TIKTOK dan LIKEE Dari narsis, hobi, hingga “pekerjaan”
Eflina N.F. Mona, S.I.Kom., M.I.Kom.
TIKTOK dan LIKEE adalah dua dari sekian banyak aplikasi tersebut membolehkan para penggunanya untuk membuat video musik pendek mereka sendiri. Dari sejak awal berkembangnya, kedua aplikasi ini terus berkembang sehingga memberi ruang lebih luas bagi pengguna untuk berkereasi dengan music. Mulai dari berbagai unggahan dance, lipsinc, hingga parody video.
Sejak awal kemunculannya, kedua aplikasi ini sudah memiliki penggemar yang loyal, yang secara berkala meng-upload karya kreatif mereka. Ruang yang sangat bermanfaat bagi para musisi, dan creator pemula. Walau awalnya banyak dicibir netizen kembali ramai menggunakan kedua aplikasi ini saat stay at home selama pandemic covid-19 ini terjadi. Jumalh penggunanya naik pesat dengan banyaknya pengguna baru yang ikut ‘trend’ tiktok dan like.
Selain menyalurkan hobi bermusi, sekedar mengisi waktu dengan melakukan lipsinc, atau membuat video parodi, ‘bermain’ TikTok juga bisa membuat penggunanya menghasilkan uang. Meski tak sebesar Youtube, setidaknya kita bisa menciptakan uang dari hal yang menyenangkan. Jika seorang Youtuber bisa mendapatkan penghasilan dari iklan yang muncul di video mereka, beda kasus di TikTok. Kreator bisa mendapatkan uang dengan menarik brand untuk melakukan kerjasama konten seperti endorsement. Hal ini sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh para influencer dan selebgram di Instagram.
Cara yang serupa dilakukan di pada aplikasi LIKEE, kedua aplikasi ini bahkan dimanfaatkan oleh bbrapa agensi yang merekrut talent untuk berkarya dengan aplikasi tersebut, sehingga menjadi sebuah pekerjaan tetap bagi para ‘artis’ TIKTOK dan LIKEE. Tim management ini juga bertanggungjawab memberi tantangan atau challenge kepada ‘artis’ mereka untuk terus menciptakan video kreatif.
Tidak heran, saat ini banyak anak-anak muda berusaha membuat konten yang baik, agar kemudian dilirik oleh para agency atau management dan membawa mereka mendapat banyak kesempatan mengunpulkan pundi-pundi uang, atau menjadikannya pekerjaan. Asalkan aktivitas yang dilakukan, video yang dibuat tidak melanggar aturan dan norma, hobi ini bisa jadi salah satu cara mendapat uang dari hobi. Uang yang dihasilkan per bulan bila menjadi 10 besar dalam management berkisar antara 2-6 juta rupiah per bulan. Dengan kata laik, generasi saat ini harus siap berkreasi dengan baik, hingga hobinya itu menjadi ‘pekerjaan’ yang menjanjikan. (ef)