Pengembangan produk IT merupakan sebuah proses yang kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan pengguna. Dalam konteks ini, penggunaan prototyping telah menjadi suatu metode yang efektif untuk menyamakan persepsi antara pengembang dan pengguna, serta membantu menghemat waktu dan biaya. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua jenis utama prototyping dan manfaatnya dalam pengembangan produk IT.
Dalam industri IT, khususnya di perusahaan vendor IT, penggunaan prototyping sekali pakai lebih umum. Hal ini disebabkan oleh durasi timeline proyek yang seringkali singkat, serta mungkin adanya ketidakpahaman pengguna terhadap produk yang akan dikembangkan. Prototyping membantu visualisasi tujuan akhir produk, menyamakan persepsi antara tim pengembang dan pengguna.
Keuntungan Penggunaan Prototyping
Prototyping membantu menyamakan tujuan akhir produk di antara tim yang terlibat, termasuk pengembang dan pengguna akhir. Hal ini mengurangi risiko kebingungan dan ketidaksesuaian ekspektasi.
Memulai dengan fase pembuatan prototipe memungkinkan tim menerima umpan balik yang akurat dari pemangku kepentingan dan pengguna sejak awal. Ini mengurangi kebingungan saat memulai coding/development dan membantu mengantisipasi kesalahan potensial selama proses pengembangan. Dengan demikian, prototyping dapat menghemat waktu dan uang secara signifikan.
Jenis Prototyping
Prototyping sekali pakai adalah metode yang digunakan untuk memahami basic user requirements secara cepat. Prototipe yang dihasilkan mungkin hanya bersifat sementara dan tidak akan digunakan kembali setelah kebutuhan pengguna jelas. Metode ini bermanfaat untuk mendapatkan gambaran yang konsisten antara pengguna dan pengembang mengenai produk yang akan dikembangkan.