Hi Binusian! Tahukah kalian kalau keterampilan interpersonal adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pengurus oganisasi kemahasiswaan? Karena selain menjadi role model, seorang anggota dan pengurus organisasi dituntut untuk menjalin relasi dengan berbagai pihak, baik dengan sesama mahasiswa di dalam organisasinya sendiri ataupun di luar organisasi, dosen dan tenaga pendidikan, serta yang lebih luas lagi dengan masyarakat. Tentunya dalam berelasi, setiap individu yang dihadapi akan memiliki keunikan dan cara berinteraksinya sendiri. Cara berinteraksi yang secara khusus mungkin berbeda adalah dengan mahasiswa disabilitas/berkebutuhan khusus.
Dengan semakin berkembangnya layanan BINUS University untuk menunjang kesetaraan dan keterlibatan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, organisasi mahasiswa sebagai salah satu wadah aktivitas dan pengembangan diri mahasiswa adalah salah satu bagian penting dalam upaya inklusivitas ini. Dengan tujuan membekali anggota dan pengurus organisasi dengan keterampilan berinteraksi positif dengan teman disabilitas/berkebutuhan khusus, Student Advisory & Support Center (SASC) mengadakan diskusi dan sharing session berjudul “Embrace Diversity Around Us”.
Acara ini diadakan dalam dua batch. Batch pertama untuk mahasiswa Greater Jakarta pada Kamis, 20 Juni 2024 berjalan secara hybrid; onsite yang diadakan di Aula Binus Anggrek yang ditujukan untuk mahasiswa Kemanggisan, dan Zoom yang ditujukan bagi mahasiswa Alam Sutera, Bekasi, dan Senayan. Batch kedua dilaksanakan full online bagi mahasiswa Bandung, Malang, dan Semarang pada Jumat, 21 Juni 2024 melalui Zoom. Sesi psikoedukasi ini disampaikan oleh Kak Juanita sebagai Counselor for Disability Students.
Kak Juanita menyampaikan materi Embracing Diversity Around Us
Acara diawali dengan game untuk membuka pembahasan mengenai preferensi, perbedaan kebiasaan, dan keunikan tiap individu yang kemudian dilanjutkan dengan sharing peserta mengenai pengalaman yang dimiliki peserta terkait berinteraksi dengan individu disabilitas. Penjelasan kemudian dilanjutkan dengan materi yang lebih mendalam mengenai definisi dan persepsi tentang disabilitas, pentingnya memiliki kesadaran terhadap disabilitas, hingga mitos dan fakta mengenai disabilitas. Untuk dapat mempelajari cara berinteraksi dengan teman disabilitas, terlebih dahulu disampaikan mengenai ragam disabilitas yang ada dan karakteristiknya yang dapat dikenali dari keseharian.
Selanjutnya Kak Juanita membahas mengenai cara yang tepat untuk berinteraksi dengan teman disabilitas sesuai dengan karakteristiknya. Mulai dari apa yang mereka butuhkan, kunci berinteraksi dengan mereka, hingga situasi-situasi dimana keterampilan itu akan dibutuhkan Selain penyampaian materi, peserta juga diberikan studi kasus tentang cara berinteraksi dengan teman disabilitas dalam berorganisasi. Para peserta terlihat aktif mengemukakan pendapatnya. Kemudian acara ditutup dengan kegiatan foto bersama.
... ... ...