul Lil Miquela. Ia adalah virtual influencer pertama yang berhasil memperoleh popularitas yang mendunia serta membuka jalan bagi pemanfaatan virtual influencer untuk aktivitas marketing. Kini virtual influencer telah menyebar ke berbagai negara dan menurut Virtual Humans, pada tahun 2022 shterdapat lebih dari 200 virtual influencer di dunia. 

Gambar: Lil Miquela

Sumber: Instagram Lil Miquela

STRATEGI MARKETING MENGGUNAKAN VIRTUAL INFLUENCER

    Influencer marketing adalah suatu bentuk kerjasama antara sebuah brand dengan influencer media sosial untuk mempromosikan produk atau jasa dari brand tersebut. Selama bertahun-tahun, influencer marketing merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan awareness dan sales. Kini strategi tersebut dapat dilakukan dengan influencer manusia maupun virtual influencer.

Terdapat 2 jenis strategi pemanfaatan virtual influencer bagi aktivitas marketing, yaitu:

  1. Melakukan kerjasama endorsement dengan virtual influencer.

Sama seperti kerja sama endorsement dengan influencer manusia, sebuah brand akan membayar sejumlah nominal tertentu kepada virtual influencer agar memposting produk atau jasa mereka di media sosial virtual influencer tersebut.

  1. Sebuah brand menciptakan virtual influencer

Strategi ini dilakukan oleh Magazine Luiza dengan menciptakan Lu Do Magalu dan Casas Bahia dengan menciptakan CB. Virtual influencer yang diciptakan oleh sebuah brand akan memiliki beberapa fungsi, antara lain berperan sebagai maskot dari brand tersebut, membantu memanusiakan brand voice, melakukan aktivitas promosi di media sosial, membangun komunitas customer serta dapat pula menjalin kerjasama dengan brand lain.

Gambar: Lu Do Magalu dan CB

Sumber: Instagram Magazine Luiza dan Casas Bahia