Supply Chain Management
oleh : Lorio Purnomo S.T., M.Kom
Supply chain merupakan akitivitas yang menghubungkan perusahaan dengan
pemasoknya untuk memproduksi dan mendistribusikan produk kepada pelanggan. Supply
chain juga dapat diartikan sebagai distribusi aliran produk yang mencakup semua proses
mengubah bahan mentah menjadi produk akhir. Supply chain membentuk sebuah jaringan
yang saling berhubungan dalam operasional perusahaan berupa sumber daya manusia
(SDM) mulai dari raw material hingga menghasilkan produk jadi dan didistribusikan kepada
pelanggan. Supply chain terdiri entitas–entitas yang menjadi penyusun dari proses yang ada
pada suatu bisnis, yaitu supplier, manufaktur, distributor, retail outlet, dan pelanggan.
• Supplier atau pemasok merupakan entitas yang menyediakan raw material atau
bahan pertama dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, dan suku cadang untuk
membuat produk.
• Manufaktur merupakan entitas yang memiliki peran untuk menghasilkan produk dari
raw material hingga produk jadi.
• Distributor merupakan entitas yang memiliki peran untuk mendistribusikan produk
jadi dari tempat manufaktur ke retailer ataupun langsung ke pelanggan.
• Retailer outlet merupakan entitas yang mempunyai gudang untuk menimbun produk
sebelum disalurkan ke pihak pengecer.
• Pelanggan merupakan entitas yang menjadi target dalam bisnis.
Dengan kata lain, Supply chain bisa juga di artikan sebuah metode sistem pemasokan
yang menyeluruh dari produksi sampai dengan ke konsumen. Contohnya seperti produk
sirup yang rantai awal produksi berasal dari petani tebu kemudian ke pabrik, pengolahan
(untuk menjadi produk siap konsumsi), pembotolan (packaging), distributor (distribusi
produk secara meluas), retailer (untuk dijual secara komersil) dan kemudian ke konsumen.
Pengelolaan supply chain yang optimal dapat menjadi keunggulan bagi perusahaan karena
minimnya pengeluaran biaya untuk mengelola secara keseluruhan sebuah produk hal ini.
Selain strategi sales, Supply chain juga sangat perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan
profit sebuah perusahaan.
Karena selain meningkatkan pendapatan, focus terhadap pengendalian produksi
barang juga perlu dipertimbangkan terlebih biaya pada supply chain memakan biaya yang
besar. Pengendalian Supply chain yang baik dapat menekan biaya operasional sehingga
perusahaan memiliki profit lebih, dibanding dengan strategi sales (Dengan asumsi sistem
supply chain yang belum optimal) yang menekan penjualan tanpa mengoptimalisasi supply
chain.
Supply chain yang baik dapat diterapkan melalui 6 strategi yaitu pertama, menerapkan
sumber supplier yang beragam untuk menentukan harga termurah; kedua, menerapkan
supplier yang terseleksi untuk menerapkan kualitas produk yang konstan; ketiga, integrase
vertical dengan menintegrasikan supplier dan perusahaan produksi dari satu sumber grup
perusahaan; keempat, penggabungan perusahaan (joint venture) sehingga perusahan
memiliki power dan koneksi yang lebih kuat tidak hanya pada supply chain tetapi juga pada
penjualannya; kelima, Keiretsu networks dilakukan dengan cara membentuk koalisi untuk
menentukan supplier yang lebih sedikit sekaligus mengintegrasikan supplier dan
perusahaan; keenam, virtual companies dengan mempertemukan antara perusahaan dan
supplier sesuai dengan produk yang diinginkan, hal ini dilakukan melalui media digital
sehingga tidak perlu biaya yang terlalu besar dan lebih fleksibel
Published at :