Belajar Bahasa Asing, Bukan Cuma Bahasa Inggris

Di era globalisasi dan digitalisasi, minat anak muda Indonesia terhadap bahasa asing semakin berkembang. Jika dulu bahasa Inggris menjadi fokus utama, kini bahasa lain seperti Korea, Jepang, Mandarin, hingga Spanyol mulai menarik perhatian. Fenomena ini tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan akademis atau profesional, tetapi juga oleh tren budaya pop dan akses mudah ke konten global. 

Salah satu pendorong utama tren ini adalah gelombang budaya pop, terutama dari Korea dan Jepang. Musik K-pop, drama Korea, serta anime Jepang telah memikat hati banyak remaja, membuat mereka tertarik untuk mempelajari bahasa tersebut agar lebih memahami budaya aslinya. Selain itu, program pertukaran pelajar dan peluang beasiswa ke negara-negara Asia Timur juga meningkatkan minat pada bahasa-bahasa ini. 

Trend ini didorong dengan viralnya beberapa konten creator yang menunjukkan kepiawaiannya berbahasa asing dan menggunakannya untuk berkomunikais dan berinteraksi dengan para native speaker. Para seleb tiktok dan Youtuber ini menggunakan keahlian berbahasa asing mereka untuk membuat konten-konten menarik. Situasi covid 19 yang membatasi ruang gerak para usia mud aini juga mendorong meningkatnya penggunaan platform digital untuk belajar bahasa asing. 

Platform digital seperti Duolingo, Busuu, dan aplikasi belajar bahasa lainnya juga memudahkan generasi muda untuk mempelajari bahasa baru secara mandiri. Media sosial, grup belajar online, dan komunitas digital turut mendukung semangat belajar mereka. 

Tren ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia semakin terbuka terhadap keberagaman budaya dan siap bersaing di tingkat global. Belajar bahasa asing kini tidak hanya soal komunikasi, tetapi juga tentang memperluas wawasan, membangun jejaring internasional, dan memperkaya pengalaman hidup.

Penulis: Eflina NF. Mona, S.I.Kom., M.I.Kom.