RUANG SAKRAL : KONSEP DAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG SAKRAL (Part 2)
By: Ira Audia A.
RUANG SAKRAL : KONSEP DAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG SAKRAL
(Part 2)
Keberadaan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang yang dianggap sakral adalah suatu bentuk implementasi dan manifestasi dari ajaran-ajaran religius dan pemahaman spiritual menjadi suatu bentuk visual yang dapat dilihat dan diraba oleh manusia. Elemen visual pada sebuah ruang sakral pada mulanya memang berkembang pada budaya dan pola pemikiran estetika Barat dimana nilai estetika dikembangkan.
Keberadaan elemen visual itu sendiri dapat memiliki nilai sakral melalui:
1. Proses pemaknaan peziarah/ pengunjung terhadap elemen-elemen visual pada ruang.
Nilai sakral merupakan hasil dari penggabungan aspek kognitif dan aspek perilaku yang didapatkan oleh pengunjung. Aspek kognitif tersebut didapatkan melalui pengenalan pengunjung terhadap lingkungan ruang sakral tersebut, yaitu: bentuk bangunan, interior, suasana alamiah, dan simbol atau lambang yang terdapat di dalamnya.
Sementara aspek perilaku adalah suatu bentuk ‘akibat’ dimana manusia berinteraksi secara langsung dengan nilai ruang melalui perilaku yang ditunjukkan saat berada di ruang tersebut, sehingga tercipta suatu bentuk pengendalian diri sebagai bagian dari kesadaran pribadi.
Gambar: Kuil Shinto di Jepang
Source: https://www.japan-experience.com/to-know/understanding-japan/praying-in-japan
2. Konsep sakralitas
Konsep sakralitas ini adalah suatu penilaian subyektif yang dibentuk oleh cara pandang seseorang terhadap keberadaannya sebagai makhluk makrokosmos dan mikrokosmos.
3. Pengukuran tingkat sense of place pada peziarah/ pengunjung
Pengukuran Sense of Place adalah suatu bentuk pengukuran yang terukur (kuantitatif) dalam menilai seberapa terhubung seseorang terhadap suatu ruangan/ area. Bagi para pengunjung, suatu ruang dapat dianggap sebagai sakral apabila sesuai dengan identitas personal peziarah yang merefleksikan dan mendefinisikan pandangan dirinya.
Source:
1. Agustina, Ira. (2015). Transformasi Elemen Visual Yang Berkonsep Jawa Sebagai Aspek Pembentuk Ruang Sakral Pada Gereja Katolik Ganjuran. Thesis. Institut Teknologi Bandung.
2. Srisadono, Y.D. (2012). Konsep Sacred Space dalam Arsitektur Gereja Katolik. Jurnal Melintas, 182-206.
3. Mazumdar, S., & Mazumdar, S. (2004). Religion and Palce Attachment : A Study of Sacred Places. Journal of Environmental Psychology , 385-397.
4. Magnis-Suseno, Frans. (1988). Etika Jawa: Sebuah Analisa Filsafat Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Gramedia. Jakarta.
5. Koentjaraningrat, R.M. (2005). Pengantar Antropologi. 03. Rineka Cipta. Jakarta.