Chroma Chronicles: How Four College Students Came Up With A Budget-Friendly Fashion Consultation Business
Anggota Kelompok – Chroma:
Natasa Navalea Kendra – 2602190204
Elsjana Priscilla Harris – 2602192342
Lara Zafira Rifta – 2602190015
Marvela Glenda May – 2602162384
Dosen Kelas : Irene Teresa Rebecca Hutabarat, S.Mb., M.M.
Apa Itu Chroma?

Chroma merupakan jasa yang bergerak pada bidang Fashion yang dimana jasa ini membantu mahasiswa untuk menentukan pakaian mereka atau sebutannya fashion consultant untuk sehari hari atau hanya sekedar datang ke kampus, jasa kami bergerak untuk membantu mereka yang kebingungan dalam mencari baju atau outfit agar tidak menggunakan pakaian yang itu itu aja. Chroma berasal dari kata Chromatic yang memiliki arti banyak spektrum warna, kami mengambil nama ini karena kami berpikir bahwa fashion merupakan spektrum warna yang sangat bervariatif dan setiap orang pastinya berbeda namun di akhir hari fashion dapat menjadi statement yang besar bagi orang – orang yang tidak dapat mengucapkan statement tersebut.
Awal kita membuat ini karena kita sering menemukan beberapa kerabat atau teman kita yang kesusahan dalam menentukan outfit bahkan hanya menggunakan outfit yang sama setiap minggunya dan pastinya orang akan mengetahui pattern tersebut atau worstcasenya mereka akan mendapatkan omongan yang tidak baik atau berkonotasi negatif. Jadi dengan adanya jasa ini, dapat membantu teman – teman dan orang yang ingin merubah style mereka setiap harinya.
Setelah ide tersebut ditemukan, Kami membahas kepada dosen kami tetapi tidak disetujui karena mmenurut dosen, jasa ini tidak membuat kami untuk dan kami pun brainstorming hal apa yang dapat kami jual dan mendapatkan untung yang besar. Setelah kami brainstroming hasil tersebut kami berdiskusi dengan dosen. Setelah kami berdiskusi, Ibu Irene setuju dengan jasa kami dan memperbaiki beberapa yang kurang di dalam jasa kami. Pada proses pengembangan produk kami, kami mendapatkan banyak masukan dari para dosen – dosen dan para expert setiap kami presentasi. Ada beberapa yang kami gunakan dalam saran tersebut seperti lebih percantik lagi website kami dan bagaimana membuat para customers mengerti dengan produk jasa kami. Sebuah kehormatan bagi kami mendapatkan banyak masukan dari para expert agar bisnis kami dapat berkembang. Walaupun kami mendapatkan kendala diawal tetapi seluruh kendala dapat kami atasi.
Awal dari kami membuatnya pasti kita fokuskan kepada ide dan apa yang akan kita mulai pada awal. Kami pun memfokuskan diri kepada membuat website terlebih dahulu. Kami membuat website gratis dan membuat semuanya sendiri, ketika kami mempresentasikan produk kami, expert tidak terlalu suka karena menurut dia ini masih kurang banyak hal yang belum diperlihatkan seperti perkenalan produk dan lain lain. Kami pun memperbaiki semua masukan dari expert dan juga dosen. Kami pun memberikan test yang dimana kami mengajak beberapa kenalan kita untuk mencoba jasa kami yang diberi nama sebagai “Feedback Customer” tanggapan yang kami dapat di dominasi dengan kata – kata yang baik dan para customers kami pun sangat senang atas jasa yang kami berikan, menurut kami itu adalah hal yang kita butuhin untuk keberlangsungan produk kami. Setelah kami mendapatkan Feedback dari Customers kami pun lebih berani dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan jasa kami ini dan dibantu oleh para dosen dan expert untuk keberlangsungannya.
Setelah kita sudah fix dalam jasa kami, kami diberikan saran oleh dosen kami untuk meng hire anak mahasiswa lain sebagai anak magang yang dimana anak magang tersebut memiliki kapasitas fashion yang oke dan bisa menjadi salah satu tim kami seperti marketing, consultant atau developer. Kami pun membuka peluang bagi para mahasiswa yang ingin magang ditempat kami untuk mendapatkan pengalaman bekerja dalam bidang fashion. Akhirnya, Dosen kami mulai membicarakan mengenai Binus Festival yang akan diselenggarakan dari tanggal 13 – 14 Mei 2024.

Pada saat Binus Festival diberitahu akan dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2024, kami mulai mempersiapkan hal – hal yang dibutuhkan seperti dekorasi, freebies dan mental kami karena binus Festival di datangi tidak hanya oleh binusian tetapi juga para staff, juri dan dosen. Ketika kami membuat dekorasi dan freebies sangat menguras mental dan tenaga kami, karena kami diharuskan brainstorming untuk mendekorasi dan juga freebies yang akan kita berikan nanti. Disini kami bukan hanya menjadi pembisnis tetapi juga menjadi mahasiswa, tidak terlalu banyak kami beristirahat untuk melakukan ini sembari kita berjualan tetapi banyak tugas yang mengantri untuk kami mengerjakan hal tersebut. Jadi proses Binus Festival sangat memakan waktu, tenaga dan mental kami.
Tetapi semua itu akan hilang ketika hari Binus Festival pun tiba, Di hari saat kami melakukan bazaar, kami senang melakukan dekorasi dan beberapa hal yang sudah kami persiapkan. Mungkin awalnya kita terasa sangat capek karena kurang tidur, mental belom stabil dan harus mendekor pada saat itu juga. Sempat terjadi kendala yaitu kami kekurangan bahan dekor karena kami lupa akan hal tersebut, alhasil kita meminta bantuan anak magang untuk membeli dekorasi tambahan di dekat kampus kita dan anak magang tersebut sangat membantu kita pada hari itu. Ia yang bernama Kasih Dian Anggraini.

Selama acara terjadi, Lara dan Dian promosi ke lantai dasar hingga lantai empat, sedangkan Cilla, Vela dan Lea stay di booth Cilla dan Vela sebagai Consultant lalu Lea sebagai Dokumentasi. Kami sangat bahagia ketika banyaknya orang yang antusias dan berkonsultasi ke kami dan mereka pun juga senang mendapatkan freebies dari kita. Sistem kami dalam freebies adalah 15 orang pertama yang berkonsultasi akan mendapatkan gelang, stiker dan beberapa snack tetapi untuk orang yang hanya mengisi google form tetap mendapatkan freebies tetapi tidak mendapatkan gelang. Setelah Binus Festival selesai, kami merasa sangat kelelahan karena harus merapihkan semua barang – barang yang telah kami bawa tapi rasa lelah itu terbayar karena mendapatkan feedback yang baik dari kostumer kami.
Di awal memang kami merasa sangat terbebani dimana ide – ide jualan kami sering ditolak, tetapi kami juga belajar banyak menjadi pembisnis tidak semudah kami bayangkan yang dimana kita perlu mencari permasalahan yang realistis, hal yang sangat – sangat dibutuhkan dan cost yang harus kita keluarkan atau income yang harus kita dapatkan. Setelah tiga semester kami merasakan menjadi pembisnis dan produk yang berbeda – beda selama tiga semester ini membuat kami merasa bahwa setiap produk yang kami kembangkan ada makna dan ada pelajaran disetiap itu. Di semester awal mungkin kita boleh merasa sedih atas penolakan itu tetapi pada akhirnya kita akan memahami dan mengerti bahwa dosen ingin kami memberikan yang terbaik. Terima kasih kepada bapak Tri Setio Utomo Suharto, bapak Yogie Ajie Pratama, dan Ibu Irene Teresa Rebecca Hutabarat yang telah berjasa dan telah membimbing kami dalam Mata Kuliah Entrepreneurship dari Ideation hingga market validation tanpa bimbinganmu kami tidak akan bisa mengembangkan bisnis kami ini.
Comments :