What Is Emotional Branding?
Pikirkan tentang ponsel atau laptop yang Anda gunakan. Apakah itu hanya untuk menyelesaikan pekerjaan Anda, atau apakah Anda merasa terikat secara emosional dengan merek tersebut? Mengapa Anda lebih suka membeli kopi dari Starbucks Mengapa Anda suka menonton secara berlebihan di Netflix? Bagaimana dengan platform streaming lainnya? Mengapa Anda berbelanja di Shopee? Mengapa Anda menggunakan merek yang sama berulang kali padahal Anda punya banyak pilihan lain? Dan, bagaimana jika kami meminta Anda untuk beralih ke merek lain? Yang benar adalah ketika Anda terhubung dengan suatu merek pada tingkat emosional; sulit untuk menggantinya. Jadi mereka mendapatkan tempat permanen di pikiran dan hati Anda sehingga sulit untuk menghindari produk mereka. Dan ini terjadi karena branding emosional. Dengan pencitraan merek emosional, Anda dapat membentuk citra yang hanya menarik bagi basis audiens Anda. Artinya, segala sesuatu yang dilakukan merek Anda akan membangkitkan emosi mereka. Ini akan membangun rasa keinginan, kebutuhan, ketakutan, urgensi, dan kekaguman. Dengan menggunakan pencitraan merek emosional, Anda dapat menciptakan produk, kampanye, layanan yang lebih bertarget, dan ROI yang lebih baik dibandingkan strategi pemasaran lainnya. Tapi, bagaimana cara memasukkan emosional branding ke dalam strategi bisnis Anda?
Emotional branding adalah proses membangun hubungan emosional jangka panjang antara pelanggan dan produk atau bisnis dengan memicu emosi mereka (Gobe, 2005). Pencitraan merek emosional memungkinkan Anda membangun otoritas dan kepercayaan di antara basis audiens Anda. Ini membantu Anda meningkatkan keterlibatan dan nilai merek. Karena keterlibatan yang sebenarnya tidak bersifat transaksional, melainkan emosional. Marc Gobé pertama kali memperkenalkan konsep emosional branding dalam bukunya Emotional Branding: The New Paradigm for Connecting Brands to People. Konsep utama buku ini adalah hubungan dapat dibuat pada tingkat emosional antara merek dan pelanggan. Marc menyarankan bahwa agar berhasil menciptakan pencitraan merek yang emosional, merek harus: Mempertimbangkan pelanggan mereka sebagai manusia. Menyediakan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar tetapi juga memenuhi harapan pelanggan. Bangun hubungan kepercayaan dan kesetiaan. Berkomunikasi dengan baik dengan audiens mereka untuk membangun hubungan yang kuat. Pencitraan merek emosional memungkinkan Anda membentuk pesan bisnis dan memicu emosi alami pelanggan. Artinya, apapun strategi yang diambil bisnis Anda mulai dari pembuatan logo hingga pengalaman pemasaran, semuanya harus menyasar konsumen pada tingkat emosional yang berbeda. Misalnya, hal ini dapat memicu kecintaan mereka terhadap merek Anda, memancing keinginan mereka terhadap produk Anda, atau memberi mereka rasa aman.
Pelanggan adalah hal terpenting bagi merek apa pun. Menarik emosi mereka sangat penting untuk memotivasi mereka mengambil tindakan. Setelah Anda menyadari bahwa sebagian besar keputusan pembelian dibuat secara tidak sadar melalui perasaan kita, akan lebih mudah untuk membangun strategi branding yang kuat. Dengan menggunakan pencitraan merek emosional, selami ekspektasi pelanggan lebih dalam, ukur kepuasan mereka, dan selaraskan tujuan bisnis Anda.
Sumber: https://surveysparrow.com/blog/emotional-branding-101-what-why-examples/
Comments :