Anggapan orang mengapa Coding itu “susah” dipahami, ternyata ada kaitannya dengan cewe juga loh! yuk kita simak
Programmer pertama di dunia adalah Ada Lovelace, seorang matematikawan dan penulis asal Inggris yang dikenal sebagai pelopor pemrograman komputer. Lahir pada 10 Desember 1815, Ada merupakan putri dari penyair terkenal Lord Byron dan Anne Isabella Milbanke. Meskipun dikenal karena latar belakang keluarganya yang lebih terkenal dalam bidang sastra, Ada Lovelace sebenarnya memiliki minat besar dalam matematika dan ilmu pengetahuan. Dia bertemu dengan Charles Babbage, seorang matematikawan dan insinyur asal Inggris, yang dikenal sebagai “bapak komputer” karena merancang mesin analitik, sebuah alat yang dapat dianggap sebagai cikal bakal komputer modern.
Ada Lovelace menjadi terinspirasi oleh ide-ide Babbage dan mulai menulis catatan tentang mesin analitik. Di sinilah ia membuat terobosan besar. Dalam catatannya, Ada menulis sebuah algoritma yang bertujuan untuk menghitung bilangan Bernoulli menggunakan mesin analitik. Algoritma ini dianggap sebagai program komputer pertama yang pernah ditulis, meskipun mesin Babbage tidak pernah selesai dibangun. Karena itu, Ada Lovelace sering disebut sebagai programmer pertama di dunia, meskipun komputasi digital baru mulai berkembang lebih dari satu abad setelahnya. Pemikirannya tentang potensi komputer untuk melakukan berbagai tugas lebih dari sekadar perhitungan matematika menjadi dasar bagi perkembangan komputer dan pemrograman di masa depan.
Di sisi lain, hubungan antara sifat wanita yang moodian dan peran Ada Lovelace dalam sejarah pemrograman bisa dilihat sebagai refleksi dari pemahaman tentang emosi dan kecerdasan. Stereotip yang sering mengaitkan wanita dengan perubahan mood atau perasaan yang lebih intens sering kali dipandang sebagai kelemahan atau hambatan. Namun, dalam konteks Lovelace, sifat-sifat ini justru bisa dipandang sebagai bagian dari kekuatan kreativitas dan intuisi yang memungkinkannya untuk melihat sesuatu dengan cara yang berbeda. Ada Lovelace memiliki kepekaan emosional yang mendalam, yang mungkin tercermin dalam ketertarikannya yang kuat terhadap ide-ide abstrak dan imajinatif tentang bagaimana mesin bisa lebih dari sekadar alat penghitung angka.
Emosi yang kuat dan fluktuasi suasana hati, meskipun kadang dianggap sebagai tantangan dalam berbagai konteks, dapat memberi manfaat dalam bentuk kreativitas dan pemikiran yang tidak konvensional. Dalam kasus Lovelace, ia mampu melihat potensi luar biasa dalam mesin analitik yang dirancang oleh Babbage, meskipun perangkat tersebut tidak berfungsi dengan sempurna. Kemampuan untuk berpikir di luar batasan yang ada dan melihat potensi yang tidak tampak, merupakan ciri khas dari seorang visioner, yang banyak terdapat dalam diri wanita dengan sifat yang terkadang dianggap moodian atau penuh perasaan.
Dalam dunia pemrograman dan teknologi, kemampuan untuk mengenali dan memanfaatkan emosi atau perubahan suasana hati juga penting. Pemrograman tidak hanya membutuhkan logika yang kaku, tetapi juga intuisi, imajinasi, dan kemampuan untuk mengatasi hambatan dengan cara yang kreatif dan inovatif. Ada Lovelace, dengan sifat-sifat yang mungkin dianggap “moodian”, justru membuktikan bahwa kemampuan untuk merasakan secara mendalam dan berpikir di luar kebiasaan adalah kunci penting dalam penciptaan ide-ide besar.
Kisah Ada Lovelace juga mengajarkan bahwa emosi dan kecerdasan bukanlah dua hal yang terpisah atau bertentangan, melainkan dapat saling melengkapi dalam pencapaian luar biasa. Seperti halnya wanita yang memiliki sifat moodian, Ada menunjukkan bahwa perubahan emosi atau keadaan pikiran bisa membawa kontribusi yang tak terduga dalam penciptaan dan inovasi. Dengan cara yang serupa, kemampuan untuk beradaptasi dengan perasaan yang berubah-ubah dan tetap fokus pada tujuan yang lebih besar adalah kualitas yang dapat memperkaya perjalanan seorang programmer, baik itu wanita maupun pria.
Comments :