Leadership Isn’t About Your Job Title

The article argues that leadership is not limited to those in formal positions of authority and that anyone can become a leader regardless of title or status. It suggests that it can take many forms, including execution, inspiring others, and demonstrating integrity. it believes that anyone who wants to be a leader should focus on developing emotional intelligence, which means being able to understand and empathize with the emotions of others, as well as recognize and manage their own emotions. Other important characteristics of an effective leader include a growth mindset, the ability to communicate effectively, and a willingness to take risks and learn from failure. This article emphasizes the importance of creating a leadership culture within an organization where everyone is encouraged to take responsibility for their work and contribute to the team's success. This can be achieved through coaching, mentoring, and providing opportunities for skill development and leadership training. In conclusion, in this article, leadership is a mindset and set of behaviors that can be adopted by anyone, regardless of title or position, and that creating a culture of leadership can lead to greater innovation, collaboration, and success within an organization. argue that it can lead to 

To become influential in the workplace, we are often told that we must rise through the ranks or collect a set of fancy credentials. Most people do not identify as a 'leader' unless it is written into their role, despite the fact that leadership is a skill, not a title. Over the years, through my work as a leadership consultant working in the trenches with companies in nearly every sector, I have seen hundreds of early career professionals and individual contributors project more influence than their own managers. In its purest form, leadership in the workplace is the ability and willingness to accept responsibility for your career. Skilled leaders influence others to believe in the vision and gain followers who will help them make an impact. While it's natural to think about yourself first — analyze what you'll gain from circumstances, work, or relationships — strong leaders know that their level of success is directly proportional to the value they add to their team or organization, and the number of people they influence. as a result. You may not be a manager yet, but there are three actions you can take to hone your current leadership skills and become a highly respected and influential member of your team. That said, simply improving in any area doesn't guarantee that it will translate into your work or impact on others. A more practical approach is to find a respected mentor or leader in your organization and seek their advice. What non-negotiable competencies and skills will they have to adopt to reach their level of success? For example, maybe your organization values ​​leaders who can back up their ideas with solid data and insights. While we all have areas we can improve on, when it comes to building influence your advantage lies in finding your strengths and using them to the best of your ability. If you're unsure of your strengths, start by asking yourself some direct questions: What tasks at work feel most energizing and natural to you? This will be especially useful to you from time to time: When you want to pitch a new idea, contribute to a big project, or even raise your hand for a promotion.

Paragraf 1: ulasan singkat isi artikel dengan judul Leadership Isn’t About Your Job Title memberikan informasi tentang menjadi seorang pemimpin yang bisa memberikan pengaruh dan bisa membawa bisnisnya menuju kearah yang lebih maju dan sukses. Pemimpin harus bisa memberikan nilai-nilai yang baik, bertanggung jawab, berpendirian dll. Pada artikel ini juga menyampaikan bahwa ada tiga tindakan yang bisa kita lakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan dan menjadi anggota tim yang dihormati dan dapat memberikan pengaruh. Pertama yaitu meluangkan waktu agar terjadi pertumbuhan, kita perlu meningkatkan skill kita agar wawasan dan pengetahuan yang kita miliki bisa semakin luas sehingga bisa bermanfaat bagi perusahaan, gunakan waktu yang ada untuk belajar agar value yang kita miliki semakin meningkat. Lalu yang kedua yaitu temukan dan rangkul kekuatan pribadi kita ketika kita memiliki kelebihan maka kita gunakanlah kelebihan tersebut menjadi kekuatan yang bermanfaat bagi pekerjaan kita, kita harus yakin dengan diri kita dan percaya bahwa kita bisa memberikan pengaruh dan berdampak positif bagi pekerjaan kita. Ketiga yaitu meningkatkan kemampuan kita untuk terhubung dengan orang lain, pemimpin harus bisa berinteraksi dan menjalani hubungan yang baik dengan orang-orang karena membangun koneksi sangat baik dan bermanfaat bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang pemimpin harus bisa memberikan contoh yang baik agar lingkungan kerja juga akan memperlakukan hal yang sama terhadap satu dengan yang lain. Paragraf 2: refleksi sesuai dengan tema leadership and people management menurut saya kita sebagai pemimpin harus bisa memberikan contoh melalui diri kita sendiri seperti sikap yang baik, kerja keras, semangat dll. Lalu kita sebagai pemimpin juga bisa mengatur karyawan nya dengan baik agar mereka juga memberikan dampak dan pengaruh baik bagi jalannya perusahaan kita.

Paragraf 1 Ulasan: Artikel yang berjudul "You Don't Need to Be the Boss to Be a Leader" di situs Harvard Business Review mengajukan konsep baru mengenai kepemimpinan di dalam organisasi. Konsep ini berfokus pada kekuatan dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan menginspirasi orang lain dengan cara yang positif, bukan hanya bergantung pada jabatan atau posisi di perusahaan. Pemimpin yang sejati adalah mereka yang mampu membangun hubungan yang kuat dengan rekan kerja, memotivasi dan membimbing orang lain, serta menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan positif. Dalam pandangan artikel ini, kemampuan kepemimpinan sejati bisa dimiliki oleh setiap individu yang memiliki kemampuan mempengaruhi dan menginspirasi orang lain, bukan hanya orang yang memiliki posisi atau jabatan tinggi. Paragraf 2 Refleksi: Menurut saya, artikel ini sangat relevan dalam konteks dunia kerja saat ini yang penuh dinamika dan perubahan. Terkadang, kita seringkali terjebak dalam pandangan bahwa hanya orang yang memiliki posisi atau jabatan tinggi yang bisa dianggap sebagai pemimpin. Namun, artikel ini mengajarkan bahwa setiap individu bisa memiliki kemampuan kepemimpinan sejati, tanpa peduli posisi atau jabatan yang dimiliki. Hal ini sangat penting karena kemampuan kepemimpinan yang kuat dan positif bisa membantu menciptakan lingkungan kerja yang produktif, serta memotivasi dan membimbing orang lain dalam mencapai tujuan bersama.Saya percaya bahwa dalam era perubahan yang kompleks seperti saat ini, kemampuan memimpin dengan baik sangatlah penting untuk memastikan kesuksesan organisasi di masa depan. Oleh karena itu, setiap individu harus berupaya untuk membangun kemampuan kepemimpinan mereka sendiri, dan tidak hanya bergantung pada posisi atau jabatan yang dimiliki. Dalam konteks ini, artikel "You Don't Need to Be the Boss to Be a Leader" memberikan inspirasi dan pandangan yang baru mengenai konsep kepemimpinan sejati, yang sangat penting bagi kemajuan organisasi dan individu.

Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Jadi kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Dalam prakteknya, sering diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal pengertian tersebut berbeda. Bukan seorang leader apabila ia hanya memikirkan dirinya sendiri, ia melupakan tim dan mengakui keberhasilan tim sebagai keberhasilannya seorang. Bahkan dengan hanya menyebut keberhasilan berkat dirinya dan tidak memberikan terima kasih atas keberhasilan yang diraih tim. Seorang introvert atau ekstrovert, Anda dapat membangun jenis hubungan yang bermakna yang merupakan kunci untuk membangun pengaruh pada tim Anda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu. Kepemimpinan adalah bukan tentang apa yang Anda capai, tetapi tentang hal seperti apa yang bisa Anda capai bersama dengan tim. Tekankan apa yang harus Anda lakukan untuk tim bukan untuk diri Anda sendiri. “Leadership is an action, not a position” is a great quote from Donald McGannon.

You don't have to be a boss to be a leader. So everyone can become a leader without being limited by status or wealth. To become a leader who is respected and can influence others, we must know our own strengths. Don't spend too much time fixing our shortcomings but think about What is the most we can do? What excites and empowers you? If you focus more on your strengths, then you will do it in a relaxed and unburdened way, automatically the work you do will add more value to your work and of course people will look up to you more. The second way is that we can improve our skills in order to expand your influence. We can be a better person than we were the day before by taking the time to develop ourselves. third, we can build connections with others and expand our connections. A leader must have extensive connections in order to establish mutual cooperation which is certainly beneficial for the company we lead. We are all without exception can be leaders. But to be a good leader we need to understand what leaders have to do in order to be more respected and also be able to influence others. We have to start from ourselves, such as exploring our strengths, increasing connections and also always wanting to grow every day. That way we can become respected leaders.

Title: You don't have to be a brat to be a leader: paragraph 1: this article talks about a leadership in an organization or company, where the focus is that a leader must be able to lead his employees well such as being able to motivate and other people, besides that a leader must be able to understand every condition so as to be able to guide an employee so that can create a good working atmosphere, this is very important so that every job can be completed properly, but even in the absence of direction from the leadership, every employee must have enthusiasm and motivation to work. besides that the leader must also be able to manage the work well, if you want to be able to manage the leader must be able to hone his skills as well so that if directing the work of a leader can manage properly and the leader must be able to set a good and correct example, with this article can make a leaders know what true leaders have to do in order to give maximum effort in leading

Artikel yang ditulis oleh Matt Mayberry yang berjudul “You Don’t Need to Be “the Boss” to Be a Leader” ini membahas bahwa kepemimpinan bukan merupakan sebuah gelar, pangkat, dan jabatan saja, melainkan sebuah keterampilan. Hal ini tentunya masih menjadi miskonsepsi di banyak sudut pandang orang-orang mengenai arti atau makna dari kepemimpinan itu sendiri. Materi yang ada pada artikel ini, sangat sesuai dengan realita yang terjadi. Kenyataanya, seringkali kepemimpinan tidak teridentifikasi sebagai sebuah keterampilan dalam berorganisasi serta mempengaruhi orang lain untuk percaya pada visi dan nilai yang dimiliki untuk bersama-sama meraih hasil dan tujuan yang ingin dicapai. Artikel ini juga memberikan 3 tindakan yang dapat dilakukan mengenai bagaimana mengasah keterampilan kepemimpinan Anda saat ini dan menjadi anggota tim yang sangat dihormati dan berpengaruh dengan mempertahankan 3 faktor (kerentanan, keaslian, dan empati). Seperti dengan meluangkan waktu untuk pertumbuhan secara bertahap (harian), menemukan dan merangkul kelebihan yang ada pada diri sendiri, serta meningkatkan kemampuan sosialisasi/terhubung dengan orang lain.

Dalam dunia bisnis menjadi seorang pemimpin itu membutuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap jalan karir yang kita pilih, setiap cabang bisnis pasti memiliki seorang pimpinan supaya bisa berjalan dengan baik, tetapi banyak yang salah mengartikan bahwa menjadi pemimpin itu harus mempunyai status tinggi dan jumlah harta yang banyak. Menjadi pemimpin itu membutuhkan kemampuan bukan berdasarkan julukan, seorang pemimpin tidak menunggu dinaikan jabatannya melainkan mereka melatih kemampuan mereka supaya bisa menjadi pemimpin yang handal. Ada beberapa step yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kemampuan kita untuk memimpin yang pertama yaitu “Devote time to daily growth”, sebelum kita membantu dan berkontribusi kita harus membuat diri sendiri merasa cukup baru membantu orang lain, meluangkan waktu untuk perkembangan diri adalah langkah yang sederhana karena kita hanya harus meluangkan waktu kita untuk bisa membuat kemampuan kita berkembang. Langkah berikutnya yaitu “Discover and embrac your personal strengths”, banyak pemimpin meluangkan waktu mereka untuk berkembang di bidang yang mereka tidak kuasai supaya bisa menutupi kelemahan yang ada tetapi jika kita berfokus dengan kelemahan kita maka bidang yang menjadi kekuatan kita menjadi tidak terlatih. Mengembangkan diri untuk menutupi kelemahan itu baik tetapi mengembangkan kekuatan kita akan membuat kita menjadi pemimpin. Langkah berikutnya yaitu “Improve your ability ti connect with people”, banyak orang berpikir bahwa seorang pemimpin harus bisa berbicara didepan publik dan menarik perhatian mereka tetapi menggunakan kemampuan kita untuk menambah relasi itu lebih berfaedah daripada hanya untuk menarik perhatian orang saja, relasi merupakan hal penting dalam dunia bisnis karena dengan banyaknya relasi maka kesempatan bisnis bisa muncul kapan saja. Menurut saya, menjadi seorang pemimpin itu harus berdasarkan kemampuan/skill bukan hanya sekedar julukan dalam perusahaan. Kemampuan yang kita miliki bisa menjadi kekuatan kita dalam menjalankan bisnis, menjadi pemimpin pun tidak harus menjadi seseorang yang selalu tampil di publik tetapi menggunakan kemampuan untuk menambah relasi jauh lebih penting karena relasi akan membawa kita kepada kesempatan yang bermacam macam. Seorang pemimpin pun tidak harus menjadi sempurna, memang lebih baik untuk menutupi kelemahan yang kita punya tetapi lebih penting untuk meningkatkan kekuatan yang kita miliki supaya meski kita terhadang oleh kelemahan ada kekuatan untuk menangkalnya.

2502028664 - Alfiani Fauzia Angel Artikel tersebut menunjukkan bahwa menjadi seorang pemimpin tidak selalu membutuhkan posisi kepemimpinan formal. Ini menawarkan tiga tindakan yang dapat dilakukan individu untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka dan menjadi anggota tim yang berpengaruh. Leadership Is Not About Your Job” adalah sebuah pernyataan yang mengisyaratkan bahwa menjadi seorang pemimpin tidak serta merta terikat pada pekerjaan atau jabatan tertentu. Melainkan sikap dan cara berpikir yang dapat ditunjukkan oleh siapa saja, apapun peran atau jabatannya. Intinya, ide ini berarti bahwa siapa pun bisa menjadi pemimpin jika mereka memilihnya, terlepas dari apakah mereka seorang CEO, manajer, atau karyawan tingkat pemula. Kepemimpinan sejati adalah tentang mengambil inisiatif, menunjukkan tanggung jawab, menginspirasi orang lain, dan menjadi pengaruh positif di lingkungan Anda.

Leadership isn't defined by your job title, and it doesn't come with a specific set of responsibilities or qualifications. Anyone can be a leader, regardless of their position in their organization or community. At its core, leadership is about inspiring and motivating others to work together towards a common goal. It's about building relationships and creating a culture of trust and respect. True leaders are those who lead by example, setting high standards for themselves and others. Whether you're a CEO or an entry-level employee, you can exhibit leadership qualities in everything you do. You can demonstrate initiative, take ownership of projects, and be a positive influence on those around you. You can seek out opportunities to grow and develop, and you can encourage and support others to do the same. Ultimately, leadership is about making a positive difference in the lives of others. By focusing on your own growth and development and leading by example, you can inspire and motivate others to do their best work and achieve their full potential.

Dalam dunia kerja untuk menjadi seseorang yang berpengaruh di tempat kerja, bahwa kita harus naik pangkat atau mengumpulkan serangkaian kredensial mewah atai jaminan kepercayaan. Namun hal tersebut tidaklah benar. Kebanyakan orang tidak mengidentifikasi sebagai "pemimpin" kecuali itu tertulis dalam peran mereka, terlepas dari kenyataan bahwa kepemimpinan adalah keterampilan, bukan gelar. Pemimpin terbaik tidak menunggu promosi untuk naik. Mereka mulai berlatih jauh sebelum itu. Menjadi pemimpin yang berpengaruh dimulai dengan mengubah perspektif dan pola pikir. Pemimpin yang kuat tahu bahwa tingkat kesuksesan mereka berbanding lurus dengan nilai yang mereka tambahkan ke tim atau organisasi mereka, dan jumlah orang yang mereka pengaruhi sebagai hasilnya. Menurut saya, hal – hal yang dapat dilakukan untuk skill kepemimpinan bisa dengan beberapa cara. Luangkan waktu untuk pertumbuhan harian, dalam berkomitmen dan mendedikasikan waktu untuk pertumbuhan harian sangatkan penting. Saat kita meningkatkan keterampilan kita dan menjadi versi diri kita yang sedikit lebih baik daripada hari sebelumnya, kita memulai proses untuk menjadi lebih berharga dalam hal apa yang dapat kita tawarkan dan tingkat dampak yang dapat kita hasilkan. Lalu temukan dan rangkul kekuatan pribadi, dalam hal membangun pengaruh, keuntungan terletak pada menemukan kekuatan dan menggunakannya sebaik mungkin. Dan tingkatkan kemampuan untuk terhubung dengan orang lain, dalam hal kepemimpinan, membuat koneksi yang tulus lebih menguntungkan, dan siapa pun dapat mempelajari cara melakukan ini. Itu semua bermuara pada bagaimana kita berkomunikasi, bukan apa yang kita komunikasikan.

Dalam dunia bisnis itu dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Seorang pemimpin itu tidak selamanya seorang bos di dalam perusahaan. Seorang pemimpin itu dilihat dari seberapa orang yang percaya dengan plan yang dijalankan dalam sebuah bisnis. Hal ini juga tentu dengan didorongnya pemahaman terhadap diri sendiri bahwa kita dapat melihat pada diri kita bahwa kita memiliki kepercayaan diri seorang pemimpin. Seorang pemimpin juga harus dapat meluangkan diri untuk pengembangan dengan menyalurkan ide-ide yang kreatif, hal ini tentu dapat mengembangkan keterampilan sendiri. Seorang pemimpin juga harus memiliki hubungan yang baik dengan banyak orang tetapi dilihat dari karakter seseorang apakah orang itu introvert atau introvert. Hal ini tentu bepengaruh terhadap pengembangan keterampilan sebuah bisnis karena kita harus saling bekerja sama dengan rekan kerja kita. Seorang pemimpin juga tentunya memiliki wawasan yang luas untuk membantu rekan kerjanya dalam melakukan sesuatu.

Dalam dunia bisnis itu dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Seorang pemimpin itu tidak selamanya bos di dalam perusahaan. Seorang pemimpin itu dilihat dari seberapa orang yang percaya dengan plan yang dijalankan dalam sebuah bisnis. Hal ini juga tentu dengan didorongnya pemahaman terhadap diri sendiri bahwa kita dapat melihat pada diri kita bahwa kita memiliki kepercayaan diri sebagai seorang pemimpin. Seorang pemimpin juga harus dapat meluangkan diri untuk pengembangan dengan menyalurkan ide-ide yang kreatif, hal ini tentu dapat mengembangkan keterampilan. Seorang pemimpin juga harus memiliki hubungan yang baik dengan banyak orang. Hal ini tentu berpengaruh terhadap pengembangan keterampilan sebuah bisnis karena kita harus saling bekerja sama dengan rekan kerja kita.

Seringkali kita sebagai orang mempunyai mindset dimana jika kita ingin menjadi seseorang yang berguna, kita harus mempunyai pangkat yang tinggi. Mindset tersebut melainkan merupakan salah satu kesalahan besar. Kita sebagai orang maupun mempunyai pangkat yang tinggi maupun rendah tetap dapat menjadi orang yang berguna dalam segala hal yang kedepannya akan kita lakukan. Untuk dapat menjadi seorang pemimpin, kita tidak perlu mempunyai jabatan yang tinggi bahkan tidak perlu menunggu naik jabatan. Dalam segala tingkatan kita dapat menjadi pemimpin dengan cara kita sendiri tanpa harus melihat bahkan meniru cara orang lain. Di balik rasa kepemimpinan, ada banyak sekali tanggung jawab hingga kemampuan yang perlu diasah agar menjadi pemimpin yang bisa dibilang cukup baik untuk menjadi pemimpin. Salah satu cara menjadi pemimpin yang baik adalah dapat mempengaruhi rekan-rekan kita untuk dapat memperluas perspektif kita dalam melihat segala hal dan mengubah pola pikir menjadi lebih baik.

Artikel yang berjudul “Leadership Isn’t About your Job Title” yang diadaptasi dari artikel “You Don’t Need to Be ‘the Boss’ to Be a Leader” membahas mengenai derajat atau pangkat seseorang untuk menjadi seorang pemimpin. Namun, hal ini ternyata tidak benar. Faktanya, kepemimpinan lebih ditujukan kepada keterampilan, dan bukan gelar semata. Sebagai pemimpin yang baik, tentunya kita memerlukan kesadaran atau inisiatif untuk berlatih, bukan hanya menunggu. Sedangkan, kepemimpinan untuk lingkungan tempat kita bekerja adalah kemampuan dan keinginan seseorang untuk menerima tanggung jawab atas karirnya. Dalam menjalani prosesnya, seseorang tentunya harus memiliki visi yang dapat membantu serta berdampak positif bagi orang lain. Menjadi seorang pemimpin dapat dimulai dengan cara mengubah perspektif dan pola pikir kita. Adapun tiga acara yang dapat dilakukan untuk mengasah keterampilan dan menjadi anggota tim yang dapat dihormati dan berdampak bagi orang lain. Pertama, dengan meluangkan waktu untuk pertumbuhan harian. Dalam hal ini, kita harus dapat membantu diri sendiri sebelum membantu orang lain. Kedua, temukan dan rangkul kekuatan pribadi. Dalam hal ini, jangan terlalu berfokus untuk memperbaiki kelemahan, melainkan harus dapat menggunakan dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Selain itu, tingkatkan kemampuan untuk dapat terhubung dengan orang lain. Dalam hal ini, kita harus pintar dalam membuat koneksi dan berkomunikasi dengan sesama. Menurut saya, menjadi pemimpin yang berdampak bagi sesama tidak hanya dilihat dari gelar atau pangkat semata. Semakin besar pengaruh serta dampak seseorang bagi sesama, maka akan semakin baik pula karir yang akan diterima. Tentunya sangat penting bagi seseorang untuk memiliki komitmen dan dedikasi waktu agar dapat meningkatkan keterampilan serta mengembangkan diri untuk menjadi versi yang terbaik. Selain itu, diperlukan juga bagi seseorang untuk dapat menemukan kekuatan pribadi karena hal ini merupakan keunikan tersendiri yang menjadikan kita berbeda dengan orang lain.

Artikel berjudul "Leadership isnt about your job title" memberikan wawasan berharga tentang bagaimana setiap orang dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka, terlepas dari posisi mereka dalam suatu organisasi. Penulis menyarankan tiga tindakan yang dapat dilakukan individu untuk menjadi anggota tim yang sangat dihormati dan berpengaruh. Tindakan pertama adalah merangkul kekuatan yang ada. Dengan memahami kekuatan, identitas, dan minat seseorang, seseorang dapat membawa dirinya dengan percaya diri dan membedakan dirinya dari orang lain. Ini adalah aspek penting dari kepemimpinan, karena pemimpin harus menginspirasi dan memotivasi anggota tim mereka untuk mencapai tujuan mereka. Tindakan kedua adalah mencurahkan waktu untuk pengembangan sehari-hari. Ini berarti mengidentifikasi keterampilan yang sangat dihargai dalam organisasi dan bekerja untuk meningkatkannya secara konsisten. Ini membantu memperluas pengaruh dan pengaruh individu, menjadikan mereka anggota tim yang sangat diperlukan. Tindakan ketiga adalah terhubung dengan orang-orang. Pemimpin harus membangun hubungan yang bermakna dengan kolega mereka untuk membangun kepercayaan dan rasa hormat. Dengan menjadi rentan, otentik, dan berempati, seseorang dapat mengembangkan hubungan yang kuat dengan rekan kerja mereka, terlepas dari tipe kepribadian mereka. Secara keseluruhan, saya menemukan artikel ini berwawasan dan praktis. Saran penulis dapat ditindaklanjuti dan dapat diterapkan oleh siapa saja yang ingin meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka. Saya menghargai bagaimana penulis menekankan pentingnya merangkul kekuatan dan identitas unik seseorang, karena ini adalah aspek penting dari kepemimpinan yang sering diabaikan. Selain itu, saran untuk berhubungan dengan orang-orang merupakan pengingat penting bahwa pemimpin harus menjadi komunikator dan pembangun hubungan yang efektif.

Ulasan artikel ini akan diawali dengan satu kalimat singkat, “ A boss has the title, a leader has the people” -Simon S. Kalimat yang saya kutip dari Simon S. menunjukkan kontras yang kasat mata mengenai perbedaan pemilik titel ‘bos’ dan pemilik hati orang-orang yang bekerja bersamanya, atau yang kita sebut sebagai ‘Leader’. Menjadi pemegang titel ‘bos’ tidak membuat Anda serta-merta menjadi ‘Leader’ dan begitu juga sebaliknya. Salah satu perbedaan besar antara kedua kategori ini adalah cara mereka melakukan kontrol. Bos cenderung melakukan kontrol dengan menyebabkan rasa takut dalam bentuk pinalti atau ‘omelan’, sedangkan Leader mengambil kontrol dengan membuat dirinya dihormati tanpa campur tangan rasa takut. Tahap leader dapat dicapai dengan memberi pengaruh melalui banyak jenis aksi yang bersifat mengajak, bukan memerintah. Beberapa contoh simpelnya adalah Leader akan membantu mencari solusi dari sebuah masalah, bukan hanya menyalahkan. Leader akan menunjukkan cara kerja dari suatu tugas bukan hanya memerintahkan pengerjaan tugas. Artikel ini menuliskan 3 cara untuk menumbuhkan sifat Leadership dari diri kita. Cara pertama adalah dengan belajar untuk mengetahui kemampuan diri sendiri. Cari tahu bidang apa yang Anda sangat gemari dan mahir untuk Anda lakukan. Ketahui ide-ide apa yang dapat Anda kembangkan dan topik apa yang menarik perhatian Anda. Dengan mengetahui semua ini, Anda akan mendapati diri Anda penuh dengan energi percaya diri dan ketahuilah bahwa menjadi percaya diri adalah hal terpenting yang perlu Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan. Cara kedua, terus kembangkan skillset Anda mulai dari softskill hingga hardskill. Dengan memiliki kemampuan yang luas, Anda dapat memberikan dampak yang lebih besar pula. Contoh simpelnya adalah dengan menguasai kemampuan critical thinking, hal ini dapat membantu melihat kekurangan dan kelebihan dari ide-ide yang kelompok Anda berikan. Dengan ini Anda dapat pula melihat peluang dari suatu krisis dan masih banyak lagi. Tentu saja orang-orang disekitar Anda akan menghormati Anda, khususnya karena kemampuan Anda yang tidak bisa diremehkan. Dengan menguasai banyak skill, Anda dapat semakin mudah menguasai skill Kepemimpinan. Cara terakhir yang artikel ini tulis adalah dengan membuat hubungan yang murni bersama orang-orang yang ada disekitar Anda. Ada beberapa tips demi memiliki hubungan yang ‘murni’: jadilah rapuh, jujur, peduli dan terbuka. Bagian refleksi dari paragraf ini akan saya isi dengan semacam pertanyaan simpel didasari pengalaman masa lalu saya. Pertanyaanya adalah, “Apakah semua orang pantas Anda pimpin?”. Pertanyaan ini timbul dari menyaksikan perjalanan bisnis sahabat saya, mari kita sebut dia sebagai Alfa. Menurut saya Alfa adalah sosok Leader sejati, beliau dikenal sangat pintar, baik hati dan pengertian kepada semua orang yang ada disekitarnya, tapi walaupun begitu, masih saja dia mengalami ketidakadilan dalam bentuk penyelewangan hak dan kewajiban kerja yang dilakukan oleh timnya. Penyelewengan ini terjadi dalam banyak bentuk mulai dari korupsi, minimnya disiplin dan anggota timnya dengan sifat ‘peduli setan toh saya digaji perbulan’. Saat mendengar kabar itu, saya mulai bertanya-tanya mengenai sosok Leader yang baik itu seperti apa. “Padahal dia baik, pintar, tekun dan pengertian. Kok timnya malah gini ya?”, kira-kira itu isi pikiran saya. Setelah membaca artikel ini sambil mengaitkannya dengan pengalaman saya, saya mendapatkan suatu kesimpulan yang lumayan unik. Kesimpulannya yaitu menurut saya menjadi leader tidak cukup dengan menjadi baik, berwawasan atau menggunakan sikap-sikap mengajak. Banyak sekali hal yang Alfa alami terjadi di sekitar kita. Menurut saya, Leader yang baik adalah Leader yang memiliki garis batas yang tegas mengenai peraturan yang sifatnya mendasar, seperti tepat waktu. Garis batas ini harus bisa diterapkan dan ditekankan tanpa menyebabkan rasa takut.

This article tells us that being a leader doesn't mean being a boss. A leader needs to do those 3 actions to improve their leadership skills. These 3 actions will help with becoming more respected and highly influential between the team members.

Stefan Hirawan – 2501969031 Artikel ini membahas tentang kepemimpinan di tempat kerja dan bagaimana menjadi pemimpin yang berpengaruh tanpa menaiki tangga atau memiliki gelar yang lebih tinggi. Pemimpin yang kuat menginspirasi orang lain untuk percaya pada visi dan melibatkan pengikut untuk membantu mereka membuat dampak positif. Untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh, Anda dapat melakukan tiga tindakan, pertama, mengalokasikan waktu untuk pengembangan harian, mengasah keterampilan yang diinginkan, dan mencari nasihat dari mentor atau pemimpin yang dihormati. Kedua, temukan dan manfaatkan kekuatan pribadi Anda, karena mengembangkan kekuatan meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan. Ketiga, bertanggung jawab dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung. Pentingnya kepemimpinan di tempat kerja dan bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin yang berpengaruh tanpa harus memiliki gelar atau gelar yang lebih tinggi. Untuk menjadi pemimpin yang kuat, kita harus mampu menginspirasi orang lain untuk percaya pada visi dan memotivasi mereka untuk memberikan dampak positif. Kepemimpinan tidak hanya terkait dengan posisi atau gelar yang lebih tinggi, tetapi juga kemampuan seseorang untuk memimpin dan menginspirasi orang lain. Selain itu, penting juga untuk terus mengembangkan diri dan menggunakan kelebihan pribadi, serta bertanggung jawab dan membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan suportif.

Stefan Hirawan – 2501969031 Artikel ini membahas tentang kepemimpinan di tempat kerja dan bagaimana menjadi pemimpin yang berpengaruh tanpa memiliki gelar yang lebih tinggi. Pemimpin yang kuat menginspirasi orang lain untuk percaya pada visi dan melibatkan pengikut untuk membantu mereka membuat dampak positif. Untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh, kita dapat melakukan tiga tindakan, pertama, mengalokasikan waktu untuk pengembangan harian, mengasah keterampilan yang diinginkan, dan mencari nasihat dari mentor atau pemimpin yang dihormati. Kedua, temukan dan manfaatkan kekuatan pribadi kita, karena mengembangkan kekuatan meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan. Ketiga, bertanggung jawab dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung. Pentingnya kepemimpinan di tempat kerja dan bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin yang berpengaruh tanpa harus memiliki gelar yang lebih tinggi. Untuk menjadi pemimpin yang kuat, kita harus mampu menginspirasi orang lain untuk percaya pada visi dan memotivasi mereka untuk memberikan dampak positif. Kepemimpinan tidak hanya terkait dengan posisi atau gelar yang lebih tinggi, tetapi juga kemampuan seseorang untuk memimpin dan menginspirasi orang lain. Selain itu, penting juga untuk terus mengembangkan diri dan menggunakan kelebihan pribadi, serta bertanggung jawab dan membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan suportif.

Kepemimpinan adalah keterampilan, bukan gelar. Pemimpin terbaik tidak menunggu promosi untuk naik. Kepemimpinan di tempat kerja adalah kemampuan dan keinginan untuk menerima tanggung jawab atas kariernya. Adapun ciri pemimpin yang baik: 1) memiliki visi yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi organisasi dan koleganya, 2) terampil mempengaruhi orang lain untuk percaya pada visi itu dan mendapatkan pengikut yang akan membantu mereka mencapai tujuan atau membuat perubahan, 3) pemimpin yang kuat tahu bahwa tingkat kesuksesan mereka berbanding lurus dengan nilai yang mereka tambahkan ke tim atau organisasi mereka, dan jumlah orang yang mereka pengaruhi sebagai hasilnya. Oleh karena itu, untuk mengasah keterampilan kepemimpinan adalah dengan cara: 1) luangkan waktu untuk pertumbuhan harian, 2) temukan dan rangkul kekuatan pribadi, 3) meningkatkan kemampuan komunikasi. Seorang pemimpin tidak tercipta begitu saja dengan mudah, akan tetapi banyak sekali proses yang harus ia jalani, banyak sekali hal yang harus ia miliki, akan tetapi seorang pemimpin tidak akan pernah berhenti belajar. Belajar dimanapun, kapanpun dan dari siapapun, kemudian dengan apa yang telah ia pelajari, ia bisa menginspirasi orang lain atas apa yang telah ia lakukan sehingga semua hasil pembelajarannya tidak sia-sia. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memberikan motivasi, mengatur dan mengarahkan para bawahannya dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga produktivitas kerja mereka bisa meningkat. Selain itu, seorang pemimpin harus dapat mendorong pertumbuhan karyawan dalam kapasitas professional, sehingga akan membuat karyawan lebih nyaman dan loyal dalam bekerja. Mereka akan mendapatkan motivasi yang positif dan juga penanganan yang baik terhadap berbagai masalah di dalam pekerjaan.

Artikel "You Don’t Need to Be the Boss to Be a Leader" memberikan uraian bahwa kepemimpinan dibutuhkan dalam dunia wirausaha guna membantu kelancaran dan pengembangan sebuah bisnis. Kepemimpinan tidak dibatasi oleh gelar pekerjaan atau posisi atau jabatan tertentu, tetapi gelar bisa dimiliki oleh siapa saja tanpa memandang status atau jabatan. Tiap orang bisa menjadi pemimpin dengan cara yang berbeda, namun itu semua perlu adanya dorongan dari diri sendiri untuk mau belajar dan diproses. Berdasarkan artikel, kepemimpinan yang sejati yaitu kepemimpinan yang mempunyai karakter baik, bisa memimpin dengan baik, bertanggung jawab, bisa mempersuasi dan menginspirasi bukan hanya dengan kata-kata saja tetapi dengan tindakannya juga, dan punya kemampuan berkomunikasi yang baik. Selain itu, artikel ini juga memberikan pengetahuan mengenai betapa pentingnya untuk membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan bertindak inisiatif untuk memimpin dengan contoh dan bukan hanya dengan otoritas formal. Ada beberapa langkah atau cara yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan kepemimpinan yaitu (1) meluangkan waktu untuk pertumbuhan harian, (2) menemukan dan merangkul kekuatan pribadi, dan (3) meningkatkan kemampuan untuk terhubung dengan orang lain dengan cara melatih keterampilan berinteraksi dengan orang lain. Saya pribadi setuju dengan segala sesuatu yang terdapat di dalam artikel ini karena kepemimpinan sejati itu tidak bergantung pada posisi atau jabatan. Akan tetapi, kepemimpinan ditentukan oleh karakter mendasar pada diri setiap pribadi misalnya kemampuan berkomunikasi, kepercayaan diri, kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain, serta kemampuan untuk memecahkan masalah. Sifat-sifat tersebut dapat ditingkatkan lewat pengalaman dan pembelajaran, sehingga setiap individu memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Terkadang, orang yang punya gelar tinggi tidak semua punya keterampilan memimpin dan karakter yang baik, sementara orang lain yang lebih rendah dalam posisi atau hirearki, tidak menutup kemungkinan mereka berpotensi menjadi pemimpin yang kuat. Walau saya hanya seorang mahasiswi yang tidak punya jabatan manajerial, namun saya sadar bahwa saya juga bisa pemimpin. Saya bisa memimpin dengan cara saya sendiri misal dengan bekerja keras, memberikan solusi efektif, inisiatif, memberi saran atau ide, dan lainnya. Oleh karena itu, kepemimpinan bukan hanya masalah gelar tetapi tentang bagaimana seseorang bisa mempengaruhi dan memimpin orang lain untuk membawa perubahan positif dan mencapai tujuan bersama. Selain itu, kepemimpinan belajar tentang bagaimana membangun hubngan positif dan saling percaya antara satu sama lain dan bukan mengenai pengambilan keputusan dan memerintah, melainkan memotivasi, memberi arahan dan menginspirasi.

Kepemimpinan di tempat kerja adalah kemampuan dan keinginan untuk menerima tanggung jawab atas karirmu. Ini melibatkan visi yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi organisasi dan kolega. Pemimpin terampil mempengaruhi orang lain untuk percaya pada visi itu dan mendapatkan pengikut yang akan membantu mereka membuat dampak. Menjadi pemimpin yang berpengaruh dimulai dengan mengubah perspektif dan pola pikirmu. Meskipun wajar untuk memikirkan diri sendiri terlebih dahulu — menganalisis apa yang akan diperoleh dari keadaan, pekerjaan, atau hubungan — pemimpin yang kuat tahu bahwa tingkat kesuksesan mereka berbanding lurus dengan nilai yang mereka tambahkan ke tim atau organisasi mereka, dan jumlah orang yang mereka pengaruhi sebagai hasilnya.

Dari artikel yang sudah saya baca, untuk menjadi seorang pemimpin tidak harus menjadi seorang boss. Kita semua bisa menjadi pemimpin. Pemimpin bukan hanya dilihat dari seseorang yang menjadi kepala dari suatu organisasi atau perusahaan. Tetapi seorang pemimpin dilihat dari bagaimana cara dia bekerja dengan bertanggung jawab, sungguh sungguh dengan apa yang sedang di kerjakan, menotivasi sesama rekan kerja dan dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Refleksi: dari membaca artikel tersebut, saya jadi menyadari bahwa tidak selamanya pemimpin itu harus menjadi seorang bos, untuk menjadi pemimpin kita bisa menjadi pemimpin di lingkungan sekitar kita tinggal, di lingkungan pertemanan kita, kdan bisa menjadi pemimpin bagi diri sendiri juga untuk memimpin diri menjadi orang yang lebih baik.

Menjadi seorang pemimpin, tidak perlu menjadi bos untuk dapat memimpin. Ada 3 tindakan yang dapat dilakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan dan menjadi anggota tim yang sangat dihormati dan berpengaruh. Tahap pertama yaitu, dengan memperkuat kekuatan yang dimiliki. Mulai dengan bertanya pada diri. Kekuatan, identitas, serta minat meciptakan hal-hal berbeda. Semakin memahami apa yang dimiliki maka akan semakin tinggi rasa percaya diri dalam memimpin. Tahap kedua yaitu, dengan mengorbankan waktu untuk mengembangkan diri setiap hari. Meningkatkan keterampilan akan membantu memperluas dampak dan pengaruh kepada sekitar. Contoh halnya, dalam sebuah organisasi pemimpin dihargai apabila pemimpin dapat mendorong sebuah ide ataupun menciptakan ide dengan wawasan yang kuat serta luas. Utama yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah mengembangkan keterampilan, serta menunjukan pertumbuhan pada setiap harinya. Tahap selanjutnya yaitu tahap ketiga adalah dengan terhubung dengan orang-orang. Kunci untuk membangun pengaruh di tim ataupun sebuah organisasi adalah dapat menjalin hubungan yang bermakna. Hal yang harus dimiliki yaitu dapat berkomitmen untuk menjadi rentan, otentik, dan empatik dalam interaksi dengan sesama. Relfleksi yang diambil yaitu menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh dalam tim, tidak harus menjadi bos. Caranya, terus memperkuat serta mengembangkan kekuatan yang dimiliki, mengorbankan waktu untuk mengembangkan diri setiap hari, dan juga terhubung dengan orang-orang. Dengan mengasah keterampilan yang dimiliki akan menjadikan kita sebagai anggota tim yang dihormati dan berpengaruh dalam organisasi maupun tim.

Ulasan : Artikel yang berjudul “Leadership Isn’t About Your Job Title“ berfokus pada sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh sebuah individu bukan merupakan sebuah jabatan atau sekedar pengakuan dari pihak lain. Kepemimpinan adalah murni sebuah skill yang dapat dikembangkan oleh seorang calon pemimpin. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seseorang jika ingin meningkatkan skill tersebut, yaitu dengan cara memilah & memilih tugas apa saja yang bisa dikerjakan dan apakah yang dihasilkan dari tugas tersebut dapat membuat diri sendiri merasa ada energi positif ketika mengerjakannya, meningkatkan skill secara bertahap dapat membantu memperluas pemahaman, & terhubung dengan orang-orang di sekitar dapat meningkatkan suatu komitmen dan kepercayaan diri merupakan sebuah langkah yang tepat. Refleksi : Saya setuju dengan artikel tersebut bahwa seseorang tidak perlu memiliki jabatan serta pangkat yang tinggi untuk bisa disebut sebagai pemimpin. Karena kepemimpinan merupakan hal yang bisa diasah dan dikembangkan oleh semua individu yang terlibat dalam kehidupan dimanapun. Dimulai dari mengenali diri sendiri (pola pikir, tingkat kenyamanan, & kekuatan/keandalan) untuk membangun kepercayaan diri, lalu dengan meluangkan waktu untuk menambah wawasan dimana pun yang dapat dipelajari, dan langkah yang terakhir adalah berusaha meningkatkan hubungan dengan orang-orang di sekitar karena dengan membangun sebuah interaksi yang baik dengan rekan atau kolega adalah salah satu kunci yang penting dalam meningkatkan sebuah kepemimpinan.

2501998813 M Sahlan Manar Fauzan Ulasan : Artikel yang berjudul “Leadership Isn’t About Your Job Title“ Kepemimpinan adalah keterampilan, bukan gelar. Pemimpin terbaik tidak menunggu promosi untuk naik. Kepemimpinan di tempat kerja adalah kemampuan dan keinginan untuk menerima tanggung jawab atas kariernya. Adapun ciri pemimpin yang baik: 1) memiliki visi yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi organisasi dan koleganya, 2) terampil mempengaruhi orang lain untuk percaya pada visi itu dan mendapatkan pengikut yang akan membantu mereka mencapai tujuan atau membuat perubahan, 3) pemimpin yang kuat tahu bahwa tingkat kesuksesan mereka berbanding lurus dengan nilai yang mereka tambahkan ke tim atau organisasi mereka, dan jumlah orang yang mereka pengaruhi sebagai hasilnya. Oleh karena itu, untuk mengasah keterampilan kepemimpinan adalah dengan cara: 1) luangkan waktu untuk pertumbuhan harian, 2) temukan dan rangkul kekuatan pribadi, 3) meningkatkan kemampuan komunikasi. Seorang pemimpin tidak tercipta begitu saja dengan mudah, akan tetapi banyak sekali proses yang harus ia jalani, banyak sekali hal yang harus ia miliki, akan tetapi seorang pemimpin tidak akan pernah berhenti belajar. Belajar dimanapun, kapanpun dan dari siapapun, kemudian dengan apa yang telah ia pelajari, ia bisa menginspirasi orang lain atas apa yang telah ia lakukan sehingga semua hasil pembelajarannya tidak sia-sia. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memberikan motivasi, mengatur dan mengarahkan para bawahannya dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga produktivitas kerja mereka bisa meningkat. Selain itu, seorang pemimpin harus dapat mendorong pertumbuhan karyawan dalam kapasitas professional, sehingga akan membuat karyawan lebih nyaman dan loyal dalam bekerja. Mereka akan mendapatkan motivasi yang positif dan juga penanganan yang baik terhadap berbagai masalah di dalam pekerjaan.

2501975236_Ngo Fiona Hindrawan Kita tidak perlu menjadi bos untuk menjadi pemimpin. Melalui artikel ini, berikut adalah tiga tindakan yang dapat kita lakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan kita dan melihat apakah kita mampu menjadi pemimpin atau menjadi anggota tim yang sangat dihormati dan berpengaruh. Merangkul kekuatan yang ada. Caranya adalah mulailah dengan bertanya pada diri sendiri contohnya, Tugas mana di tempat kerja yang terasa paling memberi energi dan alami bagi kita? Proyek mana yang dikuasai dan nikmati? Perspektif unik apa yang saya punya? Kekuatan, identitas, dan minat kita adalah yang membedakan kita. Semakin kita memahami diri sendiri, semakin kita dapat membawa diri dengan kepercayaan diri seorang pemimpin. Meluangkan waktu untuk pengembangan harian, meningkatkan keterampilan kita akan membantu memperluas pengaruh dan pengaruh kita. Misalnya, mungkin organisasi menghargai pemimpin yang dapat mendukung ide mereka dengan data dan wawasan yang kuat, atau mereka yang memproyeksikan empati, rasa ingin tahu, dan kasih sayang. Apa pun itu, catat dan prioritaskan untuk mengembangkan keterampilan tersebut dan memproyeksikan pertumbuhan setiap hari. Meningkatkan koneksi dan terhubung dengan orang-orang. Apakah kita seorang introvert atau ekstrovert (atau di antara keduanya), kita dapat membangun jenis hubungan bermakna yang merupakan kunci untuk membangun pengaruh pada tim kita. Berkomitmen untuk bersikap rentan, autentik, dan berempati dalam interaksi kita dengan rekan kerja. Refleksi saya, Pemimpin bukanlah dilihat melalui jabatan atau pekerjaan kita saat ini, tetapi apakah jiwa yang kita punya dan kemampuan yang kita punya memadai untuk disebut seorang pemimpin?

2540103130_Jovi Frentzen Amadea Artikel ini membahas mengenai pentingnya kepemimpinan yang tidak bergantung pada jabatan. Penulis artikel ini mengemukakan bahwa pemimpin yang sukses tidak selalu harus menjadi atasan atau memiliki jabatan tertentu dalam perusahaan. Pemimpin yang sukses adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain, memimpin dengan contoh, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Untuk menjadi pemimpin yang baik membutuhkan sifat dan karakter yang memiliki pengaruh bagi orang banyak. Sebagai seorang pemimpin tentunya juga harus menjadi contoh yang baik bagi orang di sekitarnya. Setiap orang dapat menjadi pemimpin, tidak peduli apa jabatan atau peran yang dimilikinya. Hal yang cukup penting dalam kepemimpinan adalah bagaimana orang tersebut dapat memberikan pengaruh atau menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang. Saya setuju bahwa kepemimpinan tidak selalu berkaitan dengan jabatan atau posisi tertentu. Sebagai seorang pemimpin, saya percaya bahwa kepemimpinan adalah tentang mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang sama dengan cara yang benar dan efektif untuk dilakukan sehingga memberikan hasil terbaik. Terlepas dari jabatan atau peran yang dimiliki, setiap orang dapat menjadi pemimpin yang sukses, menjadi panutan dan memberikan contoh yang baik. Pemimpin yang baik juga dapat memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk hal yang dilakukannya. Dalam lingkungan kerja, pemimpin yang sukses adalah orang yang dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan inovatif untuk keseluruhan anggota perusahaan agar tujuan bisa tercapai. Oleh karena itu setiap orang, tidak hanya atasan atau manajer yang dapat menjadi pemimpin yang sukses dimana saja dengan memfokuskan pada pengembangan kemampuan kepemimpinan, seperti komunikasi yang baik, kerjasama, dan pengaruh positif (bisa saling memotivasi dan memberikan contoh inspiratif).

Kepemimpinan bukan berarti kita harus memiliki jabatan / posisi tertentu dalam sebuah organisasi melainkan kepemimpinan merupakan kualitas yang dimiliki seseorang. kepemimpinan merupakan nilai esensial yang dimiliki setiap individu di dalam tubuh mereka masing masing. semua itu kembali ke bagaimana cara mereka mengasah kemampuan tersebut. kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seorang individu dalam mempengaruhi dan mengendalikan orang disekitarnya. seorang pemimpin sejatinya memiliki tanggung jawab terbesar yang mengharuskan mereka mengenyampingkan kepentingannya demi kepentingan bersama. kepemimpinan bukan semata-mata kemampuan yang didapat sejak mereka lahir, melainkan kemampuan yang bisa dipelajari dan didapat oleh setiap individu. seorang pemimpin harus memiliki kualitas, integritas, dan dapat dipercaya sehingga pemimpin tersebut mampu menjadi rolemodel dalam suatu organisasi.

In this article, the author emphasizes that leadership is not merely about one's job title, but rather about how one influences and motivates others towards a common goal. The article highlights the importance of effective communication, emotional intelligence, and empathy as key skills for successful leadership. The author argues that leaders should possess the ability to understand and respect their team members' perspectives, and foster a positive work environment that encourages growth and innovation. As I reflect on this article, I realize that the concept of leadership is often misunderstood and oversimplified. Leadership is not a position, but rather an action that requires constant effort and commitment. It is about inspiring and empowering others to reach their full potential, and achieving common goals together. In order to be an effective leader, one must possess strong interpersonal skills, such as communication, empathy, and active listening. Moreover, a leader should be able to adapt to changing circumstances and make sound decisions, while also being open to feedback and learning from their mistakes. In conclusion, this article provides valuable insights into the true nature of leadership, which goes beyond one's job title or position. It highlights the importance of building positive relationships with team members, fostering a culture of trust and respect, and empowering others to achieve their goals. As someone who aspires to be a successful leader, I recognize the need to continuously develop my leadership skills and strive towards creating a positive impact in the lives of others.

Putu Ayu Devika Santini Vigneswari_ 2501995130 Berdasarkan artikel yang berjudul “You Don’t need to be “the Boss” to Be a Leader” membahas tentang kepemimpinan yang ada dalam suatu organisasi tidak hanya terbatas dengan posisi manajerial atau gelar akademis, namun merupakan suatu keterampilan yang dapat diasah oleh siapapun. Dimana, dalam artikel tersebut juga dijelaskan bahwa ada kesalahpahaman umum bahwa untuk dapat menjadi seseorang yang berpengaruh dalam organisasi harus memiliki pangkat, padahal siapapun dapat mengasah keterampilan kepemimpinannya. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik harus memiliki tujuan yang dapat memberikan manfaat bagi banyak orang maupun organisasinya dan tidak hanya bermanfaat hanya untuk dirinya sendiri. Pada artikel ini ada tiga langkah untuk mengasah skill kepemimpinan seperti meluangkan waktu untuk pertumbuhan harian, menemukan dan merangkul kekuatan diri sendiri dan juga menjadi penghubung yang baik antara kolega serta organisasi. Untuk menjadi pemimpin yang baik juga kita harus mengubah mindset kita dan mulai untuk berkomitmen untuk bertumbuh lebih baik setiap harinya dan selalu mengasah keterampilan atau skill yang kita butuhkan. Juga, kita dapat mencari mentor atau pemimpin yang dihormati dalam organisasi. Menemukan dan mengembangkan skill pribadi kita merupakan kunci keberhasilan untuk membangun suatu kepemimpinan yang kuat. Menurut saya, saya setuju dengan artikel tersebut karena untuk tidak hanya fokus dengan tujuan jangka pendek dimana hanya ini memiliki pangkat yang tinggi, namun kita juga harus mengasah keterampilan dalam kepemimpinan dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya untuk dapat memanfaatkannya secara optimal dan memiliki sifat kepemimpinan yang kuat. Jika menerapkan hal tersebut, kita dapat menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh dan juga dihormati di dalam organisasi.

Paragraf 1: Artikel yang diterbitkan oleh Harvard Business Review ini membahas tentang bagaimana seseorang dapat menjadi seorang pemimpin tanpa harus memiliki posisi sebagai bos. Artikel ini membahas bahwa posisi sebagai bos tidak selalu sama dengan kepemimpinan. Ada orang yang menjadi bos tetapi tidak menjadi seorang pemimpin, dan sebaliknya, ada orang yang tidak memegang posisi bos tetapi menjadi seorang pemimpin bagi orang lain. Menurut artikel ini, menjadi seorang pemimpin tidak hanya tentang memegang kendali atau kekuasaan, tetapi juga tentang bagaimana cara kita memimpin dan mempengaruhi orang lain. Artikel ini menawarkan beberapa tips dan saran bagi orang-orang yang ingin menjadi seorang pemimpin tanpa harus menjadi bos, seperti menjadi contoh yang baik, membangun hubungan dan jaringan, serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Paragraf 2: Artikel ini sangat relevan dengan tema leadership and people management, terutama dalam hal memahami bahwa posisi sebagai bos bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. Seseorang dapat menjadi pemimpin dalam berbagai cara, seperti dengan menjadi contoh yang baik bagi orang lain dan membangun hubungan dan jaringan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan sebenarnya lebih tentang bagaimana cara kita memimpin dan mempengaruhi orang lain daripada posisi atau kekuasaan yang kita miliki. Sebagai pemimpin, kita harus dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain, memahami kebutuhan mereka, dan membantu mereka untuk mencapai tujuan mereka. Kita juga harus selalu berusaha untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan kita agar kita dapat menjadi pemimpin yang lebih baik dan efektif. Dengan memahami bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang posisi atau kekuasaan, tetapi juga tentang cara kita memimpin dan mempengaruhi orang lain, kita dapat menjadi pemimpin yang lebih baik dan efektif dalam organisasi kita.

Artikel yang berjudul "You Don’t Need to Be the Boss to Be a Leader" yang diterbitkan oleh Harvard Business membahas mengenai pentingnya kepemimpinan dalam dunia kerja, terlepas dari jabatan atau posisi seseorang di dalam perusahaan. Kemudian menyebutkan bahwa seorang pemimpin dapat muncul dari berbagai posisi dan tingkatan di dalam perusahaan, termasuk staf, pekerja kontrak, dan bahkan magang. Artikel ini juga menegaskan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin dengan cara memberikan ide-ide yang inovatif, memecahkan masalah, atau bahkan hanya dengan menunjukkan sikap yang positif dan berdedikasi pada pekerjaannya. Dalam refleksi saya, saya setuju dengan pendapat penulis bahwa kepemimpinan tidak selalu terkait dengan jabatan atau posisi seseorang di dalam perusahaan. Saya memahami bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada bakat, keterampilan, dan keunikan individunya. Selain itu, saya juga berpendapat bahwa pemimpin yang efektif harus memiliki keterampilan interpersonal yang kuat, seperti kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, dan memotivasi orang lain. Oleh karena itu, saya percaya bahwa perusahaan harus memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan keterampilan interpersonal mereka, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang efektif di dalam perusahaan dan membantu meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

Roy Rizky Purba-2501986510 "You Don’t Need to Be the Boss to Be a Leader" You Don't Need to Be the Boss to Be a Leader is an insightful article that sheds light on the fact that leadership is not about having a title or position but rather about taking action to influence and inspire others. The article presents three actions that individuals can take to hone their leadership skills and become highly respected and influential team members. The first action is to embrace existing strengths. By identifying tasks that feel natural and energizing, and projects in which one excels and enjoys, individuals can gain a better understanding of their strengths, identity, and interests. This knowledge can then be used to carry oneself with the confidence of a leader, which is essential in gaining the respect and trust of team members. The second action is to devote time to daily development. This involves identifying and prioritizing skills that are valued in the organization and developing them on a daily basis. This could be improving data analysis or project management skills, or projecting empathy, curiosity, and compassion. By consistently improving one's skills, individuals can expand their impact and influence on the team. The third action is to connect with people. Building meaningful relationships with colleagues is essential in building influence on the team. This involves being vulnerable, authentic, and empathetic in interactions with others. This could be achieved by actively listening to others, offering support and feedback, and showing appreciation for their contributions.

Hal yang dapat kita lakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan saat ini dan menjadi anggota tim yang baik. Pertama, kita harus memahami diri sendiri seperti dimana dan tugas apa yang kita sukai, proyek pekerjaan apa yang kita bisa. Hal ini diperlukan agar kita dapat menjalani pekerjaan kita nantinya dengan baik dan menambah rasa percaya diri kita menjadi seorang pemimpin. Kedua, meluangkan waktu untuk perkembangan diri. Kita perlu mencatat dan memprioritaskan dalam mengembangkan keterampilan yang kita bisa. Ketiga, baik kita introvert ataupun ekstrovert, kita perlu berhubungan dengan orang-orang. Hal ini diperlukan sebagai kunci membangun tim kita. Komitmen untuk bisa bersikap baik dan bertanggungjawab dengan tim kita. Dari artikel yang saya baca, saya dapat mengetahui cara-cara untuk mengasah keterampilan kepemimpinan saya maupun menjadi anggota tim yang baik. Pertama, saya harus dapat memahami diri saya sendiri agar dapat menjalani tugas saya nantinya dengan baik. Contohnya, saya harus memahami tugas apa yang saya sukai atau dimana saya suka mengerjakan tugas tersebut dan apa yang saya bisa lakukan. Dengan mengerti diri saya sendiri, saya dapat menambah rasa percaya diri saya menjadi seorang pemimpin. Kedua, saya harus dapat meluangkan waktu untuk perkembangan diri saya. Memprioritaskan hal yang dapat saya lakukan untuk perkembangan diri saya. Ketiga, saya perlu memiliki hubungan dengan orang-orang agar mampu membangun tim yang baik.

2502009160 - Daffa Satria Ulasan : Berdasarkan artikel yang berjudul " Leadership isn't About Your Job Title " membahas tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah merupakan skill murni yang dapat dikembangkan dan diasah oleh siapapun. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan skill kepemimpinan adalah dengan cara memilah dan memilih tugas yang dapat kita kerjakan serta mencari benefit energi positif yang kita rasakan dari mengerjakan tugas tersebut, lalu meluangkan waktu untuk pertumbuhan harian, serta mengubah mindset kita untuk mulai berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya dan senantiasa untuk mengasah skill dan keterampilan yang kita butuhkan. Refleksi : Saya setuju dengan artikel ini karena siapapun dapat menjadi pemimpin. Karena kepemimpinan merupakan sifat yang dapat diasah dan dikembangkan oleh setiap orang. Yaitu dengan mengubah mindset untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya lalu mengasah skill dan keterampilan yang kita punya agar kita dapat menjadi pemimpin yang kuat

Kepemimpinan ada pada setiap orang dan tidak selalu harus terikat pada posisi kepemimpinan. Tidak hanya menjadi bos saja, sebagai anggota tim juga anda dapat memperkuat keterampilan kepemimpinan. Artikel ini menguraikan tiga tindakan yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Cara pertama, coba rangkullah kekuatan yang ada pada dalam diri (sangat penting untuk memahami apa kelebihan anda, karena pada dasarnya setiap orang pasti memiliki kelebihan dan preferensi yang berbeda dari orang lain). Cara kedua, anda perlu meluangkan waktu untuk perkembangan diri (dengan meningkatkan keterampilan individu, maka akan membantu dalam memperluas jangkauan). Cara ketiga, bersifat terhubung dengan orang-orang (membangun hubungan yang bermakna adalah kunci untuk membangun pengaruh terhadap tim anda). Menurut pendapat saya, artikel ini memberikan informasi yang sangat bermanfaat, karena penulis menyajikan tiga cara untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Dimulai dari cara yang pertama yaitu dengan mengetahui kelebihan yang kita miliki (saya sangat setuju dengan tindakan ini karena ketika kita mengetahui kelebihan kita, maka kita bisa memaksimalkan potensi diri yang nantinya akan memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi tim). Cara kedua yang penulis berikan yaitu meluangkan waktu untuk perkembangan sehari-hari (sebagai seorang yang ingin mengembangkan kepepimpinan, saya perlu menerapkan cara ini setiap harinya untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan diri saya). Cara ketiga yang diberikan oleh penulis yaitu bersifat terhubung dengan orang-orang (menurut pendapat saya, dengan menjalin hubungan yang baik maka kita dapat memberikan pengaruh terhadap tim). Menurut saya, ketiga tindakan yang diberikan oleh penulis sangat cocok untuk saya kembangkan agar menjadi sebuah pemimpin yang efektif.

Paragraf 1: Artikel ini menguraikan tiga tindakan yang dapat diambil untuk mengasah keterampilan kepemimpinan, terlepas dari apakah seseorang memiliki posisi kepemimpinan formal atau tidak. Pertama, menemukan kekuatan yang ada dan memanfaatkannya untuk memimpin dengan percaya diri. Kedua, mengembangkan keterampilan setiap hari untuk meningkatkan pengaruh dan pengaruh di tempat kerja. Ketiga, terhubung dengan orang lain dengan cara yang autentik dan berempati. Paragraf 2: Tema kepemimpinan dan manajemen orang sangat penting dalam lingkungan kerja saat ini. Artikel ini menekankan pentingnya mengasah keterampilan kepemimpinan, yang tidak hanya berlaku untuk para pemimpin formal, tetapi juga untuk setiap orang di tim. Dalam dunia yang terus berkembang dan berubah, kemampuan untuk mengembangkan keterampilan setiap hari dan terhubung dengan orang lain secara efektif menjadi semakin penting untuk membangun hubungan yang bermakna dan memperluas pengaruh di tempat kerja. Hal ini memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan bersama dan memimpin dengan cara yang positif dan berpengaruh dalam tim.

Kepemimpinan adalah keterampilan, bukan gelar. Siapa pun dapat menjadi anggota tim yang sangat dihormati dan berpengaruh, terlepas dari posisi mereka. Kepemimpinan melibatkan penerimaan tanggung jawab untuk karir Anda, memiliki visi yang tidak hanya menguntungkan diri Anda sendiri tetapi juga organisasi dan kolega Anda, dan mampu memengaruhi orang lain untuk percaya pada visi itu. Untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh, Anda perlu mengubah perspektif dan pola pikir Anda. Daripada memikirkan diri sendiri terlebih dahulu, Anda harus memikirkan nilai yang dapat Anda tambahkan ke tim atau organisasi Anda dan jumlah orang yang dapat Anda pengaruhi. Untuk mengasah keterampilan kepemimpinan Anda, Anda harus mencurahkan waktu untuk pertumbuhan harian. Carilah mentor atau pemimpin yang dihormati di organisasi Anda dan mintalah saran mereka tentang cara mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Selain itu, Anda harus mencari peluang untuk belajar di luar pekerjaan, seperti mempelajari psikologi manusia dan apa yang memotivasi orang lain. Menemukan dan merangkul kekuatan pribadi Anda juga penting untuk membangun pengaruh. Berfokus pada dan mengembangkan kekuatan Anda meningkatkan kinerja, produktivitas, dan kepercayaan diri Anda sambil meningkatkan keterlibatan dan mengurangi omset. Tanyakan pada diri Anda tugas apa di tempat kerja yang terasa paling memberi energi dan alami bagi Anda, proyek mana yang Anda kuasai dan nikmati, dan kapan terakhir kali Anda dipuji atas kontribusinya. Setelah Anda mengidentifikasi kekuatan Anda, mulailah memikirkan tugas atau proyek yang dapat Anda ambil untuk menyorotinya. Akhirnya, meningkatkan kemampuan Anda untuk terhubung dengan orang-orang penting untuk membangun pengaruh. Membuat koneksi yang tulus melalui komunikasi, empati, dan kasih sayang yang jelas dan bermakna lebih menguntungkan daripada menjadi pembicara publik yang berbakat secara alami. Membangun kepercayaan dengan kolega Anda akan meningkatkan kemampuan Anda untuk memengaruhi mereka, membuatnya lebih mudah untuk mengajukan ide-ide baru, berkontribusi pada proyek-proyek besar, dan bahkan mengangkat tangan Anda untuk promosi. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menjadi pemimpin yang berpengaruh di tingkat mana pun di organisasi Anda.

Being someone who is successful and has many followers does not have to be someone at the top and in power, but rather being someone who has a spirit of leadership. A person's title and position does not guarantee that the person can lead a group or organization to make it more advanced. But a great leader can guide and lead its members to achieve common goals well. In order to be a good leader, we must have the ability such as to continue practicing our hobby and skills, to understand and develop our strengths and to create good relationships with everyone easily. From the article above, our mindset changes from an old perspective to a new one. Views about high titles, positions that are seen, and even power that is respected are not important things to prioritize. Because a lot of people need a excellent leadership attitude to lead a business or an organization that is about to be run in the face of many obstacles and difficulties in the future. We also have to learn such attitudes that can make it easier to become a leader from an early age because a leader can benefit both ourselves and those around us.

2501988970 - Berliana Maulija Zakia Berdasarkan artikel "Leadership Isn't About Your Job Title" membahas mengenai pangkat seseorang untuk menjadi seorang pemimpin yang dimana bisa memberikan pengaruh dan dapat membawa bisnisnya untuk lebih maju (sukses). Sebagai seorang pemimpin yang baik harus bisa bertanggung jawab, memberikan nilai - nilai yang baik. Pada artikel ini juga menyampaikan tiga cara yang bisa kita lakukan untuk mengasah keterampilan dan menjadi anggota tim yang dapat dihormati dan dapat memberikan pengaruh bagi orang lain. Pertama, meluangkan waktu agar terjadi pertumbuhan harian. Dalam hal ini, kita harus meningkatkan skill, meningkatkan pengetahuan yang kita miliki. Yang kedua yaitu, temukan dan rangkul kekuatan pribadi. Dalam hal ini, kita harus menggunakan dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki menjadi bermanfaat dan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan. Ketiga yaitu, meningkatkan kemampuan kita untuk dapat terhubung dengan orang lain. Dalam hal ini, pemimpin harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang - orang, harus pintar dalam membuat koneksi. Refleksi : Saya setuju dengan artikel tersebut, bahwa seseorang tidak perlu untuk memiliki pangkat yang tinggi untuk bisa disebut menjadi seorang pemimpin. Karena menurut saya, menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh bagi sesama tidak hanya dilihat dari pangkat semata. Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki komitmen yang baik, dapat mengembangkan diri serta meningkatkan keterampilan agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Selain itu juga, sebagai pemimpin harus bisa mengatur anggotanya dengan baik agar mereka juga dapat memberikan pengaruh yang baik untuk perusahaan.

artikel tersebut berpendapat bahwa kepemimpinan tidak terbatas pada mereka yang berada di posisi manajerial. Artikel tersebut menunjukkan bahwa siapa pun dapat menunjukkan kepemimpinan dengan menunjukkan kualitas seperti empati, keberanian, dan inisiatif. Ini memberikan contoh individu yang telah menunjukkan kepemimpinan meskipun tidak memiliki otoritas formal, dan menawarkan tip bagi mereka yang ingin mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka. Melalui nasihat praktis dan anekdot yang berwawasan, artikel ini menyoroti pentingnya mengenali dan menumbuhkan potensi kepemimpinan di semua karyawan, apa pun jabatan mereka. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan berharga bagi individu yang ingin mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka dan bagi organisasi yang ingin menumbuhkan budaya kepemimpinan di semua tingkatan. Dengan menantang pandangan tradisional bahwa kepemimpinan hanyalah domain mereka yang berada di posisi manajerial. Artikel tersebut berpendapat bahwa siapa pun dapat menunjukkan kepemimpinan dengan menunjukkan kualitas seperti empati, keberanian, dan inisiatif. Ini memberikan contoh dunia nyata dari individu yang telah menunjukkan kepemimpinan meskipun tidak memiliki otoritas formal, dan menawarkan tips praktis untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Melalui anekdot yang berwawasan dan saran yang dapat ditindaklanjuti, artikel ini mendorong pembaca untuk mengenali dan menumbuhkan potensi kepemimpinan di semua karyawan, apa pun jabatan mereka. Secara keseluruhan, artikel ini berfungsi sebagai pengingat bahwa kepemimpinan adalah pola pikir dan seperangkat perilaku, bukan hanya posisi, dan menyoroti pentingnya memelihara kepemimpinan di semua tingkatan organisasi..

2540121341_Owen Michael Artikel " You Don't Need to Be the Boss to Be a Leader " menceritakan tentang bagaimana terkadang kebanyakan orang berspekulasi bahwa untuk menjadi seorang pemimpin anda harus memiliki suatu gelar atau pankat yang terpandang, yang di dalam artikel ini dinamai sebagai " boss ". Sepertinya pandangan seperti ini tidak sepenuhnya benar karena pada dasarnya menjadi seorang pemimpin itu membutuhkan kualitas untuk memimpin dan bukanlah jabatan yang utama. 3 Hal yang dapat dilakukan supaya seseorang memiliki keahlian dalam memimpin tim nya yaitu dengan 1). Mencurahkan waktu untuk pertumbuhan diri kita sendiri secara individu. Menjadi pemimpin yang baik membutuhkan proses pembelajaran dan tentunya tidak akan singkat maka dari itu janganlah terburu-buru dan gunakan waktu yang ada untuk improvisasi diri kita. 2). Mengetahui dan mengimprovisasi kelebihan yang kita miliki. Terkadang kita sering kali lebih berfokus pada kekuranngan yang kita miliki padahal kita seharusnya dapat memanfaatkan kelebihan yang kita dengan harapan hal tersebut dapat membantu tim kita untuk semakin baik. 3). Meningkatkan keahlian kita supaya dapat terhubung dengan orang lain. Hal ini dilakukan karena penting untuk seorang pemimpin yang memiliki keterampilan dalam menjalin hubungan dan mempersatukan orang-orang yang disekitarnya supaya tim dapat bekerja dengan baik.

Artikel ini membahas tentang bagaimana atau apa yang harus di kerjakan oleh seorang pemimpin , seorang pemimpin merupakan orang yang mengatur segala kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan seorang pemimpin harus dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap anggota organisasi, selain itu pemimpin harus dapat memberikan motivasi motivasi terhadap anggota nya, sehingga anggota dapat mencontoh seorang pemimpin selain itu harus dapat memberikan pengaruh yang baik seperti memberikan inspirasi inspirasi terhadap anggota sehingga meningkatkan semangat kerja anggota sehingga anggota merasa semangat dalam berkerja, kemampuan memimpin seorang pemimpin harus lah baik selain menciptakan semangat kerja yang baik, pemimpin harus dapat menciptakan semangat kerja sama yang baik antara anggota anggota organisai sehingga dengan kerja sama yang baik tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. kepemimpinan sejati dapat mampu menciptakan lingkungan kerja yang baik dan bernilai sehingga anggota anggota dapat mengerjakan pekerjaan yang sempurna, kepemimpinan dilihat dari bagaimana dia menghadapi pekerjaan bukan dilihat olehn faktor jabatan ataupun yang lainya

Rangkullah kekuatan Anda yang ada. Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri: Tugas mana di tempat kerja yang terasa paling berenergi dan alami bagi Anda? Proyek mana yang Anda kuasai dan nikmati? Perspektif unik apa yang Anda bawa ke meja? Kekuatan, identitas, dan minat Anda adalah yang membedakan Anda. Semakin Anda memahami diri sendiri, semakin Anda akan dapat membawa diri Anda dengan kepercayaan diri seorang pemimpin. Luangkan waktu untuk perkembangan sehari-hari. Meningkatkan keterampilan Anda akan membantu Anda memperluas dampak dan pengaruh Anda. Misalnya, mungkin organisasi Anda menghargai pemimpin yang dapat mendukung ide-ide mereka dengan data dan wawasan yang sulit, atau mereka yang memproyeksikan empati, rasa ingin tahu, dan kasih sayang. Apa pun itu, perhatikan dan prioritaskan pengembangan keterampilan tersebut dan proyeksikan pertumbuhan setiap hari. Terhubung dengan orang-orang. Apakah Anda seorang introvert atau ekstrovert (atau di antara keduanya), Anda dapat membangun jenis hubungan yang bermakna yang merupakan kunci untuk membangun pengaruh pada tim Anda.

Anda tidak perlu menjadi bos untuk menjadi pemimpin. Berikut ada 3 tindakan yang dapat mengasah skill kepemimpinan saat ini dan akan sangat dihormati dan mempengaruhi anggota tim anda. - Rangkullah kekuatan anda yang sudah ada. Mulailah bertanya pada diri sendiri tugas mana di tempat kerja yang paling memberi energi dan alami bagi anda? Proyek mana yang anda kuasai dan anda nikmati? Perspektif unik apa yang akan anda bawa? Kekuatanmu, identitasmu, dan ketertarikan anda adalah apa yang membuat anda berbeda. Semakin anda mengenali diri sendiri, maka semakin mudah untuk membawa diri anda dengan kepercayaan diri seorang pemimpin. - Mencurahkan waktu anda untuk mengembangkan diri anda. Meningkatkan skill dapat membantu anda untuk memperluas dampak dan pengaruh anda. - Koneksi dengan orang-orang. Mau anda ekstrovert atau introvert anda tetap harus bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain, karena itu adalah kunci dari mempengaruhi tim anda. Menurut saya, jiwa kepemimpinan tidak hanya harus ada pada bos, tetapi pada semua orang, karena jiwa kepemimpinan dapat berpengaruh pada diri sendiri maupun pada perusahaan. Orang yang memiliki jiwa kepemimpinan biasanya memiliki sifat yang bertanggung jawab, gigih, mandiri, dan pantang menyerah. Jiwa kepemimpinan pun dapat mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Maka dari itu setiap orang harus memiliki jiwa kepemimpinan agar jika ingin melakukan suatu pekerjaan dapat dilakukan secepatnya tanpa harus menunggu untuk disuruh oleh atasan atau bos.

Menjadi pemimpin tidak mengharuskan anda untuk menjadi seorang bos, karna menjadi seorang pemimpin memerlukan kualitas bukan jabatan. terdapat 3 hal yang dimiliki seorang pemimpin yaitu, 1. Mencurahkan waktu untuk improvisasi pada diri kita sendiri. ini menjadi penting karena dengan meningkatkan diri sendiri maka kualitas pemimpin akan terlihat. 2. Mengetahui dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki. dengan mengetahui atau menyadari kemampuan diri sendiri maka kita akan lebih bisa mengerti batas kita sebagai pemimpin. 3. Meningkatkan keahlian kita untuk dapat terhubung dengan orang lain. dengan meningkatkan keahlian kita untuk terhubung dengan orang lain maka kita dapat memahami orang lain dengan lebih baik.

To become an influential person at work, we’re often told we must rise through the ranks or collect a series of fancy credentials. Most people don’t identify as a «leader» unless it’s written into their role, despite the fact that leadership is a skill, not a title. Over the years, through my work as a leadership consultant working in the trenches with companies in nearly every sector, I’ve seen hundreds of early career professionals and individual contributors project more influence than their own managers. The best leaders don’t wait for a promotion to step up. It involves having a vision that benefits not just yourself, but your organization and colleagues. Leaders are skillful at influencing others to believe in that vision and gaining followers that will help them make an impact. Becoming an influential leader begins with shifting your perspective and mindset. You may not be a manager yet, but there are three actions you can take to hone your leadership skills right now and become a highly respected and influential team member. Devote time to daily growth. For example, maybe your organization values leaders who can back up their ideas with hard data and insights. Maybe your organization values leaders who project empathy, curiosity, and compassion. Or maybe your organization values leaders who can churn out fast results.

Artikel diatas membahas hal yang dapat kita lakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan dan menjadi anggota tim yang baik. Pertama, mengasah kekuatan yang sudah dimiliki, dengan memahami kekuatan dan minat mereka serta perspektif unik yang mereka bawa ke meja. Kedua, mengembangkan diri secara teratur dengan fokus pada keterampilan yang dihargai oleh organisasi atau tim. Ketiga, menjalin hubungan dengan orang-orang, dengan berkomitmen untuk menjadi jujur, otentik, dan empatik dalam interaksi dengan kolega. artikel ini sangat relevan dengan tema leadership and people management, karena menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak hanya terbatas pada posisi kepemimpinan formal, tetapi dapat ditemukan pada semua level organisasi. Artikel ini juga menunjukkan bahwa menjadi seorang pemimpin yang efektif memerlukan pemahaman diri yang kuat, kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan diri, serta kemampuan untuk menjalin hubungan interpersonal yang positif dengan rekan kerja. Ini merupakan tiga keterampilan penting yang diperlukan oleh seorang pemimpin dalam manajemen sumber daya manusia dan pengembangan tim yang efektif.

"Leadership Isn’t About Your Job Title" Artikel yang berjudul "Leadership Isn’t About Your Job Title" mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak harus selalu berasal dari seseorang yang memegang posisi kepemimpinan tertinggi dalam suatu organisasi. Artikel ini menjelaskan bahwa setiap orang dapat menjadi seorang pemimpin dalam bidangnya masing-masing, dengan cara memperlihatkan tindakan yang menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, artikel ini juga menyoroti pentingnya pengakuan terhadap pemimpin informal, yang sering kali tidak dianggap sebagai pemimpin karena posisi mereka yang tidak terlihat secara resmi. Dengan mengakui peran dan kontribusi para pemimpin informal, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendorong inovasi. Dalam konteks leadership and people management, artikel ini memberikan refleksi yang sangat penting. Sebagai seorang pemimpin, tidak hanya penting untuk memahami dan menjalankan tugas yang ada pada posisi tertentu, tetapi juga untuk mendorong perkembangan karyawan. Sebuah kepemimpinan yang baik harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi dan kekuatan karyawan, dan memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini dapat dilakukan tidak hanya oleh pemimpin formal, tetapi juga oleh para pemimpin informal yang muncul di dalam organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus mempertimbangkan cara untuk mengakui dan memberikan penghargaan terhadap kontribusi para pemimpin informal. Selain itu, artikel ini juga menunjukkan pentingnya keterampilan sosial dalam kepemimpinan, terutama dalam hal membangun hubungan dengan rekan kerja dan bawahan. Sebuah kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk membangun kepercayaan dan menginspirasi orang lain, dan hal ini dapat dicapai melalui keterampilan sosial yang baik. Dalam era digital yang semakin maju ini, kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal secara efektif menjadi semakin penting, terutama dalam era work from home yang sedang berlangsung saat ini. Dalam kesimpulannya, artikel ini memberikan pandangan yang bermanfaat tentang kepemimpinan yang efektif dan bagaimana setiap orang dapat menjadi seorang pemimpin, tidak peduli di posisi apa mereka berada. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk mempertimbangkan cara untuk mengakui peran dan kontribusi para pemimpin informal, serta memperkuat keterampilan sosial dalam pengembangan karyawan dan membangun hubungan interpersonal.

Artikel tersebut menjelaskan bahwa untuk menjadi pemimpin tidak harus menjadi seorang bos, dan juga saya dapat mengetahui cara-cara untuk mengasah keterampilan kepemimpinan saya maupun menjadi anggota tim yang baik. Pertama rangkullah kekuatan yang ada seperti proyek mana yang lebih kita kuasai, karena semakin kita memahami diri sendiri maka akan membuat orang lain percaya bahwa kita dapat memimpin. Kedua yang dapat kita lakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan kita yaitu luangkan waktu untuk pengembangan harian, hal ini penting untuk memperluas dan meingkatkan kemampuan kita. Terakhir kita harus terhubung dengan orang-orang, karena sebuah hubungan juga merupakan kunci untuk membangun pengaruh pada tim. Refleksi yang dapat saya ambil yaitu kita harus bisa mengasah keterampilan kepemimpinan kita, baik itu dimulai dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar kita. Untuk menjadi seorang pemimpin kita harus memiliki mindset yang berkembang, kemampuan berkomunikasi yang baik, dan berani mengambil resiko serta belajar dari kegagalan. Menjadi seorang pemimpin tidak harus menjadi seorang boss, misal jika kita ditunjuk untuk bertanggung jawab atas sebuah pekerjaan yang bekerja sama dalam tim. Artinya kita dipercayai dapat menjadi pemimpin untuk tim tersebut, kita diakui memiliki kemampuan untuk memimpin. Jika kita sudah dipercaya untuk memimpin maka kita harus bekerja keras, selalu bersemangat, memiliki sikap yang baik, dan interaksi yang baik antar anggota tim. Karena hubungan yang baik memiliki pengaruh terhadap berhasilnya sebuah proyek.

Artikel yang diambil dari Harvard Business Review ini membahas tentang pentingnya memiliki sikap kepemimpinan (leadership) bukan hanya pada posisi sebagai atasan, tetapi juga sebagai anggota tim yang berkontribusi pada kesuksesan organisasi. Artikel ini menekankan bahwa leadership adalah tentang membantu orang lain mencapai tujuan bersama dan menjadi pengaruh positif bagi orang lain, dan tidak hanya tentang memegang kendali atau bertindak otoriter. Tema leadership dan people management adalah topik yang relevan dan penting untuk dipahami oleh setiap individu dalam suatu organisasi. Artikel ini sangat relevan karena menunjukkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, tidak hanya pada level manajemen tertentu. Oleh karena itu, artikel ini memberikan pandangan tentang pentingnya membantu orang lain dan menjadi pengaruh positif dalam organisasi, serta menciptakan budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif. Selain itu, artikel ini juga menekankan pentingnya keterampilan interpersonal dalam kepemimpinan, seperti kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan empati, dan membangun hubungan kerja yang baik. Hal ini selaras dengan pengalaman di mana saya harus memiliki keterampilan interpersonal yang kuat untuk berkomunikasi dengan klien dan anggota tim dengan efektif. Saya percaya bahwa keterampilan interpersonal ini sangat penting untuk menjadi pemimpin yang efektif dan membawa perubahan positif di tempat kerja. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan pandangan yang bermanfaat tentang kepemimpinan dan pentingnya memiliki sikap kepemimpinan dalam setiap peran di tempat kerja. Selain itu, artikel ini juga menunjukkan bahwa keterampilan interpersonal yang kuat adalah penting dalam kepemimpinan yang efektif dan membawa perubahan positif di organisasi.

Banyak orang yang beranggapan bahwa jika ingin menjadi pemimpin kita harus menjadi bos dahulu. Padahal setiap orang berhak menjadi pemimpin karena kemimpinan tidak selalu terikat pada posisi atasan atau bos. Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan dan kita asah untuk menjadi pemimpin yang sangat di hormati dan berpengaruh dalam sebuah kemimpinan yaitu: • Merangkul setiap kekuatan yang kita punya Dimulai dengan bertanya pada diri sendiri,tugas mana di tempat kerja yang terasa paling memberi energi dan alami bagi kita? Hal apa yang paling kita kuasai dan nikmati? Semakin kita memahami diri sendiri semakin kita dapat membawa diri kita dengan kepercayaan diri seorang pemimpin. • Meluangkan waktu untuk pengembangan harian Meningkatkan keterampilan kita akan membantu kita memperluas pengaruh,contoh mungkin organisasi kita menghargai pemimpin yang dapat mendukung ide mereka dengan data dan wawasan yang kuat.Apapun itu kita harus mencatat dan memprioritaskan untuk mengembangkan keterampilan tersebut dan memproyeksikan pertumbuhan setiap hari. • Mempunyai hubungan dengan orang-orang sekitar. Sebagai pemimpin kita harus membangun jenis hubungan yang baik dan bermakna untuk membangun kemistri pada tim. Menurut saya setiap orang berhak menjadi pemimpin karena semua orang mempunyai jiwa kemimpinan. Tapi perlu kita ketahui menjadi pemimpin itu harus di nilai dari kemampuan nya karena jika seorang pemimpin tidak mempunyai kemampuan dalam memimpin maka organisasi yang ia pimpin akan berantakan. Di dalam artikel ini kita dapat melihat bahwa seorang pemimpin harus memiliki keterampilan yang bagus serta membangun relasi yang baik dengan anggota tim. Setiap orang memang mempunyai jiwa kemimpinan tapi tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin yang baik.

Untuk jadi pemimpin tidak ditentukan dari status pekerjaan. Ada beberapa tips yang bisa mengasah keterampilan memimpin yang berpengaruh dan dihormati. Embrace your existing strengths. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu berkaca pada diri sendiri, "Tugas apa yang memberi banyak energi? Tugas apa yang kita kuasai dan membuat kita senang mengerjakannya?" Semakin mengenali diri, semakin percaya diri dalam memimpin. Devote time to daily development. Meluangkan waktu atau memprioritaskan dalam meningkatkan keterampilan yang berguna untuk memperluas pengaruh sebagai pemimpin setiap hari. Connect with people. Terakhir yaitu membangun koneksi atau hubungan dengan orang-orang baik bertipe introvert maupun ekstrovert. Dalam interaksi itu, bangun dengan empati antar rekan kerja. Jadi selama saya membaca, merenungkan, dan merefleksikan diri dari artikel diatas selama seminggu ini, saya belajar bahwa seorang yang disebut leadership itu bukan ditentukan dari title pekerjaannya. Leadership adalah keterampilan yang bisa dilatih dan harus selalu dilatih agar semakin terasah. Belajar dari tips-tips diatas, yaitu dimulai dari berkaca diri sekaligus mengenal diri mengenai tugas yang senang dikerjakan agar semakin percaya diri dalam memimpin. Lalu luangkan waktu setiap hari dalam mengasah kemampuan memimpin agar bisa memperluas pengaruh kepemimpinan itu. Terakhir yaitu membangun koneksi antar rekan kerja baik itu introvert maupun ekstrovert dengan empati.

Menjadi pemimpin itu bukan selamanya kita harus menjadi bosa tau ceo sebuah perusahaan, akan tetapi kita juga menjadi pemimpin sejak dini, dengan cara terus mengasah kemampuan dan keterampilan untuk menjadi pemimpin yang baik dan benar adanya. Untuk menjadi seorang pemimpin kita harus mulai dari diri sendiri, dengan cara memahami betul diri kita masing-masing. Dengan memahami diri sendiri, kita bisa meningkatkan kepercayaan diri yang nantinya diperlukan untuk menjadi pemimpin. Selain itu kita juga butuh meluangkan waktu untuk mengembangkan diri, dengan mengembangkan diri secara tidak langsung wawasan kita akan luas dan kita akan memiliki ide-ide yang mahal yang menjanjikan. Dana yang terakhir adalah dengan cara kita memiliki banyak koneksi dan relasi. Dengan membangun relasi dengan orang banyak secara otomatis kita akan mendapatkan banyak ilmu yang bisa kita terapkan untuk menjadi seorang pemimpin.

Yesha Gustira_2540133606 Dalam artikel tersebut dibahas mengenai pentingnya kepemimpinan yang tidak hanya berasal dari orang yang memiliki posisi pimpinan di perusahaan, akan tetapi juga dari individu di berbagai level organisasi. Ditekankan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin tanpa harus menjadi bos atau pun memiliki jabatan yang tinggi, melainkan dapat melakukannya dengan membangun hubungan dengan rekan kerja, memberikan pengaruh positif, dan mempertahankan integritas. Kepemimpinan yang baik juga akan membawa manfaat bagi perusahaan, seperti peningkatan produktivitas dan motivasi karyawan, dan memperkuat citra merek. Terdapat tiga tindakan yang dapat kita lakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan dan menjadi anggota tim yang bisa dihormati serta berpengaruh yaitu dengan cara meluangkan waktu untuk pertembuhan harian, temukan dan rangkul kekuatan pribadi, serta tingkatkan kemampuan untuk terhubung dengan orang lain. Dari artikel tersebut bisa saya ketahui bahwa kepemimpinan tidak terbatas pada orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam organisasi, tetapi dapat ditemukan di semua level. Dalam konteks bisnis, seorang pemimpin yang baik dapat membantu meningkatkan produktivitas, kepuasan karyawan, dan menghasilkan dampak positif pada keseluruhan organisasi. Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk mengenali dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada seluruh karyawan mereka. Selain itu, artikel ini juga menunjukkan bahwa keberhasilan dalam kepemimpinan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan individu, tetapi juga oleh hubungan interpersonal yang dibangun dengan rekan kerja dan kemampuan untuk mempengaruhi secara positif.

artikel tersebut membahas bahwasanya kepemimpinan bukan haynya dari orang yang mempunyai jabatan di perusahaan, tetapi ada juga yang dapat dari tiap level di organisasi. menjadi pemimpin tidka harus dari jabatan ang dipunya, tetapi harus dari sikap kita seperti mempunyai pengaruh positif, membangun hubungan kerja yang baik dan bisa mempertahankan integritas. Artikel ini menekankan bahwa leadership adalah membantu orang lain mencapai tujuan bersama dan menjadi pengaruh positif bagi orang lain. dalam merefleksikan diri dari artikel diatas saya yakin bahwasanya leadership harus dibangung lewat kebiasaan dan tidak muncul dalam semalam. kita harus mengenal diri kita dahulu lalu baru memulai menggaet orang orang sekitar. kepemimpinan yang baik memerlukan kemampuan untuk membangun kepercayaan dan menginspirasi orang lain. segala sesuatu yang dilakukan bersama dan terorganisir dengan baik pasti hasilnya akan baik juga maka penting bagi pemimpin untuk tahu porsi pada timnya agar setiap bagian bisa berjalan dengan efektif dan tujuan bersama bisa tercapai. kemampuan pemimpin dalam membangun hubungan interpersonal yang baik menentukan hasil dari tujuan tersebut

Radhitya Fakhriyanda Putra 2602124631 LG76 Artikel ini membahas mengenai seorang pemimpin bukan hanya tentang tingkat pekerjaannya saja. Kita bisa merangkul tim untuk mencapai tujun bersama dan kita bisa menjadi orang yang dapat mempengaruhi tim. Kita harus mengetahui kekuatan yang kita miliki akan dibawa kemana dan kekuatan ini dapat membantu kita dan tim untuk mencapai tujuan yang sama. Bagaimana kita melihat suatu permasalahan yang ada dari perspektif kita untuk menciptakan solusi. Kita juga sebagai pemimpin harus mengetahui kekuatan, identitas, dan minat untuk membedakan kita. Kita sebagai seorang pemimpin perlu meluangkan waktu kita setiap harinya untuk mengembakan skill diri dan pengembangan diri agar kekuatan kita dapat berkembang. Seorang pemimpin juga perlu mempunyai koneksi atau hubungan yang banyak dengan orang lain menjadi kunci untuk kita membangun sebuah tim dengan berbaur dan berinteraksi. Setelah membaca dan merangkum menurut saya siapa saja bisa menjadi seorang pemimpin. Semua orang dapat menjadi seorang pemimpin asalkan mereka mengetahui kekuatannya, mengedal dirinya, mempunyai koneksi yang luas. Seseorang juga jika ingin menjadi pemimpin harus selalu mengembangkan dirinya karena seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh. Seorang pemimpin pun bisa datang darimana saja tidak mengenal tingkat pekerjaan dan lain lain. Menurut saya jiwa kepmimpinan pun dimiliki oleh semua orang tinggal bagaimana kita memanfaatkan, mengembangkan dan menerapkannya di kehidupan.

Artikel ini membahas bahwa pemimpin tidak harus menjadi bos untuk menjadi pemimpin. Berikut adalah tiga langkah yang dapat Anda ambil untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan Anda saat ini dan menjadi anggota tim Anda yang sangat dihargai dan berpengaruh. Terima kekuatan Anda yang ada. Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri: Tugas apa yang paling memberi energi dan alami bagi Anda? Proyek apa yang Anda kuasai dan apa yang Anda sukai? Perspektif unik apa yang Anda bawa ke meja? Kekuatan, identitas, dan minat Anda membedakan Anda dari orang lain. Semakin Anda memahami diri sendiri, semakin Anda dapat membawa diri Anda sebagai kepercayaan diri seorang pemimpin. Luangkan waktu untuk perkembangan harian. Meningkatkan keterampilan Anda akan membantu Anda memperluas pengaruh Anda. Misalnya, organisasi Anda mungkin menghargai pemimpin yang dapat mendukung ide mereka dengan data dan wawasan yang andal, atau mereka yang menunjukkan empati, rasa ingin tahu, dan kasih sayang. Apa pun itu, rangkul dan jadikan pengembangan keterampilan itu dan kembangkan proyek sebagai prioritas setiap hari. Berhubungan dengan orang. Apakah Anda seorang introvert atau ekstrovert (atau di antara keduanya), Anda dapat membangun jenis hubungan yang bermakna yang merupakan kunci untuk memengaruhi tim Anda. Berkomitmen untuk bersikap rentan, autentik, dan berempati dalam interaksi Anda dengan rekan kerja.

The ability to lead at work is a skill, and the best leaders do not wait for a promotion to step up; they practice their leadership skills long before then. Leadership involves having a vision that benefits not just yourself but also your organization and colleagues. To become an influential leader, it is essential to commit to daily growth, discover and embrace personal strengths, and improve the ability to connect with people. One should devote time to daily growth and learn from mentors or respected leaders in their organization. To discover personal strengths, one should focus on tasks or projects they excel in and enjoy, as this showcases their value to their colleagues, making them an asset to the team. One should aim to improve their ability to connect with people by communicating their ideas in a clear and meaningful way and focusing on how to communicate rather than what to communicate. Leadership is a skill that can be developed by everyone, regardless of their job title. I agree that leadership skills can be developed with dedication, focus, and practice. It is essential to understand that being a leader is not limited to holding a leadership position, and everyone can lead from their respective roles. By focusing on personal growth and discovering strengths, one can enhance their skills, leading to higher productivity and motivation. I find the idea of focusing on strengths rather than weaknesses interesting, as it can help individuals recognize their unique qualities and set them apart. Finally, I believe that effective communication is essential in any role, and it is important to develop one's ability to connect with people, whether it is through public speaking, writing, or active listening.

NAMA : Ignatius David Ricardo NIM :2602167870 Kelas : LG 76 Hal yang saya dapat dari artikel yang berjudul leader Isn’t about your job title memberikan saya cukup infomasi untuk berpikir bagai mana mengabil sikap sebagi seorang pemimpin yang harusnya bisa memberikan pengaruh dan bisa mejalankan bisnis yang di jalankan ke ranah yang lebih baik lagi untuk kedepanya , sebagai seorang yang memimpin kita karus bisa memberikan hal – hal yang bernilai cukup baik , memiliki sebuah tanggung jawab , memiliki pendirian dan pandangan yang jelas saat menjalankan bisnis , di artikel ini juga disebutkan ada tiga hal yang bisa di lakukan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam kepemimpinan dan menjadi anggota yang di anggap ada dan juga dapat memberiakn banyak pengaruh dalam kelompok , hal pertama yang di lakukan meluangkan waktu agar terjadi pernambahan kemampuan , kita perlu mengasah kemampuan dan wawasan yang di miliki agar kita bisa memanfaat kemampuan tersebut kedepanya untuk preusahaan , gunakan waktu yang ada untuk m eningkatkan velue diri kita , yang kedua cari dan temukanlah hal hal -hal yang akan berguna di saat kita membuat bisnis lalu kuasai bidang tersebut , gunakanlah kemmampuan di bidang yang di kuasai untuk menaikan velue dari perusahaan yang di jalankan yang ketiga tingkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi dengan orang – orang yang bekerja bersama kita , perbanyak juga berinteraksi dengan para pemimpin lainya agar terbangun hubungan yang baik dan pada akhirnya membuat peluang berupa kemungkinan dalam hal berkerja sama dalam bisnis

NAMA : Ignatius David Ricardo NIM :2602167870 Kelas : LG 76 Hal yang saya dapat dari artikel yang berjudul leader Isn’t about your job title memberikan saya cukup banyak infomasi untuk berpikir bagai mana mengabil sikap sebagi seorang pemimpin yang harusnya bisa memberikan pengaruhyang besar dan bisa mejalankan bisnis yang di jalankan ke ranah yang lebih baik lagi untuk kedepanya , sebagai seorang yang memimpin kita karus bisa memberikan hal – hal yang bernilai cukup bagus , memiliki sebuah kepribadian seorang leader , memiliki pendirian dan pandangan yang jelas saat menjalankan bisnis , di artikel ini juga dituliskan ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam memimpin dan menjadi anggota yang di anggap ada dan juga dapat memberikan banyak pengaruh dalam keputusan sebuah kelompok yaitu : menambahan kemampuan yang kita miliki , kita perlu mengasah kemampuan dan juga ilmu pemgtahuan yang di miliki agar kita bisa memanfaat kemampuan tersebut kedepanya untuk bisnis yang di jalankan , gunakan waktu yang ada untuk meningkatkan velue diri kita agar lebih baik saat memimpin . kedua cari dan temukanlah hal hal -hal yang akan berguna di saat kita membuat bisnis lalu kuasai bidang tersebut , gunakanlah kemampuan di bidang yang di kuasai untuk menaikan velue dari perusahaan yang di jalankan. ketiga tingkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi dengan orang – orang yang bekerja bersama kita , perbanyak juga berinteraksi dengan para pemimpin lainya agar terbangun hubungan yang baik dan pada akhirnya membuat peluang berupa kemungkinan dalam hal berkerja sama dalam bisnis .

The article "You Don’t Need to Be the Boss to Be a Leader" explores the misconception that leadership is only reserved for those in formal leadership positions. No matter what their position or job title is within the business, the author contends that everyone may be a leader. It takes more than just making choices and issuing commands to be a leader. It involves motivating and persuading other people to work toward a common objective. According to the author, individuals can exhibit leadership by taking the initiative, offering assistance and direction to their coworkers, and setting a good example. The author gives examples of how people can show leadership in various situations. A worker who actively seeks out methods to enhance procedures and accepts new responsibility is an example of a leader. A team member can also show leadership by providing advice and assistance to a struggling colleague. According to the author, leadership skills may be cultivated and improved over time. People can build their leadership abilities by asking for feedback, reflecting on their errors, and looking for opportunities to advance constantly. In general, the article emphasizes how crucial it is to understand that leadership is not just restricted to official leadership positions. Everyone can show leadership by taking the initiative, offering assistance, and motivating others to reach their objectives.

Leadership isn’t About Your Job Title ​Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa sifat kepimpinan tidak perlu dimiliki oleh seorang jabatan yang ada didalam suatu organisasi. Setiap individu memiliki sifat kepemimpinan, tetapi setiap individu tidak bisa menggunakan sifat kepemimpinan itu. Setiap individu butuh kemampuan untuk mengasah sifat kepemimpinan didalam dirinya. Setiap individu mampu menjadi pemimpin tanpa adanya status jabatan. Terdapat tiga hal kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu, integritas, kepercayaan, dan ketekunan. Pemimpin harus bisa mengajak dan mempengaruhi individu disekitarnya. Pemimpin juga harus bisa melihat anggotanya dan memperhatikan kebutuhan anggotanya. Jadi simpulan dari artikel ini, setiap individu bisa menjadi seorang pemimpin dan menjadi pemimpin tidak perlu memiliki status jabatan. Yang terpenting pemimpin harus memiliki sikap integritas, kepercayaan, dan ketekunan. ​Untuk mengasah sifat kepemimpinan ada tiga cara yaitu mulai dari membagi waktu untuk mengembangkan diri, bagaimana kita bisa memimpin diri kita sendiri sebelum memimpin orang lain. Yang kedua mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Dan jadikan kekurangan itu sebagai motivasi agar bisa mengembangkan kelebihan yang dimiliki. Yang ketiga pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi dengan baik, karena komunikasi adalah kunci utama seorang pemimpin. Pemimpin harus menjadi contoh baik kepada anggotanya dan harus bisa memotivasi anggotanya.

Kaylene Reina-2602086173. The ability to lead is a skill, not a title, and anyone can be an influential leader at work. Leadership involves accepting responsibility for one's career, having a vision that benefits the organization and colleagues, and gaining followers to make an impact. To become an influential leader, one can devote time to daily growth, embrace personal strengths, and improve the ability to connect with people. By showcasing their strengths, emerging leaders can gain the trust of colleagues, which will increase their ability to influence others. Effective communication is key to making genuine connections and is more advantageous than being a natural public speaker. After reading the text, I reflected on the importance of leadership skills in the workplace and how one can become an influential leader regardless of their job title. The author emphasizes that leadership is a skill, not a title, and that anyone can develop it with the right mindset and actions. The importance of personal growth and self-reflection in becoming an influential leader. The text suggests that we should devote time to daily growth, seek out mentors or respected leaders for advice, and discover and embrace our personal strengths. By doing so, we can become more valuable in terms of what we can offer and the level of impact we can generate. Overall, I believe that the insights provided in this text are valuable for anyone looking to become an influential leader in their workplace. By developing leadership skills, focusing on personal growth and strengths, and improving our ability to connect with others, we can positively impact our careers and the organizations we work for.

Artikel yang berjudul Leadership Isn't About Your Job Title sangat cocok bagi yang ingin menjadi seorang pemimpin dalam artikel ini berpendapat bahwasannya jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin, anda tidak perlu harus menjadi seorang boss terlebih dahulu. Dalam artikel ini juga memberikan tips-tips untuk mengasah keterampilan kepemimpinan saat ini dan juga menjadi anggota tim yang sangat dihormati dan berpengaruh. Artikel yang berjudul Leadership Isn’t About Your Job ini berpendapat jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin tidak harus serta mesti menjadi boss terlebih dahulu. Untuk supaya kita dapat menjadi pemimpin atau anggota tim yang sangat dihormati dan berpengaruh kita bisa menggunakan salah satunya itu dengan cara pertama rangkullah kekuatan Anda yang ada maksudnya ituh kita harus memahami diri kita sendiri seperti kelemahan, kekuatan supaya kita dapat menjadi lebih percaya diri. Untuk kedua luangkan waktu untuk pengembangan harian maksudnya ituh walaupun kita sudah merasa pintar kita tetap harus belajar baik itu dari buku, organisasi, pengalaman teman. Karena pelajaran itu bisa didapat darimana saja dengan kita melakukannya tersebut memungkinkan wawasan kita bertambah dan membuat kita bertumbuh. Untuk ketiga terhubung dengan orang-orang maksudnya itu terhubung dengan orang membuat kita mendapatkan pengalaman, baik itu membangun hubungan dengan teman se tim maupun yang tidak se team dikarenakan ituh kunci untuk membangun pengaruh. Walaupun kita seorang introvert dan ekstrovert karena dengan ektrovert atau introvert ini bukan menjadi hambatan untuk kita maju dan saling mengenal tetapi yang membuat kita menjadi lebih maju dan mengenal banyak orang. Untuk menjadi pengaruh kita bisa berkomitmen untuk bersikap rentan, autentik, dan berempati dalam interaksi dengan rekan kerja maupun dengan orang diluar lingkungan kerja.

Pada artikel ini penulis membahas tentang tema “Leadership Isn’t About Your Job Title” dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kita tidak perlu menjadi boss untuk menjadi seorang pemimpin. Penulis juga menjelaskan beberapa tips yang bisa mengasah skill kepemimpinan agar bisa menjadi lebih dihormati dan berpengaruh besar dalam tim. Tips pertama adalah memanfaatkan kekuatan dan kelebihan yang sudah ada dalam diri kita, selain memanfaatkan kita juga harus bisa mengembangkan kekuatan tersebut. Tips kedua adalah dedikasikan waktu kita untuk perkembangan sehari-hari, dengan ini kita akan bisa mengasah skill dan keterampilan yang akan membantu kita menjadi pemimpin yang baik kedepannya. Selain itu dengan kita mengasah skill dan keterampilan, kita juga menjadi seseorang yang lebih berpengalaman yang bermanfaat untuk menghadapi masalah kedepannya. Tips yang terakhir adalah kita harus membangun relasi lebih luas, manfaatnya adalah sembari kita membangun relasi kita juga bisa belajar dari pengalaman orang lain jika kita menjalankan koneksi yang baik dengan para relasi kita. Selain itu membangun relasi juga sangat bermanfaat karena seorang pemimpin tentunya akan menjadi lebih berharga jika kita banyak mengenal pemimpin lain. Menurut saya pendapat penulis pada artikel tersebut sudah sangat baik dan saya sepenuhnya setuju pada pendapat beliau, namun saya juga ingin menambahkan satu tips. Menurut saya ada satu hal yang sangat penting yang belum dibahas oleh penulis yaitu pentingnya kita mempelajari kompetitor atau pemimpin lain.

2540131802_Anastasha Juliani Hartono Artikel yang berjudul "Leadership Isn’t About Your Job Title" diadaptasi dari artikel "You Don’t Need to Be “the Boss” to Be a Leader". Artikel ini membahas mengenai keterampilan kepemimpinan. Kita seringkali beranggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus memiliki jabatan yang tinggi atau menjadi boss terlebih dahulu. Sebenarnya, semua orang dapat menjadi seorang pemimpin karena kepemimpinan tidak selalu dilihat dari jabatan ataupun posisi dalam suatu organisasi. Seorang pemimpin dapat berasal dari segala kalangan bukan hanya berasal dari posisi managerial keatas. Kepemimpinan merupakan sebuah keterampilan yang dapat diasah oleh setiap orang sehingga setiap orang sebenarnya memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin. Ada tiga hal yang dapat kita lakukan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan. Pertama, kita dapat meluangkan waktu untuk menjadi versi terbaik dari diri kita dan berdampak positif terhadap lingkungan sekitar kita. Kedua, kita harus menggali dan mengasah kelebihan, kita tidak boleh terlalu fokus untuk memperbaiki kekurangan. Ketiga, kita dapat mempelajari terkait bagaimana cara berkomunikasi sehingga kita dapat menjalin koneksi yang tulus. Saya setuju dengan artikel tersebut karena menurut saya semua orang pantas diberikan kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin. Kita harus memberikan kesempatan kepada semua orang untuk menggali potensi serta mengembangkan keterampilan yang mereka miliki. Dengan mengasah keterampilan kepemimpinan, kita memiliki bekal untuk menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Artikel tersebut menjelaskan mengenai bagaimana cara kita dapat menjadi pemimpin tanpa menjadi pemimpin yang sebenarnya. Menjadi pemimpin tidak harus menjadi bos, menjadi pemimpin dapat dilakukan dengan cara menjadi anggota tim yang dihormati dan memberikan pengaruh kepada anggota tim lainnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui dan mengenal diri sendiri, mengembangkan skill diri sendiri, dan berelasi dengan orang lain. Dengan mengenal diri sendiri, kita dapat mengetahui hal apa dalam pekerjaan kita yang kita paling nikmati. Kita harus mengetahui kekuatan dari diri kita sendiri, karena semakin kita mengenal diri sendiri dan kelebihan kita, kita akan menjadi semakin percaya diri untuk menjadi pemimpin. Kedua, mengembangkan skill. Mengembangkan skill membantu kita untuk meningkatkan pengaruh kita dalam tim. Cari tahu skill yang kita miliki, catat, kemudian kembangkan. Melatih skill setiap hari dapat membantu kita untuk mengembangkan skill lebih cepat. Terakhir, berelasi dengan orang lain. Relasi adalah kunci kesuksesan sebuah tim. Dengan relasi kita dapat membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim dan akan menjadi semakin kompak. Artikel tersebut dapat mengajarkan kita banyak hal. Seringkali kita berpikiran bahwa apabila kita bukan pemimpin, kita tidak bisa memimpin. Padahal, hal tersebut salah. Berdasarkan artikel tersebut, kita bisa tetap memimpin walaupun kita bukan merupakan bosnya. Menjadi pemimpin bukan hanya tentang memimpin orang. Kita juga harus dapat memberikan dampak positif dan menjadi role model dari tim kita. Walau kita bukan pemimpinnya, namun kita bisa tetap memberikan dampak positif tersebut dan dihormati oleh anggota tim lainnya melalui cara-cara yang terdapat dalam artikel tersebut. Gabriela Christanti - 2602081935

Sebagai pemimpin, kita harus bisa meluangkan waktu untuk pertumbuhan harian. Pemimpin harus bisa membantu dirinya sendiri sebelum ia membantu orang lain. Kita tidak bisa menyumbangkan hal-hal yang tidak kita miliki. Itulah mengapa penting untuk berkomitmen dan mendedikasikan waktu untuk pertumbuhan harian. Saat kita meningkatkan keterampilan kita dan menjadi versi diri kita yang sedikit lebih baik daripada hari sebelumnya, kita memulai proses untuk menjadi lebih berharga dalam hal apa yang dapat kita tawarkan dan tingkat dampak yang dapat kita hasilkan. Calon pemimpin juga harus mengetahui kelebihan diri mereka. Setiap pemimpin harus yakin terhadap kekuatan mereka sendiri supaya mereka bisa menyelesaikan setiap tugas dengan baik. Jika Anda secara konsisten menunjukkan kekuatan Anda, kepada kolega Anda, rekan kerja Anda, atasan Anda, dan bahkan atasan atasan Anda, pasti akan memperhatikan dan mulai memandang Anda sebagai seseorang yang memberi nilai tambah pada pekerjaan mereka. Ketika Anda mendapatkan kepercayaan mereka, Anda meningkatkan kemampuan Anda untuk mempengaruhi mereka. Selain itu, sebagai pemimpin harus membangun koneksi yang tulus kepada siapapun. Dan jadilah diri sendiri supaya banyak orang memiliki kesan yang bagus terhadap diri Anda.

2540117363_Jason Leadership isn’t about your job title Artikel ini menjelaskan bahwa banyak orang yang menganggap Ketika ia akan menjadis eseorang yang terpandang dalam tempat kerjanya maka ia harus naik pangkat taelebih dahulu , padahal hal tersebut tidaklah selamanya benar , kenyataannya kepemimpinan sendiri merupakan keterampilan dan bukanlah gelar , dalam bentuk yang sesungguhnya kepemimpinan merupakan bentuk tanggung jawab yang paling utama dalam tempat kerja , hal ini tentunya tidak hanya melibatkan diri kita sendiri juga melainkan visi dari perusahaan di mana kita bekerja , untuk menjadi pemimpin yang baik , maka kita bisa memulainya dari hal terkecil seperti mengubah perspektif pola pikir kita , berikut hal yang bisa saya dapatkan untuk mengasah kemampuan kita sebagai pemimpin yang baik , yang pertama adalah kita perlu mendedikasikan diri kita untuk pertumbuhan harian dengan mengasah ketrampilan yang kita miliki , kita juga perlu memahami serta mempelajari kemampuan dalam diri kita dengan lebih spesifik , yang kemudian kita fokuskan dan kembangkan kedepannya , serta kita perlu meningkatkan hubungan baik dengan orang banyak seperti dengan berempati , dengan demikian kita bisa memahami karakteristik setiap orang dan memahami bagaimana kita sebagai atasan berinteraksi dengan mereka dan dapat menjadi atasan yang baik untuk mereka , sehingga kepemimpinan tidak hanya berbicara mengenai judul pekerjaan yang saya / anda miliki saja.