Immersive Technology
Peminatan Immersive Technology di perguruan tinggi adalah program studi atau fokus spesialisasi yang mendalami pengembangan dan aplikasi teknologi yang menciptakan pengalaman pengguna yang “tenggelam” atau sangat mendalam. Teknologi ini umumnya mencakup:
- Virtual Reality (VR): Menciptakan lingkungan simulasi sepenuhnya yang memutuskan koneksi pengguna dari dunia fisik dan menenggelamkan mereka dalam dunia digital yang baru. Contohnya headset VR untuk gaming atau pelatihan simulasi.
- Augmented Reality (AR): Melapisi informasi digital (gambar, video, objek 3D) ke dunia nyata secara real-time. Contohnya filter Instagram/TikTok, aplikasi furnitur virtual di ruangan, atau game seperti Pokémon Go.
- Mixed Reality (MR): Menggabungkan elemen VR dan AR, memungkinkan objek digital berinteraksi dengan dunia fisik secara dua arah. Pengguna dapat berinteraksi dengan hologram seolah-olah mereka ada di ruangan yang sama.
Apa yang Dipelajari dalam Peminatan Immersive Technology?
Di peminatan ini, mahasiswa akan belajar berbagai aspek teknis dan kreatif untuk membangun pengalaman imersif:
- Pemrograman & Pengembangan Aplikasi Imersif: Menggunakan engine pengembangan seperti Unity atau Unreal Engine, serta bahasa pemrograman seperti C# (untuk Unity) atau C++ (untuk Unreal Engine), dan Python untuk aspek machine learning atau otomasi.
- Desain 3D & Pemodelan: Belajar membuat aset 3D, lingkungan, dan karakter yang realistis atau sesuai gaya visual yang diinginkan, menggunakan software seperti Blender, Maya, atau 3ds Max.
- Interaksi & User Experience (UX) Imersif: Merancang bagaimana pengguna berinteraksi dalam lingkungan 3D, memastikan pengalaman yang intuitif, nyaman, dan mengurangi motion sickness. Ini melibatkan prinsip-prinsip UX yang berbeda dari aplikasi 2D biasa.
- Audio Spasial: Mendesain suara yang terdengar datang dari arah tertentu dalam lingkungan 3D untuk meningkatkan imersi.
- Optimasi Performa: Mengelola sumber daya komputasi agar aplikasi imersif berjalan lancar di berbagai perangkat (misalnya, headset VR, smartphone).
- Hardware Imersif: Memahami cara kerja perangkat keras VR/AR (misalnya, sensor gerak, layar, optik) dan bagaimana mengoptimalkan aplikasi untuk perangkat tersebut.
- Storytelling & Desain Naratif: Mengembangkan cerita atau skenario yang efektif dalam media imersif, mempertimbangkan perspektif pengguna.
- Potensi Aplikasi: Mempelajari bagaimana teknologi imersif dapat diterapkan di berbagai bidang seperti gaming, pendidikan (simulasi), pelatihan industri, healthcare, marketing, arsitektur, dan hiburan.
Prospek Karier
Prospek karier di bidang Immersive Technology sangat cerah dan berkembang pesat, baik di Indonesia maupun global. Seiring dengan kematangan teknologi dan penurunan biaya perangkat keras, adopsi VR/AR/MR semakin meluas di berbagai sektor.
Beberapa peran pekerjaan yang dapat diemban oleh lulusan peminatan ini antara lain:
- VR/AR Developer: Mengembangkan aplikasi dan pengalaman VR/AR untuk berbagai platform.
- 3D Artist/Modeler: Membuat aset visual 3D untuk lingkungan imersif.
- Interaction Designer (XR): Merancang alur interaksi khusus untuk pengalaman extended reality (XR, istilah umum untuk VR/AR/MR).
- Game Developer (VR/AR): Berfokus pada pengembangan game menggunakan teknologi imersif.
- Simulation Developer: Membuat simulasi pelatihan untuk industri seperti manufaktur, kedokteran, atau militer.
- UX Researcher (XR): Melakukan riset pengguna untuk memahami kebutuhan dan perilaku dalam lingkungan imersif.
- Technical Artist (XR): Menjembatani kesenjangan antara seniman dan programmer, mengoptimalkan aset 3D untuk performa dalam engine.
- Perusahaan Startup XR: Banyak peluang untuk berinovasi dan mengembangkan produk atau layanan baru berbasis teknologi imersif.
Comments :