Jawaban Kantor terkait Isu Lingkungan: Strategi Desain dalam Rangka Penghematan Penggunaan Energi Listrik
SDGs (Sustainable Development Goals” atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan serangkaian target global oleh PBB pada tahun 2015. Tujuan-tujuan ini ditetapkan untuk mengatasi masalah dunia terkait kemiskinan, kesehatan, kebersihan, dan memastikan keberlanjutan hidup penghuni bumi damai dan sejahtera pada tahun 2030. SDGs memiliki 17 tujuan yang membahas isu-isu: kemiskinan, kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, dan perlindungan terhadap lingkungan. Tujuan-tujuan tersebut memiliki integrasi atau kesatuan satu sama lainnya, saling mendukung, dan mencerminkan keyakinan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat tercapai melalui pendekatan kolaboratif secara global.
Salah satu poin SDGs terkait dalam strategi penghematan penggunaan energi listrik pada kantor adalah SDG 7: Energy Access, Efficiency, and Sustainability. Poin ini membahas tentang penggunaan akses energi, efisiensi energi, serta penggunaan energi yang berkelanjutan. Pada kasus penghematan penggunaan energi listrik pada kantor, target yang harus dicapai adalah pengurangan konsumsi energi yang tidak perlu dan peningkatan efisiensi energi yang ada.
Dalam upaya untuk mengurangi konsumsi energi dan mendorong keberlanjutan, banyak kantor modern mengadopsi strategi hemat energi yang mencakup penggunaan teknologi terbarukan dan desain bangunan inovatif. Dengan fokus pada penggunaan solar panel, ceiling yang tinggi, dan bukaan jendela fleksibel, kantor dapat mencapai efisiensi energi yang lebih tinggi serta meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan para penggunanya.
Berikut adalah beberapa strategi desain kantor modern dalam rangka penghematan penggunaan energi listrik.
- Desain Ceiling yang Tinggi
Ceiling adalah bagian dari elemen interior yang menampung kebutuhan penghawaan, pencahayaan, dan perasaan penghuninya. Ceiling yang tinggi menjadi fitur efektif untuk meningkatkan sirkulasi udara alami dalam ruangan. Dengan penggunaan ceiling yang tinggi, ketika udara panas masuk, tekanan udara akan mengalirkan udara panas ke atas, sehingga udara yang dirasakan oleh pengguna desain menjadi lebih dingin dan sejuk. Hal ini juga didukung dengan adanya ventilasi udara pada bagian atas bangunan atau dekat ceiling untuk mengalirkan udara panas tersebut keluar.
Figure 1 Prinsip Tekanan Udara pada Penghawaan Alami
- Penggunaan Jendela Fleksibel
Penggunaan jendela yang fleksibel dimaksudkan adalah dengan memungkinkan jendela untuk dapat dibuka lebar atau tertutup sesuai dengan kebutuhan isi ruangan. Dengan jendela besar ini, memungkinkan pengguna untuk dapat mengontrol arah sirkulasi udara dan suhu dalam ruangan secara efektif. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi ketergantungan pengguna pada sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) yang membutuhkan konsumsi energi tinggi.
Figure 2 Penggunaan Jendela Fleksibel
- Penggunaan Green Walls/Vertical Garden
Vertical garden berpengaruh terhadap faktor hemat energi dalam bangunan kantor. Vertical garden adalah dimana tanaman disusun secara vertical yang ditempatkan di dinding bangunan. Vertical garden dapat membantu mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan, hal ini membantu mengurangi kebutuhan pendingin ruangan dan konsumsi energi. Tanaman pada green walls berperan dalam menyerap sinar matahari dan mengurangi efek panas yang meresap ke dalam struktur bangunan. Selain itu, tanaman pada vertical garden juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan kantor. Dengan kualitas udara yang lebih baik, kebutuhan ventilasi dapat dikurangi, mengurangi penggunaan energi terkait dengan sirkulasi udara.
Figure 3 Penggunaan Green Walls
- Penggunaan Material Ramah Lingkungan
Penggunaan material dapat menjadi poin penghematan energi melalui material ramah lingkungan. Seperti contohnya bambu yaitu bahan yang ramah lingkungan, sangat kuat dan tahan lama, sehingga cocok untuk digunakan dalam pembuatan lantai, dinding, dan mebel kantor. Yang kedua, Batu alam seperti granit dan marmer adalah bahan yang sangat tahan lama dan mudah dijaga. Batu alam juga memancarkan suasana alami dan elegan. Yang ketiga, Kaca daur ulang adalah bahan yang ramah lingkungan karena dapat didaur ulang kembali tanpa menghasilkan sampah. Selanjutnya, menggunakan Cat bebas VOC (Volatile Organic Compound) cat yang tidak mengandung senyawa kimia beracun yang dapat menghasilkan emisi berbahaya. Cat bebas VOC juga memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik di dalam ruangan kantor. Selanjutnya, menggunakan karpet yang terbuat dari serat alami seperti wol, kapas, atau rami adalah bahan yang ramah lingkungan. Karpet ramah lingkungan juga dapat menyerap suara dan memperbaiki kualitas udara di dalam ruangan kantor.
Figure 4 Contoh Penggunaan Material Ramah Lingkungan
- Penggunaan Sensor Gerak pada Lampu.
Salah satu penerapan penghematan penggunaan listrik adalah dengan menetapkan sensor ketika lampu sedang atau tidak digunakan. Lampu akan otomatis menyala saat dikala sensoring mendeteksi pergerakan dengan jarak sampai 8 meter dan detection angle sampai 120 derajat. Adanya lampu ini tentu akan lebih menghemat tarif listrik. Lampu ini akan otomatis menyala dan apabila dalam waktu 60 detik sama sekali tak ada pergerakan, lampu ini akan otomatis mati dengan sendirinya. Dengan demikian, dapat diperolehnya hemat energi sampai 85% dibandingkan lampu pijar, dan lebih hemat energi sampai 30% dibandingkan LHE (Lampu Hemat Energi), menyala seketika dihidupkan dengan intensitas cahaya langsung berada pada posisi optimum, serta dapat beroperasi dengan tegangan rendah.
Figure 5 Lampu Otomatis
Referensi
Hargreaves, D. (2019). The Green Building Bible. Sustrust Publishing.
Azahra, M. (2021, May 24). Efisiensi Energi dan Konservasi Energi, apa bedanya? Indonesia Environment & Energy Center. https://environment-indonesia.com/efisiensi-energi/
Ishak, M. Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taryna Gorontalo. Aplikasi Penghawaan Alami Pada Bangunan Beriklim Tropis. https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fstitek-binataruna.e-journal.id%2Fradial%2Farticle%2Fdownload%2F20%2F12&psig=AOvVaw3Mx95lihK1lQwUvRTjm0Lk&ust=1709836516863000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBQQjhxqFwoTCJCG68Wj4IQDFQAAAAAdAAAAABAE
UNDP. Goal 7: Affordable and Clean Energy | Joint SDG Fund. https://jointsdgfund.org/sustainable-development-goals/goal-7-affordable-and-clean-energy
Kakali. (2023, July 20). Strategi Efisiensi Energi Desain Bangunan: Mengoptimalkan Sistem Pencahayaan, Ventilasi, dan HVAC. Teknoscaff. https://teknoscaff.com/articles/strategi-efisiensi-energi-desain-bangunan-mengoptimalkan-sistem-pencahayaan-ventilasi-dan-hvac/
Magdalena, E. D., & Tondobala, L. (2016). Implementasi Konsep Zero Energy Building (Zeb) Dari Pendekatan Eco-Friendly Pada Rancangan Arsitektur | Media Matrasain. ejournal.unsrat.ac.id. https://doi.org/10.35792/matrasain.v13i1.14517
Webadmin. (2022, January 11). Cara kerja lampu otomatis sensor gerak – MEVAL Indonesia. MEVAL Indonesia. https://meval.id/ide-inspirasi/cara-kerja-lampu-otomatis-sensor-gerak/
Interiorkantor, J. (2023, March 10). Desain Kantor Ramah Lingkungan: Solusi Kreatif Kantor Modern Bertanggung Jawab — https://interiorkantor.id/desain-kantor-ramah-lingkungan-solusi-kreatif-kantor-modern-bertanggung-jawab.html