Keberhasilan suatu bisnis banyak ditentukan oleh produk atau pun jasa yang ditawarkan ke pasar. Ide bisnis yang diawali oleh produk yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu, umumnya akan memiliki ciri khas yang unik dan menjadikan bisnis tersebut berpeluang memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Perancangan produk dapat dimulai dengan mencari berbagai ide  kreatif.  Ide kreatif dapat dibentuk dari forum group discussion, brainstorming, melihat fenomena kebutuhan dan permasalahan di masyarakat, atapun mencari hal apa saja yang dapat ditingkatkan dari produk yang sudah ada, dan lain-lain.

Tahapan berikutnya adalah melakukan riset pasar untuk mengetahui apa respon masyarakat terhadap ide kreatif untuk produk yang akan dibuat. Tahapan ini juga memasukkan uji kelayakan awal apakah produk yang akan dibuat memiliki potensi pasar dan ekonomi yang baik untuk bisnis.

Sebagai contoh, saat ini masyarakat terbiasa menyimpan foto dalam bentuk digital baik itu disimpan di memori perangkat ataupun di cloud. Bentuk digital merupakan bentuk penyimpanan yang ringkas, namun ada kebutuhan yang tidak terpenuhi dari metoda simpan ini, sehingga timbul ide bisnis mencetak foto album dari foto-foto digital yang dapat dicetak dan desain secara menarik.

Ide produk/ jasa ini menarik, dan dapat dikatakan layak dilaksanakan secara bisnis, dikarenakan dukungan bisnis pencetakan digital sangat baik. Artinya, pemilik ide tidak harus memiliki dahulu mesin cetak / printing dahulu, sehingga investasi tidak terlalu besar. Investasi yang diperlukan dan produk yang dijual adalah karya desain yang unik dalam merancang foto album sesuai harapan pemesan.

Tahapan berikutnya adalah menentukan ekspektasi konsumen yang menjadi target pasar produk yang akan dikembangkan. Dengan menggunakan konsep penetapan segmentasi, penargetan dan positioning, dapat ditentukan ekspektasi konsumen dan sampai sejauh mana produk/ bisnis yang akan dikembangkan akan memenuhi hal ini.

Selanjutnya adalah menentukan tujuan dan batasan produk yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini tujuan dan batasan produk akan mempengaruhi variasi produk/ layanan, serta harga yang akan ditawarkan nantinya ke konsumen.  Hal ini kemudian diterjemahan pada gambar produk baik sketsa, gambar teknik produk, dan bentuk lainnya. Gambar produk sebaiknya melewati proses review dengan baik, dan memperhatikan aspek ekspektasi serta batasan produk.  Pada tahapan ini, salah satu metoda yang dapat digunakan adalah metoda Quality Function Deployment atau QFD.

Metoda QFD dapat membantu menterjemahkan ekspektasi konsumen kedalam karakteristik teknis yang dimiliki sesuai dengan batasan yang ditetapkan pada tahapan sebelumnya. Pada saat produk sudah berjalan, QFD tetap bermanfaat dalam pengembangan produk agar menjadi lebih baik lagi.

Saat rancangan gambar dan rancangan teknis telah ditetapkan, langkah selanjut adalah membuat prototipe ataupun sampel yang kemudian diuji. Pengujian dibandingkan dengan ekspektasi awal apakah sudah sesuai atau tidak. Sebagai contoh pada produk makanan atau minuman, maka sampel digunakan untuk menguji apakah rasanya sudah sesuai atau belum. Untuk produk tertentu, pengujian bisa jadi berkaitan dengan desain, daya tahan produk, dimensi produk, kelancaran penggunaan produk oleh konsumen, dan lain-lain. Pengujian juga dapat dilakukan untuk melihat respon target konsumen terhadap prototipe yang telah dibuat.

Jika setiap tahapan sudah baik, produk yang dirancang dapat diujicoba untuk ditawarkan secara resmi ke masyarakat dan konsumen, dan menjadi ide bisnis yang terus dikelola agar menjadi usaha yang sukses.

-rz-