Brutalism In Furniture Design

Gaya desain arsitektur di Eropa tahun 1950-an telah memunculkan gaya desain yang dinamakan Brutalisme. Gaya ini ditandai dengan penampilannya yang minimalis serta bentuk sederhana, menampilkan material seperti balok dan konstruksi beton mentah, batu bata, dan baja mentah. Pada awal kehadirannya, gaya desain ini banyak mendapatkan kritikan karena estetikanya yang kasar dan tidak dipoles. Brutalisme pada zamannya sempat dianggab sebagai gaya yang kontraversi, para kritikus menyebutkan sebagai karya yang “kaku” hingga menyebutnya sebagai karya bentuk yang “mengerikan”. namun gaya desain ini telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Istilah Brutalisme berasal dari bahasan Perancis yang artinya béton brut atau “beton mentah”dan seperti namanya, gaya desain ini sangat mencolok, jujur, dan menawan.  Brutalisme menawarkan visual unik dengan penampilan yang berkesan belum selesai, memiliki tampilan tekstur kasar, dan warna netral merupakan paduan elemen minimalis, abad pertengahan dan gaya industrial, dengan bahan yang inovatif dan berkelanjutan. Diperlukan tingkat kesadaran penuh jika seorang desainer ingin mengadopsi gaya ini untuk digunakan sebagai konsep gaya desain.

Brutalisme merupakan gerakan estetika utiliarian, spirit “movement” yang menolak elemen dekorasi demi mengekspose material bahan baku yang digunakan dalam desain. Gaya ini muncul di Inggris yang memiliki masa kejayaannya dalam bidang arsitektur antara tahun 1950-an hingga tahun 1970-an. Hal menarik, gaya ini muncul dan bangkit kembali dalam tren gaya desain tahun 2023- an. Konsepsi dari gaya desain ini mampu melompat di antara disiplin desain yang berbeda dan memiliki keunikan karena lebih menonjolkan pola pikir dari pada hanya sekedar karakteristik visual semata. Desain brutalisme memiliki karakteristik bentuk konstruksi minimalis dengan menampilkan bentuk polos dan elemen struktural. Sikap jujur dalam megekspose bahan- bahan konstruksi apa adanya ini lebih menekankan hadirnya  keindahan alami sebenarnya yang dianggap sebagai bentuk kaku dan keras.

Brutalism vs. minimalism

Dalam beberapa hal, gaya brutalime dikaitkan dalam gaya desain minimalis dalam konteks filsafat umum. Namun keduanya memiliki perbedaan utama meskipun pada gaya minimalis juga mengambil pendekatan yang sama pada gaya brutalisme, yaitu prinsip “less-is-more”, dengan memaknai arti desain menjadi elemen esensial.  Pada saat yang sama, gaya minimalis tidak mendalam melucuti elemen desain menjadi lebih polos dan apa adanya. Selain itu, pendekatan gaya brutalisme tidak memiliki hubungannya dengan pertimbangan penghematan, namun lebih berkaitan pada bagaimana  mengekspose elemen suatu desain dari material yang alami. Sebagai contoh: pada banyak gaya desain bangunan arsitektur brutalisme menggunakan material beton mentah dalam pengaturan over-the top, sehingga membuat penampilan bentuk ekstim jika dibandingkan dengan bangunan desain arsitektur minimalis. Dengan cara seperti ini, gaya desain brutalime dapat dikatakan lebih tidak ekonomis dan lebih minimalis daripada gaya desain bangunan minimalis yang sebenarnya.

 

Sumber: www.steinhafels.com

Sulit untuk menentukan karekteristik visual dari gaya brutalism, karena gaya ini memang dimunculkan tidak saja hanya banyaknya variasi seorang desainer dengan desainer lainnya, namun demikian juga oleh bervariasinya media material yang digunakan. Sedangkan pada desain minimalisme cenderung masih menunjukkan prinsip-prinsip estetika tradisional, seperti kita lihat pada gambar desain mebel “Round Bistro Table” yang di produksi oleh perusahaan steinhafels.

Berikut ini kita dapat mencoba memahami elemen-elemen umum yang banyak digunakan dalam konsep gaya desain brutalisme pada desain mebel

  1. Eksposure material unfinish, menggunakan bahan concrete polos pada arsitektur.
  2. Menggunakan skema warna-warna monokromatik, dengan kecenderungan banyak menggunakan warna hitam dan putih atau abu-abu.
  3. Menonjolkan pada fungsionalitas yang polos, tanpa unsur elemen dekorasi.
  4. Menerapkan elemen desain yang modular dan berulang.
  5. Menampilkan bentuk potongan berlapis, yang diartikulasikan dan diekstrusi.
  6. Menampilkan bagian tepi yang lurus.
  7. Menonjolkan elemen desain yang alamai atau apa adanya.

Karakteristik gaya desain brutalisme sering menampilkan struktur besar, monumental dengan bentuk geometris dan garis – garis bersudut. Memiliki kecenderungan menampilkan warna palet yang didominasi oleh kesan alami beton mentah, dilengkapi dengan warna yang cenderung meredup.

Brutalistme pada desain mebel

Desain Brutalisme sering dikaitkan dengan desain modern, dan desain mebel gaya Brutalis cenderung material yang mentah dan lebih berani daripada gaya desain minimalis yang memiliki karakteristik tekstur sama, seperti: bentuk organik dan material tidak dipoles, tampilan bentuk seringkali berkesan aneh, seperti pada desain mebel fungsi “mini table“ yang menggunakan material potongan balok kayu dengan paduan bahan logam ieser  bekas konstruksi bangunan dari karya seorang produk desainer Ramli Ismail yang tanggal di kelantan Malaysia.

 

Sumber: Dok. Bambang kartono, 2024

Meskipun karya “mini table ini: menekankan pada aspek fungsional, kita dapat merasakan kesan bentuk geometris yang kokoh, Paduan kombinasi bentuk dengan tekstur bahan baku, memberikan mebel brutalist karya ramli Ismail menghadirkan pengalaman visual yang berbeda seperti sebuah karya artistic patung.

Esensi dari konsepsi gaya desain brutalisme adalah pada pola pikir menkspresikan karya desain dengan mengeskplore material mentah yang alami dan outentik, menolak kesan yang bernilai dangkal dan murahan. Dengan kesadaran mengenal karakter khas dari gaya brutalism, dapat membantu kita mengapresiasi makna filofis arti nilai keindahan dalam suatu karya desain mebel. selain itu juga, dapat menjadikan inspirasi kita untuk meletakan beberapa elemen karya ini dalam suatu dalam konsep interior.

Sumber:  

https://www.google.com/search?sca_esv=9967b14e20c7abd4&sca_upv=1&sxsrf=ADLYWIJDWonIbmVw_ZPNLSDVm7lp6JE06A:1726649799077&q=What+is+brutalist+style+in+furniture%3F&sa=X&ved=2ahUKEwiWuLPfj8yIAxVl1DgGHZ2BEAIQzmd6BAhUEAY&biw=1280&bih=533&dpr=1.5

https://www.google.com/search?sca_esv=9967b14e20c7abd4&sca_upv=1&sxsrf=ADLYWIJDWonIbmVw_ZPNLSDVm7lp6JE06A:1726649799077&q=What+is+brutalist+style+in+furniture%3F&sa=X&ved=2ahUKEwiWuLPfj8yIAxVl1DgGHZ2BEAIQzmd6BAhUEAY&biw=1280&bih=533&dpr=1.5

https://www.google.com/search?sca_esv=9967b14e20c7abd4&sca_upv=1&sxsrf=ADLYWIJDWonIbmVw_ZPNLSDVm7lp6JE06A:1726649799077&q=What+is+brutalist+style+in+furniture%3F&sa=X&ved=2ahUKEwiWuLPfj8yIAxVl1DgGHZ2BEAIQzmd6BAhUEAY&biw=1280&bih=533&dpr=1.5

 https://www.steinhafels.com/search/furniture/warm-minimalism/furniture

Bambang Kartono Kurniawan, S.Sn., M.A.