Tahukah kalian bahwa sekitar 5% dari total populasi di dunia memerlukan rehabilitasi untuk mengatasi gangguan pendengaran yang menyebabkan disabilitas sensorik tuli? Kita berbicara sekitar 430 juta orang! Di Indonesia sendiri, ada sekitar 2,1 juta orang yang menyandang disabilitas tuli, sungguh jumlah yang tidak sedikit, bukan?

Sebuah miskonsepsi yang sering dimiliki oleh orang-orang ialah bahwa disabilitas seperti tuli atau bisu merupakan sesuatu yang sudah ada sejak lahir. Walaupun benar, sebagian besar populasi penyandang disabilitas ini menunjukkan gejala-gejala sejak dini tetapi bukan berarti ini tidak dapat muncul di kemudian hari. Maka dari itu, penting bagi kita untuk tetap berinteraksi dengan mereka karena mereka masih menjadi bagian dari kita. Namun, komunikasi menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian dari kita yang ingin bersosialisasi dengan teman-teman tuli ataupun bisu. Maka hadirlah sebuah bahasa isyarat yang kini digunakan oleh masyarakat supaya mereka bisa saling berkomunikasi. Sebetulnya, bahasa isyarat sudah hadir sejak masa lampau namun seiring berjalannya waktu bahasa isyarat menjadi lebih bervariasi sehingga disesuaikan dengan setiap negara di dunia seperti ASL, SIBI/BISINDO, dll.

Tetapi, faktanya masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk belajar bahasa isyarat karena memiliki struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. Maka dari itu kami terdorong untuk membantu masyarakat supaya mereka bisa mempelajari bahasa isyarat dengan mudah. SaySign, merupakan inovasi kami yang berbasis AI. Makna dari “SaySign” adalah ajakan kami kepada masyarakat untuk ikut aktif menggunakan bahasa isyarat supaya mereka bisa bersosialisasi dengan teman-teman tuli maupun bisu di luar sana.

Dari segi bisnis, awalnya kami merasa ragu untuk memulai ide ini karena pada dasarnya inovasi aplikasi seperti ini masih terbilang baru di masyarakat. Jumlah kompetitor beserta pengguna untuk aplikasi ini pun masih terbilang sedikit Sehingga sangat wajar jika aplikasi seperti ini masih kurang menjanjikan dari beberapa aspek. Meskipun hal ini menjadi tantangan buat kami, tetapi kami tetap berkeinginan untuk meluncurkan aplikasi ini dengan berbagai fitur menarik kedepannya sehingga masyarakat tidak akan merasa bosan saat mempelajari bahasa isyarat melainkan bersemangat untuk mempelajari dan mengajak kepada sesama untuk menggunakan aplikasi ini.

Dengan begitu, kami berharap semakin banyak masyarakat yang sadar akan keberadaan teman-teman tuli maupun bisu di sekitar mereka karena mereka sama seperti kita. Maka dari itu kami tutup dengan sebuah kutipan “Language is not just spoken, it’s felt. And our connection transcends words.”

Kunjungi media sosial kami di instagram – @saysign.id

D5818 – Irene Teresa Rebecca Hutabarat

Tim SaySign:
Irfan Hera Nurrohman – 2602187600
Muhammad Risya Maulana – 2602188055
Risang Faiz Muhammad – 2602190684
Theodore Vernon Luciano Alexander Foeh – 2602186655