Green design pada Interior
Oleh: Ida Bagus Ananta Wijaya
Ketika mendengar Green Desain, hal yang mungkin muncul dalam benak kita adalah bangunan yang di cat waran hijau, atau mungkin bangunan dengan banyak tanaman. Apakah harus seperti itu?simak penjelasan berikut.
Secara Teori, Green Design adalah pendekatan desain interior yang bertujuan untuk menciptakan ruang yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan sehat bagi penghuninya. Fokus utamanya adalah mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan melalui pemilihan material, sistem pencahayaan, ventilasi, dan gaya hidup yang berkelanjutan.
Ciri-Ciri Green Design dalam Interior
- Materialnya Ramah Lingkungan
- Bahan daur ulang, seperti kayu bekas, logam, atau kaca daur ulang.
- Material yang memiliki eco-label (bersertifikat hijau).
- Kayu bersertifikat FSC (Forest Stewardship Council).
- Cat rendah VOC (Volatile Organic Compounds) untuk kualitas udara yang sehat.
- Efisiensi Energi
- Memaksimalkan pencahayaan alami (bukaan jendela, skylight).
- Penggunaan lampu LED hemat energi.
- Peralatan elektronik dan HVAC (pendingin udara) yang hemat energi dan bersertifikasi ENERGY STAR.
- Sirkulasi Udara yang Baik
- Ventilasi silang untuk sirkulasi alami.
- Penggunaan air purifier atau tanaman penyaring udara seperti lidah mertua dan sirih gading.
- Pemanfaatan Tanaman Indoor
- Tanaman tidak hanya mempercantik ruangan tapi juga menyerap polutan.
- Contoh: peace lily, spider plant, aloe vera.
- Pengelolaan Limbah dan Daur Ulang
- Pemisahan sampah organik dan anorganik di dapur.
- Penggunaan furnitur dari bahan bekas pakai (upcycling).
- Konsep Lokal dan Kontekstual
- Menggunakan material lokal untuk mengurangi jejak karbon transportasi.
- Menyesuaikan desain dengan iklim dan budaya setempat.
Demikian ciri-ciri dari penerapan Green Design pada Interior, semoga bermanfaat.
Comments :