Desain Interior Kantor Pada Masa Pasca-Pandemi

By Dyah Ayu Sekar & Tiara Ika Widia

Desain Interior Kantor Pada Masa Pasca-Pandemi

Pandemi COVID-19 sudah seutuhnya mengubah pola hidup sehari-hari manusia diseluruh dunia saat ini, hal-hal mendasar seperti interaksi dan berpergian keluar sudah dibatasi untuk mencegah penyebaran virus Corona. Hampir semua kegiatan outdoor atau yang mengharuskan manusia bertatap muka diganti dengan metode daring. Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) merupakan istilah yang menjadi sering didengar pada masa pandemi ini, segala kegiatan perkantoran, perkuliahan dan sekolah dilakukan dari rumah dan masyarakat diminta untuk terus tidak keluar jika tidak ada hal yang mendesak.

Bukan hanya mempengaruhi kehidupan semasa pandemi, kegiatan dan kehidupan sehari-hari manusia juga pasti akan berubah pada pasca-pandemi, terutama kegiatan-kegiatan yang mengharuskan manusia berinteraksi langsung. Lambat laun metode Work From Home (WFH) akan kembali normal menjadi Face to Face (F2F), kegiatan perkuliahan, sekolah dan perkantoran akan kembali normal.

Desain selalu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia karena desain dapat berkontribusi untuk mejadikan kehidupan manusia menjadi lebih baik. Berikut adalah beberapa contoh yang dirasa akan memiliki perubahan pada kehidupan pasca-pandemi yang berhubungan dengan bidang desain interior kantor.

  1. Ruang Kerja di Kantor

Terlepas bahwa masa pandemi telah usai, manusia akan tetap memilih untuk mengurangi banyak interaksi langsung dengan yang lain. Pada kehidupan kantor yang awalnya karyawannya duduk dan bekerja dengan jarak yang berdekatan dengan pertimbangan memudahkan koordinasi, setelah pandemi kemungkinan sistem akan diubah agar tiap karyawan memiliki ruang kerja yang berjarak dengan karyawan lain. Desain dari bilik kerja, meja kerja dan lainnya tentu akan berubah mengikuti dengan kebutuhan penggunanya. Adanya pembatasan jumlah karyawan yang diperbolehkan work from office (WFO) dari kondisi biasanya, maka akan dapat berimbas ke pengurangan jumlah meja dan kursi karyawan di masa depan, jika kondisi tersebut dirasa lebih efektif bagi perusahaan dan pekerja.

Gambar 1: Aktifitas di kantor.

Sumber : https://images.app.goo.gl/SrVj4hZV7MQTrT2x5

  1. Sistem Sirkulasi

Sirkulasi pada desain interior di era pasca pandemi harus dirancang dengan baik untuk mendukung pembatasan jarak social. Dengan adanya pembatasan interaksi dan jarak sosial, sirkulasi pada area-area publik kemungkinan akan diperbesar untuk memfasilitasi tercapainya menjaga jarak social. Jika ruangan tidak memungkinkan diperbesar, maka akan dibuat alur sirkulasi dengan membedakan jalur sirkulasi seperti jalur masuk dan keluar untuk meminimalisir terjadinya kerumunan.

Gambar 2: Pembagian jalur masuk dan keluar di pertokoan.

Sumber :  https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/tiga-tipe-masyarakat-dalam-menghadapi-era-new-normal/

  1. Penghawaan dan Bukaan

Sirkulasi udara harus diperhatikan, karena ruangan yang tertutup dan sirkulasi udara yang buruk dapat mempercepat penyebaran virus di dalam ruangan. Agar kualitas udara di ruangan terjaga maka penghawaan alami akan mulai dihadirkan dengan menghadirkan tanaman di daam ruangan atau dengan penambahan teknologi humidifier. Akses sinar matahari pagi yang juga bermanfaat bagi kesehatan manusia juga akan mulai diperhatikan dalam perancangan desain interior kantor.

Gambar 3: Suasana Ruang Kantor dengan bukaan jendela lebar.

Sumber : https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/02/070000465/setahun-pandemi-corona-di-indonesia-ini-5-tempat-yang-disebut-80-persen?page=all

  1. Pemilihan Material

Material yang diaplikasikan pada elemen desain interior sebaiknya yang mudah dibersihkan atau disterilisasi. Terlebih untuk material elemen interior yang berada di ruang yang diakes oleh banyak orang. Selain itu material dipilih yang mempunyai karakteristik anti bakteri untuk menghambat menempelnya bakteri dan virus yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

  1. Lift dan Tangga

Kapasitas Lift yang sebelumnya dapat mencapai angka maksimal sampai dengan 10-13 orang, kemungkinan besar akan diperkecil angkanya untuk menghindari penggunanya berdesak-desakan dan bersentuhan. Selain hal tersebut karena jumlah lift yang tidak memungkinkan untuk memberikan akses secara efisien bagi semua penggunanya, akses tangga akan sangat membantu bagi pengguna lainnya, justru tangga akan dapat lebih aman untuk penggunanya menjaga jarak satu sama lain.

Gambar 4: Pemberian tanda di lift sebagai penanda jumlah pengguna yang diperbolehkan.

Sumber : https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1800×1200/news/2020/03/2fcd6962f5383869029fa61dd237587f.jpg

 

  1. Teknologi Sensor Otomatis

Walaupun sebelum pandemi sistem sensor otomatis sudah diaplikasikan pada banyak aspek, namun pada kehidupan pasca-pandemi tentunya akan banyak fasilitas yang menggunakan sistem sensor otomatis seperti pada teknologi absensi karyawan, pintu, lift, washtafel dan fasilitas lainnya yang diakses oleh banyak orang. Penggunaan teknologi sensor tersebut bertujuan untuk menghindari kontak langsung manusia dengan peralatan penunjang yang ada di fasilitas umum guna mengurangi penularan virus melalui sentuhan.

Gambar 5: Penggunaan sensor sebagai pengganti tombol lift.

Sumber : https://jakarta.tribunnews.com/2020/06/15/80-mal-kembali-dibuka-hari-ini-jarak-aman-bisa-kurangi-resiko-penularan-covid-hingga-85-persen?page=3

 

Ada atau tidaknya pandemi COVID-19 desain memang sudah seharusnya selalu berkembang mengikuti dengan kebutuhan dari penggunanya. Maka dari itu kita sebagai pengguna maupun desainer harus terus mengikuti perkembangan dari kehidupan masyarakat di dunia saat ini agar dapat terus produktif dan berinovasi pada kondisi apapun.

Baskoro Azis