Kelompok kami memulai perjalanan market validation dengan tahap brainstorming untuk menentukan ide bisnis yang akan kami jalankan. Awalnya, kami sempat berencana untuk membuat sebuah bisnis berbasis aplikasi website. Namun, setelah melalui berbagai diskusi mendalam dan mempertimbangkan berbagai faktor seperti sumber daya, waktu, dan potensi pasar, kami memutuskan untuk beralih ke bidang kuliner dengan konsep yang lebih sederhana namun tetap menjanjikan. Maka lahirlah ide bisnis **“Perang! Pesta Rasa Nagih”**, sebuah usaha makanan cepat saji yang mengusung konsep lebih sehat dan dapat dikustomisasi oleh konsumen.

Produk kami terdiri dari empat jenis menu utama, di mana setiap menu memungkinkan pelanggan untuk memilih sendiri jenis karbohidrat, protein, serat, dan saus yang diinginkan. Untuk karbohidrat, kami menyediakan dua pilihan: makaroni dan kentang goreng. Untuk sumber protein, ada ayam dan daging sapi. Serat diperoleh dari tiga pilihan sayuran: jagung, selada, dan kol. Kami juga menyediakan lima jenis saus berbeda serta tortilla chips sebagai pelengkap. Seluruh komponen ini, jika disatukan, menghasilkan fusion food bowl yang tidak hanya lezat dan mengenyangkan, tetapi juga bergizi seimbang dan memuaskan secara visual.

Pada tahap awal, ide bisnis kami mendapat respons positif dari para dosen dan expert reviewer dalam presentasi awal. Dukungan tersebut memberi kami semangat untuk melanjutkan ke tahap produksi. Kami pun mulai melakukan uji coba resep, dengan memasak seluruh variasi menu yang kami rencanakan untuk dijual. Uji coba ini penting untuk memastikan cita rasa, porsi, dan kualitas bahan. Di saat yang sama, kami juga melakukan pemotretan produk untuk digunakan dalam materi promosi.

Selain fokus pada produk, kami juga melakukan kalkulasi mendalam terhadap biaya produksi berdasarkan hasil uji coba tersebut. Kami mencoba menyeimbangkan antara efisiensi finansial dan kualitas produk agar dapat memberikan harga yang kompetitif tanpa mengorbankan rasa dan kepuasan pelanggan. Tidak hanya itu, kami juga menyiapkan desain-desain visual seperti kemasan makanan dan poster promosi yang menarik dan selaras dengan brand identity kami.

Setelah semua persiapan matang, kami membeli bahan baku dan melakukan food preparation satu hari sebelum acara Binus Festival. Proses ini dilanjutkan pada pagi hari saat acara untuk memastikan kesegaran makanan yang akan kami jual. Kami mendapatkan jadwal booth pada sesi 2, yaitu pukul 12 siang—sebuah waktu strategis karena bertepatan dengan jam makan siang. Hal ini memberikan keuntungan tambahan, karena produk kami memang dirancang sebagai makanan berat yang cocok dikonsumsi pada waktu tersebut. Hasilnya cukup menggembirakan: kami berhasil menjual lebih dari 60 porsi dan memperoleh pendapatan hampir 2,5 juta rupiah.

Tidak berhenti di situ, kami melanjutkan proses validasi pasar dengan mengikuti satu kali exhibition tambahan di luar lingkungan Binus. Booth kami dibuka di area depan salah satu komplek perumahan di Tangerang Selatan, tempat yang dikenal ramai oleh pengunjung terutama saat sore hari. Lokasi ini strategis karena menjadi pusat kuliner kaki lima yang cukup populer. Dalam exhibition kedua ini, kami kembali meraih hasil positif dengan menjual lebih dari 25 porsi dan meraih pendapatan hampir 1 juta rupiah.

Refleksi Kelompok

Melalui journey market validation ini, kami banyak belajar mengenai pentingnya pemahaman terhadap target pasar dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan. Salah satu pelajaran terpenting adalah bahwa ide awal, sebaik apapun, tidak selalu menjadi pilihan terbaik dalam konteks implementasi nyata. Kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah arah dengan cepat adalah hal yang sangat krusial dalam proses pengembangan bisnis.

Selain itu, pengalaman langsung menjual produk ke konsumen memberikan wawasan nyata tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan dan disukai oleh pelanggan. Feedback langsung dari pembeli menjadi bahan refleksi yang sangat berharga bagi pengembangan produk di masa depan. Kami juga belajar bahwa visual dan branding memiliki pengaruh besar terhadap daya tarik konsumen, bukan hanya rasa makanan itu sendiri.

Terakhir, kerja sama tim menjadi fondasi penting dari keberhasilan proyek ini. Setiap anggota kelompok memiliki kontribusi yang signifikan, baik dalam hal ide, eksekusi, maupun penyelesaian masalah di lapangan. Melalui pengalaman ini, kami semakin memahami bahwa membangun sebuah bisnis bukan hanya soal produk, tetapi juga tentang kolaborasi, ketekunan, dan kemampuan membaca peluang.

 

Nama Anggota:
Nicholas Louis – 2702327375
Khairatul Balqis – 2602084735
Risma Anggun Kurnia – 2702313804
Muhammad Rafi Suryaramadhan – 2702322084
Adinda Ariel Azzahra – 2702375992

Lecturer: Dr. Glory Aguzman S.Sos., M.M., CDMS, CCP
Link Video: https://drive.google.com/drive/folders/1oMLxU5j9zivxEx9huNoWxPTRAyC0a4HS?usp=sharing