Penggunaan Teknologi AR dan VR dalam Dunia Desain Interior

Augmented Reality (AR) adalah sebuah teknologi yang dapat memunculkan objek digital di dunia nyata. Teknologi ini pada dasarnya tidak menciptakan seluruh lingkungan dari informasi digital atau maya dari lingkungan aslinya, namun teknologi ini membuat objek digital dapat terlihat secara langsung dengan bantuan media seperti handphone/tablet dalam implementasinya. Teknologi AR ini umumnya muncul pada tampilan live dari lingkungan sekitar dan dapat ditambahkan pula beberapa elemen pendukung seperti suara, grafik, ataupun video kedalamnya. AR (Augmented Reality) dengan cepat berkembang sehingga memungkinkan bagi pengguna untuk merasakan user experience dengan konteks yang unik dan beragam. Konteks yang dimaksud ini adalah konteks yang menggabungkan antara Artificial Intelligence , Sensor, komputasi, dan internet of things. Teknologi Augmented Reality ini juga biasanya sering ditemukan pada bidang militer, medis, komunikasi, manufaktur, pameran, dan lain sebagainya. Augmented Reality memiliki banyak jenis yang sangat menarik yaitu sebagai berikut:

1. Marker Based Tracking: jenis Augmented Reality paling sederhana. Menggunakan kamera smartphone ataupun tablet sebagai media untuk menangkap objek di marker. Kamera sebelumnya telah dikalibrasi dan akan mendeteksi marker yang diberikan, setelah mengenali dan menandai pola marker, kamera akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Jika tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi jika sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya.

2. Markerless Based Tracking: Lebih sulit untuk diimplementasikan dikarenakan tidak menggunakan marker sebagai based untuk memunculkan objek pada media, sementara jika dilihat algoritma yang berjalan di aplikasi AR biasanya perlu adanya pengidentifikasian pola, warna, dan fitur lainnya yang dapat ditampilkan pada frame kamera. Berikut beberapa contoh dari pengaplikasian markerless based tracking:

  • Face Tracking: Cara kerja AR Face Tracking ini adalah dengan mengenali wajah manusia secara umum dengan mengidentifikasi posisi mata, hidung, serta mulut manusia dan mengabaikan objek lain disekitarnya. AR jenis ini biasanya digunakan untuk berbagai keperluan seperti pendeteksi kondisi kulit di klinik kecantikan ataupun rumah sakit, untuk tampilan make up, dan sebagainya.

  • 3D Object Tracking: mampu mengenali semua objek 3D disekitarnnya namun hanya mengenali 1 pola marker tertentu saja. Contoh penerapannya adalah display box yang terdapat pada suatu toko Lego. Dengan adanya teknologi ini, pengunjung mampu mengetahui tampilan mode lego jika diletakkan pada suatu ruang ataupun posisi.

  • Motion Tracking: teknik ini biasanya digunakan dalam produksi film dan game dengan konsep simulasi gerakan. Dalam pembuatannya pemain biasanya akan menggunakan suit/baju khusus yang dilengkapi dengan marker dan pemain akan diminta untuk menjalankan scenario sesuai peran yang dimainkan. Tampilan tersebut dipindai dan diaplikasikan ke objek 3D Modelling yang telah dibuat.

3. GPS Based Tracking: Jenis ini bekerja dengan memanfaatkan fitur GPS dan Kompas pada smartphone, dengan mengambil data dari GPS dan Kompas kemmudian menampilkan dalam bentuk arah yang diinginkan secara realtime. Salah satu contoh aplikasi yang menerapkan GPS Based Tracking adalah game Pokemon Go.

Meskipun teknologi Virtual Reality (VR) merupakan teknologi yang memiliki kemiripan dengan AR. Tetapi, yang menjadi pembedanya adalah VR membuat kita masuk ke dalam dunia digital sehingga kita dapat merasakan langsung suasana di dalam dunia digital tersebut dan berinteraksi dengannya. Virtual Reality (VR) memiliki cara kerja yang berbeda dengan AR, jika AR pengguna hanya diajak untuk melihat tampilan melalui layar handphone sebagai media, maka pada VR pengguna akan diajak untuk melihat tampilan nyata dengan media kacamata VR khusus sehingga pengguna seolah-olah sedang berada pada dunia virtual. Teknologi VR memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya yaitu membantu pekerjaan pengguna seperti Latihan menerbangkan pesawat dengan stimulator, dapat membantu user untuk menjelajahi dan merasakan dunia game untuk menghilangkan penat di dunia realitas. Untuk kekurangannya sendiri, bagi pengguna VR sendiri mungkin akan mengalami perasaan hilang dari dunia realitas dan meningkatkan perasaan isolasi dari dunia luar antar manusia karena sangat sering berada di dunia buatan, sehingga yang ditakutkan adalah pada akhirnya teknologi ini justru dapat meningkatkan angka pengangguran.

Dengan menyiapkan smartphone yang sudah mendukung atau sudah support sensor gyroscope dan menyiapkan kacamata google Card, board atau VRBox, pengguna bisa langsungĀ  menggunakan aplikasi 3D virtual reality dan bisa langsung memainkannya. Efek dari penggunaan aplikasi ini dapat menyebabkan pengguna sedikit terasa pusing karena tidak terbiasa menggunakan aplikasi tersebut. Aplikasi 3D Virtual Reality ini dibuat dengan menggunakan software unity, blender, dan bahasa pemrograman C. Fitur yang tersedia dalam aplikasi ini adalah mulai VR, pilih gedung, cara pakai VR, dan tentang VR. Aplikasi 3D virtual reality dapat digunakan sebagai media pengenalan gedung berbasis mobile yang memiliki tampilan responsive yang bisa dijalankan di smatrphone yang sudah mendukung sensor Accelerometer. sensor Gyroscope, dan bersistem operasi Android.

Sumber:
https://monsterar.net/2020/02/18/jenis-augmented-reality/
https://idcloudhost.com/mengenal-virtual-reality-definisi-cara-kerja-contohnya/
https://socs.binus.ac.id/2019/12/02/virtual-reality-3/

 

Verena Arsenia Istanto