Alat pengolah sampah menjadi bahan bakar oleh Faculty of Engineering, Binus University

Alat pengolah sampah menjadi bahan bakar oleh Faculty of Engineering, Binus University

Peduli Lingkungan, Ciptakan Alat Pengolah Sampah Menjadi Bahan Bakar

 

Jakarta, 17 Desember 2020 – Plastik saat ini menjadi salah satu bahan yang paling banyak digunakan dan menjadi fenomena yang menarik di seluruh dunia. Harganya yang murah, gampang ditemukan, dan mudah digunakan pada alat-alat kebutuhan rumah tangga membuat sampah plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Namun di balik kelebihannya, penimbunan sampah plastik telah menjadi momok yang menakutkan di setiap belahan bumi dikarenakan sampah plastik yang memerlukan ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai kembali ke bumi,

Di tengah fenomena ini, banyak masyarakat juga berusaha mengurangi sampah plastik ini dengan berbagai cara seperti daur ulang, memproduksi plastik ramah lingkungan, hingga mengolah menjadi bentuk dan kegunaan lain, salah satunya adalah menjadi bahan bakar seperti yang dikembangkan oleh Tim Faculty of Engineering BINUS UNIVERSITY.

Pada (15/12), dilakukan penyerahan alat Pengolah Limbah Plyorisis dari Faculty of Engineering kepada Komunitas Lingkungan Hidup RW 4 Kecamatan Meruya Selayan. Diberikan oleh Ibu Religiana Hendarsih dan Bapak Tota Pirdo dari Faculty of Engineering dan didampingi oleh Ibu Retno Dewanti selaku perwakilan Community Development Academic BINUS UNIVERSITY.

Alat Pengolah Limbah pyrolysis ini sebagai implementasi atas hibah dalam bidang teknologi untuk pengabdian masyarakat yang diberikan oleh Ristekdikti. Alat ini juga adalah bentuk pengembangan dari skripsi mahasiswa bimbingan Bapak Tota untuk disempurnakan menjadi alat yang lebih baik. Proses kerja alat ini cukup sederhana dengan metode pembakaran, lalu sampah plastik tersebut melalui proses penyubliman dan mengeluarkan asap yang hasil akhirnya berupa bahan bakar.

Ditargetkan, alat ini akan dikembangkan lebih lanjut untuk disalurkan ke seluruh area kampus BINUS UNIVERSITY dan juga  desa binaan.