Peran Material pada Desain Interior

Material dalam desain interior memiliki peran krusial tidak hanya pada aspek fungsional. Material bukan hanya sekadar elemen fisik yang digunakan untuk membangun atau menghias ruangan, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan suasana, emosi, dan pengalaman ruang.

1. Kesan Material dalam Ruang

Material dapat memengaruhi psikologi penghuni ruangan. Warna, tekstur, dan jenis material yang digunakan dapat menciptakan suasana tertentu. Misalnya:

  • Kayu alami: Memberikan kesan kehangatan, kenyamanan, dan keintiman. Kayu sering digunakan dalam desain interior untuk menciptakan suasana yang ramah dan cozy.
  • Logam: Memberikan kesan modern, profesional, atau bahkan dingin. Material ini sering ditemukan di ruang kantor atau pada desain minimalis.
  • Kain lembut: Memunculkan perasaan mewah, nyaman, dan santai.

Studi psikologi desain menunjukkan bahwa bahan alami seperti kayu dan batu dapat membantu mengurangi stres, sementara material buatan seperti plastik sering dianggap kurang menyenangkan secara emosional.

2. Kesan Tekstur Material terhadap Perasaan dan Emosi

Pengalaman ruang tidak hanya terjadi melalui apa yang terlihat, tetapi juga melalui emosi yang dihasilkan oleh material. Misalnya:

  • Material dengan tekstur halus sering diasosiasikan dengan ketenangan. Contohnya, ubin porselen yang halus atau kaca yang licin.
  • Tekstur kasar atau tidak rata, seperti batu bata ekspos atau beton, memberikan kesan kuat, alami, dan “mentah”
  • Bahan reflektif yang dapat memantulkan objek seperti cermin atau logam berkilau menambah rasa keterbukaan dan energi pada ruang kecil, menciptakan ilusi luas.

3. Material Membentuk Identitas Ruang

Secara visual, material menjadi bagian penting untuk mendefinisikan tema dan karakter sebuah ruangan. Material yang digunakan memengaruhi bagaimana ruang dipersepsikan, misal:

  • Style industrial yang berkesan maskulin sering menggunakan beton, logam, dan kayu kasar
  • Style skandinavia biasa menggunakan material seperti kayu terang, kain linen, dan warna netral yang dikombinasikan dengan warna pastel untuk kesan tenang serta bersih.
  • Ruangan bergaya mewah cenderung menggunakan bahan seperti marmer, beludru, atau emas yang menampilkan kesan mahal dan classy.

Pemilihan material juga penting dalam mengatur pencahayaan. Material dengan permukaan glossy memantulkan cahaya lebih baik, sedangkan material matte menyerap cahaya, menciptakan suasana yang lebih lembut.

Material dalam desain interior bukan hanya aspek teknis tetapi juga aspek estetika dan emosional. Material dapat memengaruhi psikologi, perasaan, dan pengalaman penghuni ruang melalui estetika visual, tekstur, dan respons emosional. Dengan memahami sifat material, desainer dapat menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki kedalaman makna dan daya tarik emosional yang kuat.

Jadi, pilihan material yang tepat dapat membuat ruang menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal namun juga ruang tersebut menjadi sebuah pengalaman.

Hilmi Dzakaaul Islam, S.Ds., M.Ds.