Area Peristirahatan Terakhir Bernuansa Heritage Tersembunyi di Tengah Kota Jakarta

Ereveld Menteng Pulo atau Nederlands Ereveld Menteng Pulo adalah sebuah area peristirahatan kehormatan Belanda yang terletak di Jl. Menteng Pulo, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Situs ini tidak terlalu terlihat dari jalan utama, sehingga dapat dikategorikan sebagai hidden gem. Tersembunyi dari keramaian, tempat ini menjadi salah satu lokasi peringatan dan persemayaman para korban perang, baik militer maupun sipil, dari periode Perang Dunia II hingga masa konflik berikutnya di Indonesia. Ereveld Menteng Pulo adalah salah satu dari dua ereveld yang berada di Jakarta. Evereld lain yakni Ereveld Ancol yang terletak di taman Impian Jaya Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

Gambar 1. Area Pemakaman Ereveld Menteng Pulo (Christianto R, 2024)

Permakaman ini dikhususkan bagi perwira militer Belanda yang tewas selama Perang Kemerdekaan Indonesia. Sekarang Ereveld Menteng Pulo dikelola oleh Oorlogsgravenstichting (OGS) atau Yayasan Pemakaman Perang Belanda, sebuah organisasi yang mengelola seluruh kuburan perang Belanda di dunia.

Di dalam area pemakaman terdapat sebuah gereja yang dikenal sebagai Gereja Simultan. Gereja ini bukanlah gereja yang aktif untuk kegiatan keagamaan seperti gereja pada umumnya.  Gereja Simultan hanya digunakan untuk acara kenegaraan Belanda.

Gambar 2. Bangunan Gereja bergaya heritege di tengah Pemakaman (Christianto R, 2024)

Filosofinya, karena gereja dan columbarium ini memang diperuntukkan bagi para korban dari berbagai macam agama tersebut. Simbol lainnya berhubungan dengan kehidupan, kematian, waktu, kekuatan dan juga keabadian. Bagian yang paling tinggi dari bangunan ini ialah menara gereja yang tingginya mencapai 22 meter.

Gambar 3 dan 4. Menara Gereja yang menjadi landmark Ereveld Menteng Pulo. (Christianto R, 2024)

Area pada sisi kanan gereja terdapat kolam air serta selasar tempat urn, guci abu jenasah dari prajurit yang meninggal, suasana terlihat syahdu dan tenang.

Gambar 5 dan 6. Selasar tempat guci abu prajurit. (Christianto R,2024)

... ... ...