Penerapan Sistem Pendingin Surya, Smart Wallpaper dan Bio Komposit Serat Jerami Gandum Sebagai Inovasi Teknologi pada Interior Kereta Api

Transportasi umum merupakan kendaraan yang penting sebagai media perpindahan barang dan orang. Salah satu transportasi umum yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah kereta api. Banyak perubahan dan pembaruan yang dilakukan PT.KAI sebagai upaya meningkatkan kenyamanan user dalam menggunakan layanan kereta api. Sebagai contoh, yaitu interior kereta yang dulu tidak memiliki AC, dinding yang kotor, dan lantai yang kumuh sekarang ini menjadi lebih terawat dan bersih. Dengan adanya komitmen dari PT. KAI ini, memicu berbagai inovasi untuk bisa diaplikasikan dalam interior kereta api. Dinding, plafon, dan lantai merupakan komponen utama dalam interior. Pada artikel ini, kami akan membahas pengaplikasian teknologi yang bisa diaplikasikan pada komponen tersebut sebagai inovasi teknologi dalam interior kereta api. 

Gambar : Interior kereta api

1. Smart Wallpaper
Smart wallpaper adalah sebuah teknologi masa depan yang dapat menghasilkan listrik dari cahaya atau panas matahari, penelitian ini dilakukan oleh Institut Teknologi Lanjutan University of Surrey di Inggris. Teknik dari teknologi yang digunakan adalah nanotexturing yang melibatkan pertumbuhan graphene di permukaan logam (Surrey unveils graphene ‘moth eyes’ to power future smart technologies, 2016). Professor Ravi Silva, Kepala Institut Teknologi Lanjutan berkomentar “Solar cells yang dilapisi dengan bahan ini akan dapat memanen cahaya yang sangat redup. Dipasang di dalam ruangan, sebagai bagian dari ‘Smart Wallpaper’ di masa depan, bahan ini dapat menghasilkan listrik dari cahaya atau panas yang terbuang, memberi daya pada berbagai smart applications. Jenis sensor dan pemanen energi baru yang terhubung melalui Internet of Things juga akan mendapat manfaat dari jenis pelapis ini”. Graphene sendiri adalah lembaran sp 2 dimensi (2D) setipis atom karbon dalam struktur sarang lebah (Smith et al., 2019). Graphene memiliki banyak sifat salah satunya sebagai penghantar listrik , kekuatan mekanik yang tinggi, dan kemampuan menjadi penghalang molekul. Bahan setipis nanometer ini akan memungkinkan untuk mengubah limbah cahaya atau panas menjadi listrik yang dapat memberi daya pada sejumlah elektronik lainnya. Graphene nanotexturing memiliki efek melokalisasi cahaya ke ruang sempit di antara nanostructure. Lembar graphene pada umumnya memiliki penyerapan cahaya 2-3%, dengan adanya metode ini, lapisan graphene dapat menyerap 95% cahaya yang datang. (Anguita et al., 2016) Penggunaan Smart Wallpaper ini sendiri dapat diterapkan pada sebuah Kereta. Dengan memanfaatkan dinding logam kereta untuk pertumbuhan graphene yang akan menangkap cahaya dan panas matahari yang kemudian akan berubah jadi listrik dan disalurkan ke aplikasi-aplikasi lain yang berada di dalam kereta, sehingga dapat menghemat energi dan memaksimalkan pemanfaatan cahaya atau panas matahari sebagai energi baru. 

Gambar 1. Sumber: Jurnal (Smith et al., 2019)

2. AC Solar Cooling System

PT Kereta Api Indonesia harus dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat sebagai pilihan angkutan umum dengan memberikan kenyamanan dan keamanan dengan harga yang terjangkau. (Prathama Putra & Irawan, 2020) Untuk mencapai hal tersebut diperlukan inovasi yang dapat meminimalkan biaya penggunaan kereta api. Sistem AC dapat dikaitkan dengan konsumsi energi yang tinggi dalam pengoperasian kereta api. Namun, AC di kereta api merupakan aspek penting yang harus diperhatikan untuk menjamin kenyamanan pengguna. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang meminimalkan konsumsi energi. Solusi yang disajikan dalam artikel ini adalah sistem pendingin solar AC yang mendinginkan kereta api dengan teknologi ramah lingkungan dan hemat energi.

Ketika pertama kali dipahami, sistem pendingin surya dipandang sebagai alternatif yang hemat biaya dan aman untuk sebagian besar negara berkembang yang ditandai dengan iklim panas, sebagai lawan dari sistem pendingin udara konvensional yang ditenagai oleh listrik. (Albatayneh et al., 2021) Teknologi refrigerasi surya merupakan aset yang menarik berdasarkan proses refrigerasi ramah lingkungan yang memanfaatkan energi surya dan terbarukan. Pendinginan merasakan kompresi. Keuntungan utama dari sistem ini adalah pemanfaatan langsung radiasi matahari sebagai sumber energi terbarukan dan penggunaan material kerja yang ramah lingkungan dalam proses pendinginan (Prieto et al., 2019)

Dalam menggunakan energi matahari.ada dua metode, yang pertama menggunakan panel PV (photovoltaic) untuk menghasilkan listrik secara langsung. Yang kedua adalah pengumpul panas yang menghasilkan dan menggunakan panas, seperti mengubahnya menjadi pendingin (Arif Rahman Hakim, 2019). unit dan penukar panas. Kolektor surya menerima energi cahaya dari matahari dan memanaskannya. Hal ini menyebabkan refrigeran di dalam tabung kolektor memanas melalui proses perpindahan panas. Sebuah akumulator panas digunakan untuk menyimpan refrigerant panas dari tabung kolektor. Pendingin udara termal mulai bekerja setelah menerima zat pendingin panas dari tabung penyimpan panas, dan zat pendingin terus bergerak melalui sistem. Penukar panas digunakan untuk mentransfer panas antara ruangan hangat dan dingin (Prof. Muhammad Idrus Alhamid, 2016)

Gambar 2. Sumber: mekanisasikp.web.id

3. Floor Mat Bio Komposit

Industri transportasi berkembang pesat karena banyaknya pengguna dan pentingnya dalam mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Industri transportasi berfungsi untuk mendukung pergerakan barang dan orang melalui jalur darat, udara dan laut, misal kereta api. Namun, dunia berubah dan dengan menipisnya bahan anorganik seperti minyak bumi dan sumber daya mineral lainnya, material berkelanjutan menjadi alternatif utama. Perpindahan ke biokomposit dapat memenuhi kebutuhan keberlanjutan industri transportasi dengan beralih ke bahan ringan yang terbarukan dan dapat didaur ulang sambil memenuhi kebutuhan setiap kategori kendaraan transportasi. (Bharath & Basavarajappa, 2016).

Biokomposit (komposit serat alami) adalah komposit yang dibuat dari bahan baku terbarukan yang bersumber secara alami. Biokomposit harus memiliki sifat yang diinginkan dari plastik minyak bumi yang umum digunakan, terutama dalam aplikasi otomotif: kriteria untuk kinerja, daya tahan, dan keandalan berkualitas tinggi. Ekologi industri, efisiensi lingkungan, dan kimia hijau memandu pengembangan bahan, produk, dan proses generasi berikutnya. Serat alami sendiri terdiri dari selulosa dan lignin. Serat tumbuhan alami dapat digunakan dengan baik sebagai penguat dalam komposit polimer daripada serat sintetis yang lebih mahal dan tidak terbarukan seperti kaca. Selain itu, pasar untuk penggunaan serat alam dalam komposit diproyeksikan akan tumbuh. Banyak yang mempromosikan penggunaan serat alami dengan harga yang kompetitif, ditambah dengan meningkatnya kesadaran akan isu-isu lingkungan seperti ‘sumber daya terbarukan’, ‘daur ulang’ dan ‘pengurangan emisi karbon’. Pada tingkat teknologi saat ini, serat non-kayu seperti serat jerami gandum telah populer dalam mengembangkan biokomposit untuk diaplikasikan pada otomotif Kereta Api. (Bharath & Basavarajappa, 2016).

Dalam sebuah studi oleh Yang et al. (2012) melaporkan bahwa pengurangan 25% dalam berat kendaraan setara dengan pengurangan konsumsi minyak mentah tahunan sebesar 250 juta barel. Salah satu serat alam yang telah terbukti kualitasnya adalah serat jerami gandum sebagai alternatif serat plastik dan kaca. Serat ini memiliki tingkat ketahanan yang tinggi sehingga cocok sebagai material alternatif pada floor mat kereta api. Kesan yang diberikan juga mewah dengan kualitas yang tidak kalah dengan material sintetis yang mendukung konsep keberlanjutan. Permintaan kendaraan transportasi yang lebih ringan ditambah dengan pembuangan akhir masa pakai yang tepat telah secara tidak langsung membuka jalan untuk mengurangi masalah konsumsi BBM (Solar) dan dengan demikian mengurangi emisi gas rumah kaca. Biokomposit menawarkan peluang untuk manfaat lingkungan, pengurangan konsumsi energi, isolasi termal dan sifat penyerapan suara, dan sumber daya alam. (Sapuan et al., 2019).

 

Gambar 3. Sumber : www.jamaligarden.com                     

  Gambar 4.Sumber : www.jamaligarden.com 

Perkembangan pada teknologi kereta api diperlukan suatu inovasi untuk meningkatkan transportasi umum yang memberi kenyamanan dan keamanan yang terjamin dengan harga yang terjangkau. Teknologi yang dapat diterapkan diantaranya :
Menerapkan Smart Wallpaper dengan menggunakan teknologi nanotexturing yang melibatkan pertumbuhan graphene di permukaan logam dinding kereta agar menyerap cahaya matahari dan menghasilkan listrik untuk dijadikan energi tambahan untuk kereta.
Menggunakan AC dengan teknologi Solar Cooling system yang juga menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan pendingin.
Menerapkan konsep sustainable pada kereta dengan menggunakan lantai bio komposit untuk material lantai kereta. Sehingga dengan memberi solusi penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan juga hemat ini, diharapkan dapat memberi inovasi baru pada interior kereta api yang mencakup bagian dinding, plafon dan lantai yang memajukan perkembangan tanpa meningkatkan tetapi justru meminimalisirkannya biaya dan konsumsi energi yang digunakan pada kereta api.

 

 

 

Nabillah, S, Yasmin,D.M, Asnathasia, D.M