Melangkah Bersama Harbie: Perjuangan dan Inovasi dalam Membangun Bisnis Dango
Christin Jolin, Flavinia Sukandar, Jesse Thomson Lalamentik, Natasha Dwinanda Putri, Paulina Aman Resmi
dibimbing oleh: Irene Teresa Rebecca Hutabarat, S.Mb., M.M.
Memasuki semester dua, kami mendapat mata kuliah Entrepreneurship, dengan semangat yang tinggi dan harapan besar untuk belajar bagaimana cara membuka bisnis baru dan tidak pasaran. Saat membangun bisnis, kami mendapatkan kesulitan dan tantangan yang cukup rumit. Kami diuji dengan berbagai kesulitan yang membutuhkan kreativitas, ketekunan dan kerja keras untuk diatasi.
Salah satu tahapan yang paling menantang ketika proses menentukan ide bisnis yang cocok. Setiap anggota kelompok memiliki pandangan dan minat yang berbeda, yang membuat sulit untuk disatukan. Untuk mengatasi masalah, kami mengambil pendekatan brainstorming. Dengan panduan dari dosen kami, yaitu Miss Irene, kami memfokuskan perhatian pada masalah yang ingin kami selesaikan. Kami melakukan riset pasar yang mendalam sampai mempertimbangkan trend yang sedang berkembang. Proses ini tidak hanya membantu kami mempersempit pilihan ide tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana produk kami dapat memberikan nilai tambah yang signifikan di pasar yang bersaing ketat. Setelah beberapa ide bisnis yang kami diskusikan, akhirnya ada satu ide bisnis yang diterima oleh Miss Irene. Kami akan memulai bisnis di bidang food and beverage yaitu Dango. Dango merupakan makanan tradisional yang berasal dari Jepang. Kami memilih Dango sebagai ide bisnis bukan hanya sekedar asal memilih, tetapi kami melakukan riset di berbagai media sosial dan menemukan bahwa Indonesia masih jarang ada yang menjual Dango sebagai dessert. Tidak hanya itu, kami juga harus membuat inovasi baru supaya dango kami dapat sesuai dengan selera orang Indonesia. Kami juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide bisnis, dan kami menyadari bahwa belum mempunyai pengetahuan dan informasi apapun mengenai bagaimana caranya membangun bisnis dari dasar.
Langkah pertama adalah memahami siapa yang akan menjadi pelanggan potensial kami. Kami melakukan survei dan wawancara untuk mendapatkan wawasan tentang kebutuhan, keinginan, dan masalah yang dihadapi oleh calon customer kami. Setelah memahami pelanggan, kami mulai menentukan mengapa produk kami harus unik dan bernilai untuk calon customer. Hal tersebut tidak hanya melibatkan penampilan dari produk dango kami atau service yang kami berikan, tetapi juga bagaimana cara kami memberikan solusi yang lebih baik daripada pesaing kami. Dengan hal ini, kami tidak hanya mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan calon pembeli kami, namun juga mengupayakan agar bisnis kami dapat menjadi pilihan bagi penikmat makanan manis. Berbagai pendapat dan masukkan dari anggota kelompok membantu kami untuk melihat inovasi yang menarik dari berbagai sudut pandang. Sehingga kami dapat menentukan untuk membuat dango berbahan dasar Ubi yang dimana menjadi ciri khas dari produk kami. Sehingga produk yang kami hasilkan dapat memenuhi standar yang ditetapkan dan juga memiliki daya tarik yang kuat sehingga menarik perhatian pelanggan.
Hari dimana kami dinilai oleh kedua dosen expert-pun tiba. Kami menyiapkan produk yang telah kami buat dan menampilkannya kepada kedua dosen expert kami. Kedua dosen kami aktif memberikan kritik serta saran terhadap Dango kami agar semakin berkembang kedepannya. Kritik yang diberikan adalah rasa coklat di dalam Dangonya kurang terasa, akan lebih baik jika kami menambahkan coklat lebih banyak. Lalu, adonan Dango yang kami buat ternyata tidak terlalu manis sehingga dosen memberikan saran bahwa lebih baik jika kami menambahkan gula. Kami percaya kritik serta saran yang diberikan dapat membangkitkan semangat kami untuk membuat Dango yang lebih nikmat dari pada sebelumnya.
Salah satu aspek yang paling memotivasi dari pengalaman ini adalah kemampuan untuk belajar satu sama lain dan tumbuh sebagai tim. Dengan kolaborasi sesama anggota menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif dan solusi yang lebih komprehensif. Kami belajar untuk menghargai berbagai perspektif dan mengintegrasikan berbagai keahlian untuk mencapai tujuan bersama. Dengan ini, dapat kami simpulkan bahwa mata kuliah Entrepreneurship bukan hanya sekedar hanya menciptakan produk baru, tetapi juga tentang menemukan solusi inovatif untuk masalah yang nyata. Kami belajar bahwa perjalanan dari ide hingga prototipe melibatkan lebih dari sekadar kreativitas. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis kami tetapi juga memupuk semangat kewirausahaan dan ketahanan dalam menghadapi ketidakpastian di dunia bisnis yang nyata.
Published at :