Implementasi Health Anxiety Screener di Puskesmas Plombokan: Inovasi Skrining Kecemasan Berbasis Mobile dan Web
Puskesmas sebagai layanan kesehatan primer tidak hanya menghadapi tantangan penanganan fisik pasien, tetapi juga aspek psikologis yang sering menyertai kondisi kesehatan—terutama pada penderita penyakit kronis. Dalam konteks tersebut, Health Anxiety Screener dikembangkan dan diterapkan sebagai solusi digital yang membantu proses skrining kecemasan terkait kesehatan secara lebih mudah, cepat, dan terdokumentasi di lingkungan layanan kesehatan. Implementasinya mengintegrasikan aplikasi mobile untuk pasien/pengguna dan website admin sebagai pusat monitoring bagi petugas, sehingga proses deteksi dini dan tindak lanjut dapat berjalan lebih terstruktur di Puskesmas Plombokan.
Pada sisi pengguna, aplikasi mobile memfasilitasi alur dari registrasi/login hingga aktivitas inti seperti tes kecemasan (anxiety test), hasil klasifikasi, dan tindak lanjut. Pertanyaan skrining disajikan per tahap dan didukung AI text-to-speech (pembacaan pertanyaan) untuk membantu aksesibilitas pengguna, serta hasil ditampilkan melalui klasifikasi/indikasi warna agar mudah dipahami dan dapat mengarahkan pengguna ke langkah selanjutnya.
Lebih dari sekadar skrining, aplikasi menyediakan dukungan berkelanjutan melalui fitur terapi (materi artikel/video dengan filter dan pengurutan) dan pengguna dapat menuliskan rangkuman, termasuk dengan dukungan speech-to-text untuk memudahkan input.

Aplikasi juga menyediakan pengingat obat (pengaturan frekuensi, durasi, dan jadwal) serta halaman riwayat untuk memantau perkembangan aktivitas skrining dan terapi dari waktu ke waktu. Dalam kondisi darurat, tersedia panic button yang memungkinkan pengguna mengirim pelaporan keadaan panik/kecemasan kepada petugas Puskesmas, dengan mekanisme pembatasan saat status aktif untuk mencegah spam dan menjaga alur penanganan tetap tertib.
Di sisi petugas, website admin menyediakan dashboard ringkasan, pengelolaan data penderita, serta monitoring screening logs dan panic logs. Petugas juga dapat mengelola materi terapi serta pertanyaan skrining, memastikan konten layanan selalu relevan dan konsisten.
Implementasi Health Anxiety Screener selaras dengan beberapa target SDGs, terutama:
-
SDG 3 (Good Health and Well-being): memperkuat upaya promotif-preventif melalui skrining dini kecemasan, dukungan terapi mandiri, serta sistem respons cepat lewat panic button.
-
SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure): mendorong inovasi layanan kesehatan berbasis teknologi melalui integrasi mobile–web yang memperkuat infrastruktur data layanan primer.
-
SDG 10 (Reduced Inequalities): fitur aksesibilitas seperti text-to-speech, speech-to-text, dan pengaturan ukuran teks membantu memperluas akses bagi pengguna dengan kebutuhan dan kemampuan digital yang beragam.
-
SDG 17 (Partnerships for the Goals): kolaborasi antara institusi pendidikan (jurusan) dan mitra layanan kesehatan (Puskesmas) memungkinkan penerapan solusi yang langsung menjawab kebutuhan masyarakat.
Pengembangan aplikasi dilakukan dengan pendekatan rekayasa perangkat lunak berbasis riset, menggunakan Scrum untuk memastikan proses iteratif, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan pengguna di lapangan.

Dari sisi evaluasi, aplikasi diuji melalui Black Box Testing dengan keberhasilan 100% pada aplikasi mobile dan website admin, serta diuji penerimaan pengguna melalui User Acceptance Test (UAT) yang menunjukkan tingkat kepuasan 88% (mobile) dan 92% (admin).
Ke depan, dampak berkelanjutan dari implementasi ini terletak pada terbentuknya layanan yang lebih terukur (melalui log skrining dan panic), lebih responsif (melalui alur penanganan kondisi panik), dan lebih berorientasi pencegahan (melalui terapi dan pengingat). Dengan mekanisme data yang rapi dan peran yang jelas antara pasien dan petugas, Puskesmas dapat memperkuat kualitas layanan psikologis pendamping dalam konteks kesehatan, sekaligus membuka peluang pengembangan lanjutan berbasis data untuk peningkatan layanan di periode berikutnya.

Comments :