Content Marketing Indonesia yang sukses dilakukan oleh Royco. Brand penyedia bumbu masakan ini juga memenangkan kategori “The Best Content Marketing Implementation in Food Industry” pada ICMA 2018. Strategi pemasaran yang dilakukan melalui website ini efektif menjangkau  target audiens yang umumnya wanita dan ibu rumah tangga. Royco menyediakan konten gratis tentang berbagai resep masakan melalui video demo memasak, tips dan trik memasak, hingga metode pengolahan bahan. Dengan berbagai macam resep yang disediakan, secara tidak langsung Royco menyelipkan promosi produk dan menciptakan branding sendiri. Konten tentang resep masakan juga akan membuat audiens percaya bahwa Royco adalah brand terpercaya karena bisa menyediakan konten yang bermanfaat. Daripada to the point menjual produk, memberikan resep masakan dinilai lebih bisa menarik audiens karena sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari.

Melihat dari contoh di atas kita bisa mengetahui bahwa Royco merupakan salah satu perusahaan Indonesia yang sukses perihal marketing. Sebenarnya bukan hanya marketing, Royco juga merupakan salah satu brand besar di Indonesia. Sedikit saja tentang perusahaan ini, Royco merupakan sebuah merek yang dibuat di Indonesia dikeluarkan pertama kali oleh Unilever Indonesia. Setelah Unilever mengakuisisi Bestfoods, sebuah perusahaan pangan asal AS tahun 2000, mereka mendapatkan Knorr. Di bawah manajemen Unilever beberapa merek dipertahankan ada juga yang dihilangkan. Karena di Indonesia Royco lebih populer, dan banyak produk Bestfoods adalah makanan Barat dan di Indonesia masih kecil, merek ini tidak dihilangkan atau digabung tapi dibiarkan sama-sama hidup. Di bawah manajemen yang sama pengelolaan merek dibuat konsisten termasuk dalam logo

Marketing yang dilakukan oleh Roycopun sangat baik, dilihat saja dari konten marketing mereka bisa masuk sebuah penghargaan. Mereka pun melakukan marketing melalui iklan atau advertising dan juga melalui pemberian sesuatu yang gratis kepada konsumennya. Menurut kami sendiri, hal yang paling unik yang dilakukan Royco adalah pemberia sesuatu yang gratis tersebut yang merupakan pemberian resep. Disinilah menurut kami cerdasnya marketing Royco karena mereka sebenarnya bukan hanya memberikan resep gratis kepada audiens atau konsumen mereka atau bisa dibilang bahwa memberikan resep gratis bukanlah tujuan utama dari Royco, melainkan tujuan utama Royco adalah melakukan pengiklan didalam pembagian resep tersebut.

Hal tersebutlah yang membuat Royco bisa memenangkan penghargaan “The Best Content Marketing Implementation in Food Industry” yang juga sangat layak karena sejauh ini tidak ada yang bisa meniru kesuksesan marketing Royco tersebut.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Royco merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang memiliki salah satu marketing yang tersukses di Indonesia. Terlihat memang dari cara mereka mempromosikan produk mereka yang sangat berbeda dari produk-produk lainnya. Mereka melakukannya dengan cara membagikan barang gratis yang meruapakan resep gratis yang diselipkan dengan promosi produk mereka sendiri. Hal itulah yang membuat marketing mereka berbeda dari yang lainnya dan juga akhirnya mendapatkan penghargaan “The Best Content Marketing Implementation in Food Industry” yang diberikan oleh ICMA pada 2018.

Bagaimana jika strategi marketing tersebut diterapkan ke UMKM?

Menurut kami jika strategi marketing tersebut diterapakan kepada sebuah UMKM maka bisa saja untuk sukses tetapi kemungkinan UMKM tersebut sukses itu sangatlah kecil, mengapa demikian? Karena menurut kami strategi marketing seperti yang dilakukan oleh Royco tersebut adalah sebuah strategi yang hanya bisa dijalankan oleh sebuah yang telah memiliki “nama”. Jika sebuah perusahaan yang belum memiliki nama sebesar Royco, mereka akan kesusahaan karena pertama mereka harus memberikan sesuatu yang gratis dan memberikan barang gratis bukanlah hal yang mudah bagi sebuah perusahaan kecil(dalam kasus ini UMKM) dan juga kedua untuk bisa melakukan promosi tersebut dibutuhkan modal yang cukup besar karena dalam marketing tersebut dibutuhkan alat-alat serta actor-aktor yang memadai. Alasan lainnya adalah karena cara tersebut sudah dilakukan oleh prusahaan lain yaitu Royco sendiri, memang terlihat membingungkan tetapi seperti yang sudah kami bilang diatas yaitu tidak ada perusahaan lainnya yang bisa menirukan kesuksesan Royco tersebut dan yang mencoba meniru tersebut adalah perusahaan-perusahaan besar lainnya apalagi jika sebuah UMKM mencobanya, Kembali lagi sebenarnya bisa-bisa saja hanya saja resiko yang diambil itu terlalu berat dan juga banyak. UMKM bisa melakukan marketing lain yang lebih simple seperti menyebarkan produk mereka lewat ads di medsos dan lain sebagainya.(674-23 kata diawal= 651 kata total)

Sekian artikel singkat dari kami, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

 

References

  • https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.9TNMWySyhOFkdQbRqS8NCQHaJJ&pid=Api&P=0&w=132&h=163
  • https://id.quora.com/Apa-beda-antara-Knorr-dan-Royco-dari-Unilever-Mengapa-logo-keduanya-begitu-mirip
  • https://www.dewaweb.com/blog/contoh-content-marketing-brand-indonesia/