Penerapan Teknologi pada Co-Working Space untuk Meningkatkan Kenyamanan Pengguna

Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu semakin memberikan banyak manfaat bagi kinerja manusia. Salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan adalah bekerja di gedung kantor. Kinerja tentu dapat lebih efektif jika tidak terhambat oleh sesuatu yang membuat manusia bekerja dengan memakan waktu yang lebih banyak ataupun suasana lingkungan pekerjaan yang membuat manusia tidak nyaman dalam melakukan sesuatu. Tentunya dibutuhkan pemanfaatan teknologi pintar (smart technology) pada perkantoran untuk hasil kerja yang lebih efektif dan lingkungan yang nyaman bagi para pekerja.

Ide penerapan Teknologi pada Lantai Co-Working Space

Pada dasarnya lantai berfungsi sebagai pembatas ruangan horizontal maupun vertikal. Membagi horizontal yang berarti memisahkan antar ruangan secara mendatar pada ruangan, dan membagi vertikal berarti memisahkan antar lantai pada bangunan atau juga dapat disebut tingkatan. Lantai yang bersifat datar atau tempat berpijak manusia(Ambarwati, 2011) tentunya akan berfungsi sebagai media aktivitas bagi manusia. Penempatan lantai dapat dibagi menjadi dua, yaitu permanen dan non permanen atau copot pasang, sehingga pemilihan penempatan lantai akan dibagi sesuai dengan tujuan dan kegunaanya.

Fungsionalitas dan kenyamanan yang sesuai dengan mengumpulkan informasi lingkungan sekitarnya dapat diartikan sebagai smart furniture(Vaida et al., 2014). Furnitur pintar juga dapat diartikan memiliki banyak fungsi disebut juga furniture multifungsi, furntiur hemat ruang. Furnitur yang dirancang bertujuan membantu beberapa kegiatan dan tujuan pada saat bersamaan.(Husein, 2021). Fungsi yang dapat beradaptasi dan fungsi yang serbaguna dengan

Ekonomi biaya yang sama, tentunya akan menjadi pilihan yang baik bagi pengguna atau konsumen yang akan menggunakannya, sehingga smart furniture dapat diartikan kembali secara sederhana ialah furnitur yang memiliki fungsi setidaknya lebih dari satu fungsi. Setelah mengetahui definisi dan fungsi pada lantai dan furniture pintar, munculah ide inovasi untuk membuat dan mengembangkan sebuah sistem flooring yang dapat beradaptasi untuk beberapa kegiatan dan memiliki fungsi lain selain pijakan dan pembatas, seperti halnya sebagai tempat alur kabel listrik[1]. Kembali dengan tujuan furntiur pintar yang dapat beradaptasi tentunya sitem flooring ini dapat dicopot pasang (modular) begitu juga dengan desain pada lantai itu sendiri[2].

Gambar l: ilustrasi alur kabel pada smart floor

Gambar 2: sistem flooring pada smart floor

Ide penerapan Teknologi pada Dinding Co-Working Space

Penerapan building skin atau yang diartikan sebagai kulit bangunan bisa dipadankan dengan kulit manusia. Fungsi yang dimiliki kulit manusia sebagai perlindungan pertama dari panas ataupun hujan diterapkan juga pada fungsi kulit bangunan. Terdapat beberapa jenis kulit bangunan, namun tetap memiliki tujuan untuk mengontrol suhu di dalam ruangan pada bangunan, meminimalisir cahaya yang masuk, mereduksi kebisingan, dan menambah nilai estetika dari sebuah bangunan. Namun penyesuaian jenis kulit bangunan disesuaikan dengan iklim untuk mencapai fungsi yang optimal.

Salah satu teknologi yang dapat dipadukan dengan konsep kulit bangunan adalah teknologi ramah lingkungan (eco-friendly). Kurangnya lahan kosong untuk penghijauan di perkotaan disebabkan oleh pembangunan bangunan skala besar, sehingga penerapan teknologi ramah lingkungan diterapkan pada teknologi lainnya yang tidak melibatkan lahan yang cukup luas (Rawuli, 2015). Vertical garden menjadi salah satu pilihan yang meliputi paduan dari kedua teknologi tersebut. Secara fungsi dan fisik dapat menjadi manfaat positif bagi bangunan dan juga perilaku manusia yang berperan dalam perawatan kekayaan alam.

Perpaduan teknologi yang sudah dipaparkan dapat didefinisikan sebagai smart technology atau smart architecture design. Ketika mengetahui fungsi utama dari teknologi vertical garden, muncul sebuah ide yang dapat dikembangkan dan diterapkan pada kulit bangunan residential maupun kantor. Inovasi yang muncul adalah vertical garden yang menempel pada kulit bangunan dengan system facade. Selain mementingkan fungsi yang beragam, tujuan dari penerapan vertical garden ini yaitu melestarikan bibit-bibit tanaman asli Indonesia yang dikembangkan pada fisik vertical garden tersebut.

Gambar l: susunan lapisan kulit bangunan dan vertical garden
Sumber Gambar 1:
https://mkca.com/projects/vertical-garden/

Gambar 2: fisik terluar dari vertical garden
Sumber Gambar 2:
https://mkca.com/projects/vertical-garden/

Teknologi yang ada diatas memberikan kita informasi bahwa teknologi yang sudah ada dan bisa dikembangkan akan sangat berpengaruh pada aktivitas manusia didalamnya. Penerapan teknologi tidak hanya sampai pada penerapan lantai dan dinding saja, masih banyak sekali teknologi yang diaplikasikan selain lantai dan dinding. Akan tetapi pada penulisan kali ini, penulis berfokus pada teknologi lantai dan dinding yang dapat berfungsi pada hunian rumah, kantor hingga, booth stand pada acara festival. Mengembangkan teknologi yang sudah ada diharpkan menjadikan teknologi tersebut semakin baik seteleah pengembangannya. 

 

Felix Franklin Zebua, Muhammad Dzaki Fuad