Masa Depan Retail: Inovatif dan Berwawasan

Konsep retail sebenarnya merupakan kombinasi dari berbagai ide dan aspek, dengan desain sebagai salah satunya. Beberapa aspek termasuk lokasi, sifat bisnis, target pasar, dan sebagainya, yang semuanya memunculkan sebuah strategi. Pada umumnya, tujuan dari konsep retail adalah untuk menampung, memajang, dan menjual barang dan jasa, dan sebagai hasilnya, mendapatkan laba atas investasi. Konsep retail adalah perpaduan dari pemasaran dan desain. Konsep sebuah retail haruslah: Inovatif, Praktis, Hemat Biaya, Berorientasi pada Hasil. Berikut ini adalah beberapa contoh retail yang inovatif:

Prioritizing Modern Shopping Method: untuk memperkuat konsep retail yang inovatif dan berwawasan, sangat penting untuk memprioritaskan cara belanja yang modern. Pembayaran yang dapat dilakukan melalui ponsel, integrasi pada VR/AR, dan penggunakan QR secara luar merupakan fokus utama bagi pelaku retail yang ingin meningkatkan pengalaman pengunjung terhadap aspek digital/teknologi dan pengalaman selama berbelanja di dalam toko. Inovasi ini tidak hanya untuk menyederhanakan proses belanja, namun juga mengajak para konsumen agar lebih dekat dan akrab dengan teknologi saat ini.

Bridging the Gap with Innovative Tools: contoh utama dari perpaduan retail digital dan fisik adalah alat pengukur ukuran virtual seperti yang digunakan pada toko Uniqlo. Fitur ini memungkinkan pelanggan untuk menggunakan ponsel pintar mereka atau secara manual memasukkan ukuran untuk menemukan ukuran yang sempurna, memastikan pengalaman yang lebih terinformasi dan memuaskan di dalam toko. Ini adalah bukti bagaimana teknologi sebagai penghubung kesenjangan antara dunia online dan offline.

Gambar 1. Penerapan teknologi pada konsep retail. (Sumber: Pinterest, 2024)

Successful Retailers Become Experiential: Untuk toko dengan lokasi fisik, akan menjadi kunci untuk membedakan diri mereka dari peritel online lainnya dengan memberikan pengalaman unik di dalam toko, yang juga dikenal sebagai experiential marketing. Meskipun kenyataannya toko fisik sering kali menjual lebih sedikit, mereka memiliki kesempatan untuk memberikan nilai melalui relationship marketing dengan memperkuat hubungan pelanggan dengan branding toko tersebut. Pengalaman yang imersif dan Instagramable, alias “retailtainment”, dapat menghidupkan citra branding. Sebagai contoh, Marvel menemukan alat promosi yang berharga dalam tur Avengers S.T.A.T.I.O.N., sebuah pameran imersif yang telah menarik banyak orang di seluruh dunia. waralaba ini mengundang penggemar untuk masuk ke dalam dunia sinematik yang telah membuat mereka senang selama bertahun-tahun.

Gambar 2. Menerapkan konsep menarik untuk meningkatkan pengalaman berbelanja. (Sumber: Pinterest, 2024)

Brand Will Compete on Values with Sustainability and Social Trends: Di era di mana ketidakpastian ekonomi berada di garis depan pikiran banyak konsumen, merek menemukan cara baru untuk menonjol dengan bersaing berdasarkan nilai, bukan harga. Keberlanjutan dan tren sosial telah menjadi alat yang ampuh untuk membangun identitas merek. Mengambil sikap pro-sosial tidak hanya mendorong keterlibatan merek tetapi juga meningkatkan nilai jangka panjang, bahkan dalam menghadapi kecepatan penjualan yang melambat. Dekarbonisasi dan ekonomi sirkular sangat penting dalam upaya menuju tanggung jawab lingkungan. Perusahaan harus memikirkan kembali proses produksi dan distribusi mereka untuk meminimalkan jejak karbon dan mempromosikan penggunaan kembali dan daur ulang produk. Hal ini melibatkan penggunaan bahan yang berkelanjutan, mengadopsi praktik produksi yang ramah lingkungan, dan menerapkan sistem untuk mengumpulkan dan menggunakan kembali produk yang sudah habis masa pakainya. Dengan mengintegrasikan praktik-praktik ramah lingkungan ini ke dalam strategi inti mereka, merek dapat memenuhi ekspektasi pelanggan yang terus meningkat dan memainkan peran penting dalam mendorong masa depan yang berkelanjutan bagi industri ritel.

Gambar 3. Pelaku Retail juga harus memperhatikan faktor keberlanjutan dan trend sosial. (Sumber: Pinterest, 2024)

Sumber referensi:

Sullivan, Emily (2023): 10 Innovative Retails Trends to Watch in 2024. Data diperoleh dari situs: https://tinuiti.com/blog/ecommerce/retail-trends-emerging/. Diakses pada tanggal 8 November 2024.

Orisha (2024): 6 Innovative Retail Trends in 2024. Data diperoleh dari situs: https://retail-chains.orisha.com/blog/retail-innovation-2/. Diakses pada tanggal 8 November 2024.

Brainisa Ramdhani Nur Nisrina, S.Ds., M.Ds.