Penerapan Kaidah Desain Pada Interior Upcycle Cafe ‘Retorika’.

by: Tiara Ika W. P.

Café Retorika merupakan sebuah café di Kota Batu, Jawa Timur yang memanfaatkan barang-barang bekas yang diaplikasikan sebagai elemen dekorasi, furnitur, dan material dinding. Pemanfaatan barang bekas pada café tersebut mengaplikasikan teknik Upcycle. Upcycle merupakan teknik memanfaatkan kembali barang-barang bekas dengan menambah nilai fungsi barang tersebut dengan fungsi yang berbeda.

Pada teknik upcycle, selain fungsi, barang tersebut harus mempunyai nilai estetika saat diaplikasikan di interior. Karena pemanfaatan kembali barang bekas tanpa memperhatikan nilai estetikanya akan membuat barang tersebut bisa mengganggu tampilan desain lainnya dan akhirnya akan diabaikan atau diganti dengan produk yang baru.

Pada sebuah desain interior café, penataan elemen interior merupakan hal yang harus diperhatikan dengan baik agar tercipta desain interior yang menarik. Desainer harus memperhatikan kaidah desain dalam menentukan motif atau bentukan elemen interior seperti lantai, dinding dan plafon agar tercapai estetika interiornya. Selain itu penataan dan pemilihan elemen estetis dan furnitur juga harus disesuaikan sesuai dengan tema desainnya.

Beberapa kaidah desain yang dapat dijadikan pedoman dalam mengaplikasikan bentuk, bidang dan garis pada sebuah desain interior yaitu :

1. Kesatuan (unity) : kesatuan bentuk dapat dicapai dengan memilih bentukan-bentukan yang sejenis atau sama karakternya yang diaplikasikan di interior. Bentukan atau komposisi yang sama dapat berulang-ulang di beberapa ruang yang berbeda dengan tetap memperhatikan benang merah konsep desain.

Sumber gambar : https://uxdesign.cc/designing-with-principles-fbd55912a7e5?gi=8fd7e39c713

2. Pusat perhatian (point of interest / dominance / Emphasis ) : untuk membuat sebuah obyek yang menjadi pusat perhatian bisa memperhatikan perbedaan bentuk, ukuran atau warna diantara benda-benda lainnya di sekitarnya.

Sumber gambar : https://uxdesign.cc/designing-with-principles-fbd55912a7e5?gi=8fd7e39c713

3. Keseimbangan (balance) : keseimbangan bentuk pada desain interior bisa diaplikasikan untuk mendukung tercapainya kesatuan, irama, point of interest untuk keberhasilan sebuah konsep desain interior.

Sumber gambar : https://uxdesign.cc/designing-with-principles-fbd55912a7e5?gi=8fd7e39c713

Aplikasi material bekas di Cafe Retorika digunakan sebagai furnitur kursi, meja, material dinding dan dekorasi interior. Aplikasi material bekas di interior café disusun berkelompok dengan tetap memperhatikan kesatuan bentuk dan jenis materialnya. Penggunaan beberapa material bekas di beberapa bagian elemen desain juga memperkuat konsep upcycle pada desain interior café ini.

 Jika dilihat dari fasad bangunan café terdapat aplikasi jendela bekas yang disusun vertikal sebagai dinding di fasad bangunan dan beberapa dinding lainnya, baik sebagai material utama dinding atau hanya sebagai hiasan saja. Penataan jendela bekas tersebut memperhatikan kesatuan bentuk dari jendela yang merupakan bentukan geometris (gambar 1).

Gambar 1. Kesatuan bentuk aplikasi daun jendela bekas sebagai dinding pada fasad bangunan café.

Pengulangan bentuk geometri yang merupakan suatu kesatuan bentuk juga diaplikasikan pada dinding di salah satu ruangnya, yaitu pengaplikasian wadah kaset pita sebagai hiasan di dinding interior café (gambar 2). Selain itu kesatuan bentuk juga diaplikasikan pada pemanfaatan plat nomor kendaraan bekas sebagai hiasan dinding (gambar 3). Plat nomor kendaraan tersebut dipajang dengan beberapa pigura gambar yang juga berbentuk geometris.


Gambar 2. Penyusunan wadah kaset pita sebagai hiasan dinding.

Gambar 3. Penyusunan plat kendaraan bermotor bekas sebagai hiasan dinding.

Selain pengulangan bentuk geometri persegi, juga diaplikasikan pengulangan bentuk lingkaran pada beberapa bagian café. Komposisi bentuk lingkaran berbagai ukuran dengan memanfaatkan rangka roda sepeda sebagai hiasan di area semi outdoor café sebagai tempat lampu (gambar 4), sebagai hiasan plafon di area makan dan hiasan dinding di area wudhu. Adanya tiang penyangga roda-roda tersebut di tengah-tengah konfigurasi roda-roda tersebut menggambarkan keseimbangan dan menjadikan bentukan tersebut menganalogikan sebuah pohon, ada batang dan daun di atasnya.

Gambar 4. Konfigurasi bentuk lingkaran dari roda bekas sepeda sebagai tempat menggantungkan lampu.

Dia salah satu area café disediakan sebuah tempat khusus yang menarik dan biasanya digunakan sebagai spot foto oleh pengunjung. Area ini bisa dibilang merupakan point of view dari café ini. Di area tersebut, luasnya sekitar 4 meter persegi dan hanya ada 1 kursi dan dilengkapi tumpukan televisi sebagai latar belakangnya (gambar 5). Walaupun tempatnya tidak di tengah ruangan café, namun agak di ujung ruangan, pengunjung banyak yang menyempatkan foto di area tersebut karena keunikan penyusun elemen interiornya dan karena justru terkesan ruang khusus yang tersembunyi.

Gambar 5. Area poin of interest Café Retorika.

Baskoro Azis